(Tentang) Sikap

Yang sama-sama kita suka sedari dulu: Hu-jan ^^ (sumberfoto: pixabay)

"Aku bukan tak sabar, hanya tak ingin menanti. Karena berani memutuskan adalah juga kesabaran. Karena terkadang, penantian membuka pintu-pintu syaithan." -Salim A Fillah-

"Aku bukannya tak ingin bersegera. Karena terburu; terkadang membuat langkah meragu. Benarkah ini karenaNya? Benarkah ini tak sekedar menurut ingin semata? Aku sedang ingin bersabar. Semoga pilihanku ini benar."

Kepada Allah.
Ya, hanya kepadaNya lah memang sepatutnya kita sandarkan semua resah dan keputusan.
Jika bagiNya baik, itulah yang terbaik untuk kita.
Begitu sebaliknya.

Dan untukmu,
Terimakasih sudah memberikan keputusan.
Terimakasih sudah mau tegas.
Terimakasih atas keberaniannya; yang bahkan tak hanya sekali: dua kali.

Tapi maafkan aku,
Sungguh maafkan aku. Sekali lagi, bukan karena kamu bukan orang baik,
Atau bahkan bukan karena aku tak ingin bersegera.

Hanya saja, waktunya memang belum tepat.
Seperti asa yang kau sampaikan setahun lalu,
Itu manusiawi, namun kurang tepat menurutku.
Aku idealis, ya?

Aku tahu ini berat,
Berat untukmu. dan mungkin juga berat untukku.
Ah ya, terimakasih dan selamat.

InsyaAllah, kita sama-sama bahagia.
Semoga, jika Allah izinkan; kelak kita bisa bertetangga. Di syurgaNya.

Berjuanglah dengan caramu,
Semampumu.

Jangan lemah,
Bersemangatlah.
Orang baik sepertimu, akan dipertemukan dengan orang-orang baik juga.

Kata-kataku yang ini benar dan terbukti, kan?

Jika memang waktunya sudah tepat,
kan segera kuberi kabar bahagia.
Kali ini dariku,
Iya, dariku; bukan lagi yang lainnya.
Semoga kau turut berbahagia dan mendoakanku.

Terimakasih sudah bersabar sekian lama :)

Hujan, 1 Juli 2017

Sahabatmu, yang bahagia dengan apapun keputusanmu.
Dan aku, telah mengikhlaskanmu :)

Komentar