Satu-satunya Penghuni Bumi

sumber : google



Ada banyak manusia di muka bumi. Namun kadang, saat amarah sedang menguasai, kita seakan merasa menjadi satu-satunya penghuni. Ingin dimengerti. Ingin diberi. Ingin menjadi yang paling harus dipahami. Seolah yang lainnya adalah malaikat, yang cara kerjanya adalah dengar dan taat. Seolah yang lainnya adalah patung, tak perlu dipedulikan apa yang mereka rasakan.

Padahal nyatanya, kita tak hidup sendiri. Setiap hari ada interaksi. Tak hanya perasaan kita yang menuntut minta dijaga; ada perasaan orang lain juga. Apa kita menyadari?

Seharusnya, seiring bertambahnya usia; kita harus semakin mengerti.

Bahwa diciptanya kita di muka bumi, bukan hanya untuk membebani. Sebaliknya, hadirnya kita digadang-kadang mampu mencipta harmoni.

Jangan mudah merajuk, yang lebih berat bebannya darimu lebih banyak.
Jangan mudah terpancing emosi, yang lebih diuji sabarnya darimu tak sedikit.
Sampai kapan mau diam seperti itu?  

Cepatlah mengerti.

Yogyakarta, 12 Februari 2019
Dari seorang kakak yang belum tahu bagaimana caranya menegur adiknya dengan baik.
Rizki Ageng Mardikawati

Komentar