Temand2...
Aku nge-net,,
Truzz, aku nemuin ni artikel...
Bagus beud...
Bisa buat muhasabah... ^_^
Lets Check this out...
Bisa Jadi Kamu Membenci Sesuatu namun Itu Baik Buatmu
posted in Untaian Nasehat |
Oleh: Ibnu Qayyim Al Jauziah
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Dalam ayat ini ada beberapa hikmah dan rahasia serta maslahat untuk seorang hamba. Karena sesungguhnya jika seorang hamba tahu bahwa sesuatu yang dibenci itu terkadang membawa sesuatu yang disukai, sebagaimana yang disukai terkadang membawa sesuatu yang dibenci, iapun tidak akan merasa aman untuk tertimpa sesuatu yang mencelakakan menyertai sesuatu yang menyenangkan. Dan iapun tidak akan putus asa untuk mendapatkan sesuatu yang menyenangkan menyertai sesuatu yang mencelakakan. Ia tidak tahu akibat suatu perkara, karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui sesuatu yang tidak diketahui oleh hamba. Dan ini menumbuhkan pada diri hamba beberapa hal:
1. Bahwa tidak ada yang lebih bermanfaat bagi hamba daripada melakukan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, walaupun di awalnya terasa berat. Karena seluruh akibatnya adalah kebaikan dan menyenangkan, serta kenikmatan-kenikmatan dan kebahagiaan. Walaupun jiwanya benci, akan tetapi hal itu akan lebih baik dan bermanfaat. Demikian pula, tidak ada yang lebih mencelakakan dia daripada melakukan larangan, walaupun jiwanya cenderung dan condong kepadanya. Karena semua akibatnya adalah penderitaan, kesedihan, kejelekan, dan berbagai musibah.
Ciri khas orang yang berakal sehat, ia akan bersabar dengan penderitaan sesaat, yang akan berbuah kenikmatan yang besar dan kebaikan yang banyak. Dan ia akan menahan diri dari kenikmatan sesaat yang mengakibatkan kepedihan yang besar dan penderitaan yang berlarut-larut.
Adapun pandangan orang yang bodoh itu (dangkal), sehingga ia tidak akan melampaui permukaan dan tidak akan sampai kepada ujung akibatnya. Sementara orang yang berakal lagi cerdas akan senantiasa melihat kepada puncak akibat sesuatu yang berada di balik tirai permukaannya. Iapun akan melihat apa yang di balik tirai tersebut berupa akibat-akibat yang baik ataupun yang jelek. Sehingga ia memandang suatu larangan itu bagai makanan lezat yang telah tercampur dengan racun yang mematikan. Setiap kali kelezatannya menggodanya untuk memakannya, maka racunnya menghalanginya (untuk memakannya). Ia juga memandang perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala bagai obat yang pahit rasanya, namun mengantarkan kepada kesembuhan dan kesehatan. Maka, setiap kali kebenciannya terhadap rasa (pahit)nya menghalanginya untuk mengonsumsinya, manfaatnyapun akan memerintahkannya untuk mengonsumsinya.
Akan tetapi, itu semua memerlukan ilmu yang lebih, yang dengannya ia akan mengetahui akibat dari sesuatu. Juga memerlukan kesabaran yang kuat, yang mengokohkan dirinya untuk memikul beban perjalanannya, demi mendapatkan apa yang dia harapkan di pengujung jalan. Kalau ia kehilangan ilmu yang yakin dan kesabaran maka ia akan terhambat dari memperolehnya. Tetapi bila ilmu yakinnya dan kesabarannya kuat, maka ringan baginya segala beban yang ia pikul dalam rangka memperoleh kebaikan yang langgeng dan kenikmatan yang abadi.
2. Di antara rahasia ayat ini bahwa ayat ini menghendaki seorang hamba untuk menyerahkan urusan kepada Dzat yang mengetahui akibat segala perkara serta ridha dengan apa yang Ia pilihkan dan takdirkan untuknya, karena dia mengharapkan dari-Nya akibat-akibat yang baik.
3. Bahwa seorang hamba tidak boleh memiliki suatu pandangan yang mendahului keputusan Allah Subhanahu wa Ta’ala, atau memilih sesuatu yang tidak Allah Subhanahu wa Ta’ala pilih serta memohon-Nya sesuatu yang ia tidak mengetahuinya. Karena barangkali di situlah kecelakaan dan kebinasaannya, sementara ia tidak mengetahuinya. Sehingga janganlah ia memilih sesuatu mendahului pilihan-Nya. Bahkan semestinya ia memohon kepada-Nya pilihan-Nya yang baik untuk dirinya serta memohon-Nya agar menjadikan dirinya ridha dengan pilihan-Nya. Karena tidak ada yang lebih bermanfaat untuknya daripada hal ini.
4. Bahwa bila seorang hamba menyerahkan urusan kepada Rabbnya serta ridha dengan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala pilihkan untuk dirinya, Allah Subhanahu wa Ta’ala pun akan mengirimkan bantuan-Nya kepadanya untuk melakukan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala pilihkan, berupa kekuatan dan tekad serta kesabaran. Juga, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan palingkan darinya segala yang memalingkannya darinya, di mana hal itu menjadi penghalang pilihan hamba tersebut untuk dirinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala pun akan memperlihatkan kepadanya akibat-akibat baik pilihan-Nya untuk dirinya, yang ia tidak akan mampu mencapainya walaupun sebagian dari apa yang dia lihat pada pilihannya untuk dirinya.
5. Di antara hikmah ayat ini, bahwa ayat ini membuat lega hamba dari berbagai pikiran yang meletihkan pada berbagai macam pilihan. Juga melegakan kalbunya dari perhitungan-perhitungan dan rencana-rencananya, yang ia terus-menerus naik turun pada tebing-tebingnya. Namun demikian, iapun tidak mampu keluar atau lepas dari apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah taqdirkan. Seandainya ia ridha dengan pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala maka takdir akan menghampirinya dalam keadaan ia terpuji dan tersyukuri serta terkasihi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bila tidak, maka taqdir tetap akan berjalan padanya dalam keadaan ia tercela dan tidak mendapatkan kasih sayang-Nya karena ia bersama pilihannya sendiri. Dan ketika seorang hamba tepat dalam menyerahkan urusan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ridhanya kepada-Nya, ia akan diapit oleh kelembutan-Nya dan kasih sayang-Nya dalam menjalani taqdir ini. Sehingga ia berada di antara kelembutan-Nya dan kasih sayang-Nya. Kasih sayang-Nya melindunginya dari apa yang ia khawatirkan, dan kelembutan-Nya membuatnya merasa ringan dalam menjalani taqdir-Nya.
Bila taqdir itu terlaksana pada seorang hamba, maka di antara sebab kuatnya tekanan taqdir itu pada dirinya adalah usahanya untuk menolaknya. Sehingga bila demikian, tiada yang lebih bermanfaat baginya daripada berserah diri dan melemparkan dirinya di hadapan taqdir dalam keadaan terkapar, seolah sebuah mayat. Dan sesungguhnya binatang buas itu tidak akan rela memakan mayat.
(Diterjemahkan oleh Al-Ustadz Qomar Sua’idi ZA, Lc dari buku Al-Fawa`id hal. 153-155)
Sumber: http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=622
Truzz...
Apakah ini terbaik untuk kita??
Pastinya YA
Karena Allah selalu memberikan yang terbaik buat hamba2 nya...
Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan (bagian 1)
Tulisan berikut ini merupakan kutipan dari VCD yang aku tonton dan tentunya membuatku kagum dengan apa yg dipaparkan oleh pembicaranya dimana agama yg kita cintai, Islam, mempunyai kitab suci yang merupakan kitab tanda yg paling sempurna yg pernah ada dipermukaan bumi.
Judul dari VCD ini adalah Debat Kristologi Terseru : Al Qur’an dan Injil dari Sudut Pandang Ilmu Pengetahuan (4 disk) dengan para pembicara Dr. Zakir Abdul Karim Naik (Presiden Yayasan Penelitian Islam di Bombay, India) dan Dr. William Campbel (pihak Kristen). Acara ini diselenggarakan oleh Persaudaraan Islam Amerika Utara, dihadiri oleh ratusan umat Islam dan Kristen. Untuk lengkapnya tentu aku sarankan kamu tonton sendiri VCDnya.
Namun, pada tulisan ini, aku hanya memaparkan hal-hal yg dipaparkan oleh Dr. Zakir Abdul Karim Naik pada VCD ini, mengenai Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan.
zakir-naik.jpgDr. Zakir Abdul Karim Naik adalah seorang dokter dengan pelatihan profesional, beliau juga terkenal sebagai orator Internasional yang dinamis tentang Islam dan perbandingan Agama. Beliau sudah biasa menjelaskan pandangan Islam berdasarkan Alqur’an, Al Hadist dan kitab-kitab agama lainnya dan juga menganut pada alasan logis dan kenyataan ilmiah. Beliau sangat termahsyur atas analisa kritisnya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan menantang yg dilontarkan oleh para hadirin pada setiap akhir ceramahnya. Beliau juga telah mengirimkan lebih dari 400 kuliah umum di seluruh dunia, biasa tampil di beberapa program tv satelit dan internasional dibeberapa negara dunia. Dan telah menulis buku tentang perbandingan islam dengan agama lainnya dan juga berperan dalam beberapa simposium dan berdialog dengan beberapa tokoh-tokoh termahsyur dengan kepercayaan yg berbeda-beda.
Al quran yg agung adalah sebuah kitab terakhir yg diturunkan kepada Nabi terakhir Nabi Muhammad SAW, buku apapun juga yg mengaku sebagai wahyu dari TYME harus teruji dalam waktu, sebelumnya dimasa lampau adalah masa keajaiban, Alhamdulillah, Al qur’an adalah keajaiban dari keajaiban, kemudian datanglah masa sastra dan puisi dan baik orang Islam maupun non Islam mengakui Al qur’an yg agung adalah karya sastra terbaik yg pernah ada dibumi, namun sekarang adalah masa ilmu pengetahun dan teknologi.
Mari kita analisa, apakah Al qur’an sesuai atau tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Albert Einstein mengatakan ilmu pengetahuan tanpa agama, pincang agama tanpa ilmu pengetahuan, buta. Al qur’an bukanlah I L M U P E N G E T A H U A N, Ia adalah buku tentang T A N D A, ia buku tentang ayat-ayat dan disana ada 6000 tanda, ayat dalam Al qur’an yg didalamnya lebih dari 1000 uraian tentang ilmu pengetahuan. Seiring dengan berjalannya waktu ilmu pengetahuan bersifat seperti belokan dan berbentuk seperti huruf U.
Dalam buku Dr. William Campbell (pembicara Kristen) yg menulis tentang jawaban buku Dr. Maurice Bukhail ( yg berjudul Al quran dan Injil berdasarkan Sejarah dan Ilmu pengetahuan dia mengatakan ada 2 macam pendekatan, pertama Concordist Approach (pendekatan kesesuaian) yg berarti seseorang mencoba mencari kesesuaian antara kitab suci dan ilmu pengetahuan, kedua dengan Conflict Approach (pendekatan konflik) dimana seseorang mencoba mempertentangkan antara kitab suci dan ilmu pengetahuan.
Namun sepanjang yg diperhatikan Al Qur’an, tidak peduli apakah seseorang menggunakan pendekatan konflik atau pendekatan kesesuaian sepanjang kita berpikiran logis dan setelah penjelasan logis diberikan, tak satu ayatpun dalam Al qur’an untuk dipertentangkan dengan ilmu pengetahuan modern.
Bidang Astronomi
astronomy1.jpg Sejauh yg dipahami Al qur’an dan Ilmu Pengetahuan Modern dalam Bidang Astronomi, para ilmuwan dan ahli astronomi pada awal-awal dekade, mereka menjelaskan bagaimana alam semesta terbentuk, mereka sebut ledakan besar dan mereka mengatakan awalnya ada satu nebula utama yang kemudian terpisah karena adanya ledakan besar yg menyebabkan terbentuknya galaksi, bintang, matahari dan bumi kita berpijak, yg dikenal dengan teori big bang. Informasi ini termaktub dalam kulit pada Al qur’an QS Al Anbiya :30, “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”, bayangkan informasi yg kita peroleh baru-baru ini , Al Qur’an menyebutkan 1400 tahun lalu.
Ketika kita duduk dibangku sekolah kita belajar bahwa matahari mengelilingi bumi, dia tidak bergerak, bumi dan bulan berputar dalam sumbunya, matahari tidak bergerak, sebuah ayat dalam Al qur’an mengatakan pada QS Al Anbiya 33 :
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.“
Alhamdulillah, sekarang ilmu pengetahuan modern membenarkan pernyataan Al qur’an, kata arab yg digunakan dalam Al qur’an adalah kata ‘yasbahun’ yg menggambarkan pergerakan dari tubuh yg bergerak, karena mengacu pada benda angkasa, maka itu berarti bergerak dan mengelilingi sumbu rotasinya, jadi Al qur’an mengatakan bahwa bulan dan matahari bergerak sekaligus berputar mengelilingi rotasinya, Sekarang kita tahu bahwa matahari membutuhkan waktu kira-kira 25 hari untuk menyelesaikan satu kali putaran.
Siklus Air/Penguapan
siklus-air.jpgAl Qur’an menjelaskan siklus Air dengan detail :
- QS. Ath Tariq 11 : ” Demi langit yang mengandung hujan”
- QS. Nur 43 :
“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.”
- QS. Rum 24 :
“ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.”
- QS. Rum 48 :
“Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.”
- QS. Az Zumar 21 :
“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.”
- QS. Al Mukminun 18 :
” Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.”
- QS. Al Hijr 22, QS. Al A’raaf 57, QS. Ar Ra’d 17, QS. Al Furqan 48-49, QS. Fatir 9, QS. Yasin 34, QS. Al Jathiyah 5, QS. Qaf 9 dan QS. Al Waqiah 68-70.
Geologi
geologi.jpgPara ahli Geologi memberitahu kita kalau radius bumi kira-kira 3750 mil dan lapisan yg lebih dalam adalah panas dan cair dan tidak mungkin ada kehidupan disana dan bagian permukaan bumi dimana kita sekarang hidup sangat tipis 1-30 mil dan kemungkinan besar lapisan permukaan bumi ini akan mengalami goncangan, ini disebabkan fenomena lipatan yg menaikkan deret pegunungan dan memberikan stabilitas bagi bumi, Al quran menyebutkannya dalam QS. An Naba’ 6-7 : “Bukankah kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan” (6) , ” dan gunung-gunung sebagai pasak” (7), Qur’an tidak menyatakan gunung-gunung menjulang tinggi seperti tiang.
Saat ini kita tahu, gunung memiliki akar-akar yg dalam, ini diketahui pada paruh kedua abad 19 dan bagian luar yg kita lihat pada gunung hanya representasi kecilnya saja, bagian yg tidak kelihatan mirip seperti tiang yg ditancapkan ketanah, yg kita lihat itu hanya puncaknya saja, yg lebih besar di dalam tanah, mirip seperti puncak gunung es, kita hanya bisa melihat bagian atas sebagian besarnya berada didalam air. Berikut pernyataan-pernyataan Al Qur’an tentang ini :
QS Al Ghasiyah 19 : “Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan”
QS An Naziat 32 :“dan gunung-gunung dipancangkannya dengan teguh”
QS. Al Anbiya 31 : “Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.”
QS. Lukman 10 : “Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.”
QS. An Nahl 15 :”Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,”
Entri ini ditulis oleh de-f10 dan dikirimkan oleh Agustus 18, 2007 at 2:49 am dan disimpan di bawah Keislaman. Tandai permalink. Telusuri setiap komentar di sini dengan RSS feed kiriman ini. Tulis komen atau tinggalkan trackback: URL Trackback.
Komentar
Posting Komentar
Bismillah..
Sahabat, mohon komentarnya ya..
-demi perbaikan ke depan-