Menumbuhkan Semangat (Thesis Diary #1)



Thesis Diary


Bagaimana cara menumbuhkan semangat?

Tentu saja dengan memulainya. Sama dengan skripsmui dulu. Bagaimana kau mencuri-curi waktu dan mengalahkan egomu. Meluangkan waktu. Denga kondisi sama: masih beramanah, bukan lantas kau jadi bisa berkilah. Jika kau belum memulainya hingga kini, itu salahmu, bukan?

Kau yang belum pandai mengkondisikan lelah, kau yang masih terlalu banyak berinteraksi dengan HP, kau yang masih banyak hahaha-hihihi. Kau yang masih tidak-enakan pada orang; kau yang kadang abai dengan hak dirimu sendiri. Kau yang nekat keluar rumah dalam kondisi belum benar-benar prima, seperti awal yang kau rencanakan. Dulu. Kau yang …

Iya, ini semua salahmu sendiri. Jangan sekalipun menyalahkan amanah apalagi dakwah: Kau telah memilihnya secara sadar. Sekarang tugasmu adalah kembali berdiri. Singkirkan kantuk, lawan rasa malasmu, latih dirimu untuk lebih berkonsentrasi.

Hei, bukankah banyak amal kebaikan yang bisa kau lakukan saat kau berhasil menyelesaikan suatu urusan? Menulis buku, berbirrul walidain, dan apapun passion yang sering kau ceritakan dulu.

September memang akan segera berakhir; dan bab 1,2,3 mu pun masih berantakan. Akan tetapi hei, bukankah tidak ada yang tidak mungkin bagi seorang yang percaya? Yang lalu dengan rasa percaya bahwa ada Allah yang Maha Mengabulkan do’a dan Melihat usaha hamba-Nya, ia takkan pernah patah meskipun ribuan goda mendera. Ia akan tetap tumbuh meskipun berbagai rintang menghadang.
Sebab iman, adalah sumber kekuatan.

Jadilah yang tegar itu. Jadilah yang tak patah itu. Jadilah yang terus tumbuh itu.

Bangkitlah, lalu buktikan. Sebab iman adalah keajaiban.

28 September 2017 | 12.29 | Perpus Pusat.

Komentar