Apa Kabar Mereka; Apa Kabar?

model : mamat, salah satu bocah di dusun ngelosari yang suka deket-deket aku selama kkn kemarin :3

Apakabar malam-malam -yang katanya- akan kau hidupkan dengan sujud-sujud panjang?
Apakabar lembaran-lebaran -yang katanya- akan kau isi dengan tulisan kebaikan?
Apakabar mushaf bunga-bunga -yang katanya- akan kau peluk dan dekap lebih lama dalam lantunan-lantunan?
Apakabar buku-buku -yang katanya- akan kau tuntaskan dalam pengembaraan satu bulan?

Apa kabar mereka; apa kabar?
Apakabar mereka, apakabar?

Apakabar saudara-saudaramu -yang katanya- akan lebih kau perhatikan?
Apakabar sejumlah perbaikan -yang katanya- akan kau biasakan?
Apakabar bertumpuk kebiasaan tak baik -yang katanya- akan segera kau tinggalkan?
Apakabar amal-amal -yang katanya- akan kau perbaiki terkait keprofesionalan?

Apa kabar mereka; apa kabar?

Apakabar puluhan target terpancang -yang katanya- akan kau jalankan?
Apakabar catatan khusus -yang katanya- akan kau beri checklist penanda kau telah berhasil melakukan?

Apa kabar mereka; apa kabar?

Apakabar hatimu -yang katanya- akan lebih lapang?
Apakabar keseharianmu -yang katanya- akan lebih hati-hati dan tenang?
Apa kabar kawanmu -yang katanya- takkan lagi kau buat menunggu dan tersakiti oleh lisan dan perbuatan?
Apa kabar orangtuamu -yang katanya- akan kau sapa lebih sering dan kau buat bahagia?

Apakabar mereka; apa kabar?

Dua puluh hampir berlalu sudah; kau menyesal?

Namun langitNya membisik pelan; membuatmu yang tengah terisak karena menanyakan ribuan kabar menyungging senyum; menerbitkan harapan.

"Jangan sedih, sayang. Masih ada sepuluh yang menunggu untuk kau isi dengan penuh kesungguhan. Jangan kalah, sayang. Jangan lemah. Kau janji akan menang sampai tujuan, kan? Jangan menyerah!"

langit Yogyakarta,

16 Juni 2016/11 Ramadhan 1437 H
-yang katanya- pejuang ramadhan,
Rizki Ageng Mardikawati
‪#‎MenulisBahagia‬
‪#‎Repost‬

Komentar