Kamu

momen paling mengharukan adalah; saat tadi mampir warung makan, aku melihat seorang ayah yang makan bersama anak lelakinya. Iya, berdua saja. Tampak si ayah memesankan makanan untuk anaknya; dengan porsi yang sama dengan dirinya. Lalu lahap makan; mencontohkan. Si anak lelaki tersenyum, tak kalah lahapnya menghabiskan makanan di depannya
.
Aku selalu terharu dengan momen seperti itu.

Ah tidak. Bukan itu yang akan kuceritakan di sini. Yang akan kuceritakan, adalah tentang harunya aku melihat kamu.

kamu?


Iya. Kamu.

Kamu yang dulunya aku panggil dengan "adik kecilku." Kini kamu bertransformasi begitu cepatnya. Kamu bahkan, mendewasa sebelum waktumu. Kau begitu cepat belajar.

Kemarin aku yang lari-lari. Sekarang aku melihatmu -menggantikanku- berlari-lari menyusuri setiap ruang itu. Dengan senyum penuh sungguh kau sambut aku, rengek manjamu kini berubah menjadi suara hangat. Ah, bagai dejavu.

Kamu; yang masih saja aku tak percaya sudah sebesar ini. Kamu, yang kemarin aku panggil dengan adik kecilku, kini sudah tumbuh menjadi sesosok yang tegas lagi bijak. Lembut namun penuh visi.
Itu kamu.

"Capek, Mbak..." yang sering kau lontarkan dulu, kini berubah menjadi kata beruntun yang menggetarkan hatiku.

"Semangat semangat.. kudu semangat. Nggak boleh capek, Ya Allah. Semangat semangat..."
Selamat menjadi kakak, adik-adikku.

Jangan khawatir; se-kakak- apapun kalian; kamu tetaplah adik kecilku.

Adik kecilku yang lucu.

Usai melihat bintang di langit Piyungan, 1 September 2016.
Yang mencintaimu,
kakakmu, mewakili kakak-kakakmu yang lain.


Selamat satelit, Haska Jmf...

"Selama ada Allah di hati kita, semuanya akan baik-baik saja. Jangan khawatir..."
-untukmu, semua pejuang biru. Maaf tak menyebut satu-satu, Hanya tag-tagan acak...-

Komentar