Mulai dari mana (?)

Salah sudut sudut terfavorit, tempat mentoring sambil nungguin sun set :') Kini sedang dibangun menjadi Rumah Qur'an, mohon doa terbaiknya agar bermanfaat untuk ummat dan menghasilkan hafidz hafidzoh yang mutqin dan mutaqqin :')


 

Mulai dari mana?

Oke. Bismillaah. Mulai dari sini. Aku mau curhat dulu.

Setelah sekian abad nggak nulis, akhirnya diri ini memberanikan diri membuka microsoft word yang mulai berdebu. Berdebu dari hal perihal menulis maksudnya, karena selama ini ia dipakai untuk urusan yang lain. Bikin soal lahap soal fisika misalnya, eaaaa.

Okey, berawal dari tantangan dari salah dua sobat sambat yang tiba-tiba hadir di hadapanku enam bulan terakhir ini (ngga nyangka ya gaes, kita udah saling sambat selama enam bulan, terharu nggak sih). Iya, kami bertiga adalah tiga orang bocil yang mencoba dan terus mencoba menjadi dewasa karena di tempat kami yang baru ini, orang-orang memanggil kami dengan panggilan “Bu”. Sebuah panggilan yang sebenernya canggung pangkat seribu buat aku yang ngerasa masih kecil dan akan terus selamanya kecil ini. Sebuah panggilan yang ‘kagol’ kugunakan di depan anak-anak, yang kadang aku keceplosan manggil diri ini ‘mbak’ ke mereka karena ngerasa usianya ga jauh beda. Panggilan yang lalu saking kakunya bikin anak-anak di kelas pertama yang aku masuki dengan kompaknya nyanyi.

“Baik, Ibu akan menjelaskan....” belum selesai kalimatku itu, ada salah seorang yang menyahut dengan lagu terkenal yang always bikin mewek, lalu diikutin temen-temen sekelasnya .-.

“Kaulah Ibuku...”

Oke. Pertemuan pertama dengan anak-anak sebanyak itu, sukses membuatku sok tegar padahal pen menjerit saking groginya. Haha, oke lupakan.

Sebelumnya, aku mau memperkenalkan dua sobat sambatku itu. Sobat sambat adalah panggilan sayang, yang sebenernya kita ada untuk saling menyemangati sebagai sesama guru baru di tempat ini. Sambat kami insyaAlloh bukan sambat ngeluh kok, but sambat bahagia; yang setelah sambat itu kita jadi bahagia luar biasa dan bisa saling evaluasi. Haha. Singkat cerita, demi merayakan kebaruan kami menjadi guru, dan memang ini adalah momen pertama kami menjadi the real teacher yang rutin tiap hari ngajar murid di sekolah; dua sobatku ini mengusulkan untuk membuat sebuah project kebaikan. 

Project yang sebenernya sederhana namun ternyata eksekusinya masyaAllah luar biasa beratnya. Kami hanya perlu menuliskan pengalaman mengajar dan menyetorkannya ke grup tiap hari rabu.

Namanya manusia yha, tempat salah dan lupa. Tempat mager dan leha-leha. Maka atas nama kesibukan luar biasa (kambing item ini mah namanya), mulai grup itu terbentuk agustus lalu hingga detik ini; belum ada satu postingan pun di grup itu! Haha, aku maksudnya. Dua sobatku itu sudah nulis lebih dulu dong, di media mereka masing-masing. Sementara aku? Masih nyaman dengan cukup nulis di status WA atau kepsyen IG doang. Hihi gapapa lah ya. Alhamdulillah masih ada kata-kata yang tersimpan. Ehehe emang pinter ngeles guru baru satu ini.

Padahal di awal dulu juga udah menggebu buat tak melewatkan satu kisah pun, kisah-kisah berharga bersama mereka, murid-murid pertama yang mau-maunya jadi percobaan guru barunya :” Dan emang bener sih, banyaaaaak banget hal inspiratif dan nyenengin selama melewati hari-hari bareng mereka. Sayangnya, ngga terdokumentasikan dengan baik karena aku nggak menuliskannya. Oke nak, masih ada waktu ya buat kita bikin kisah sama-sama :)

Oke, gitu dulu pembukaannya. Nantikan kisah-kisah seru bareng mereka. Semoga bermanfaat dan pembaca sekalian bisa menikmati mengambil ibrohnya (yakali kalo ada yang baca, barangkaliiii kan. Barangkali kaya batu, pasir, eh.. udah udah)

Assalamu’alaykum, salam sayang dariku, Mbak Guru :)
Pacitan, 18 Desember 2019 / selesai ditulis pukul 23.03 WIB / saat hari raya kepulangan :)

With Sarah Cu. Gapunya foto bertiga kita rupanya. Ini udah tambah #sobatsambat yang baru :)
Salah satu nikmat terbesar di tempat ini adalah : ukhuwah di matbah, bersama pembina tercinta. Eaaaa.


Komentar