Betapa berat saat kita bicara tentang keberkahan,

sumber: dokumen pribadi
Pantas saja gunung menolak.
Langit tak kuasa.
Angin pun enggan mendekat.

Hanya manusia; dengan segenap keyakinan dan sedikit ilmu yang dimilikinya datang dan berkata,
"Aku mau menerima amanah ini..."

Pantas saja banyak orang menghindar.
Wajar jika memang banyak yang mundur secara teratur ke belakang
Maklum, jika banyak yang tak dapat mengatur ritmik secara rapih
Lalu berbalik pergi.

"Amanah itu memang berat, Nak..."

Mungkin jika melodrama kulukiskan, akan datang seorang kakek tua bersorban putih yang mengatakannya padaku. Sementara itu, aku tengah terisak menangisi ketidakbisaanku. Kekurangamanahanku. Kesombonganku. Cerobohnya tindakanku.

Sebab, amanah ini sendiri berat; sebab kita bicara tentang berkah.

Banyak orang yang sukses karirnya, lancar finansialnya, mulus relasi dan pertemanannya.
Namun, sedikit sekali yang memikirkan tentang keberkahan atas itu semua;

Dengan apa ia mengejar karir, bersama siapa? Dari mana ia mendapatkan sumber utama tabungannya? Dengan cara apa ia mendekatkan hati dan mengak

Betapa berat mengejar berkah Rabbi; untuk diri sendri saja terseok dan berdarah-darah, bagaimana mungkin menjaga keberkahan dalam roda ini? Sementara beragam bahannya; mulai dari ban hingga ruji-rujinya. Mereka memiliki kisahnya sendiri-sendiri; dan aku? Aku sama sekali tak tahu menahu soal masa lalu mereka; apa yang telah mereka perbuat, terlebih apa yang tersembunyi dalam lubuk hati mereka.

Aku tak pernah tahu.

Maka yang bisa ku lakukan kini hanyalah memohon penjagaan dariMu, yang cahayanya meliputi semesta. Tentang keberkahan yang kini sama-sama kita resahkan; kepadaMu kami kembalikan.

Rabbi, jadikanlah kami mujahid-mujahid yang senantiasa berikhtiar untuk menjaga keberkahan itu. Dalam hal apapun. Soal masalah apapun. Mulai dari urusan-urusan kecil kami sendiri,

Sebab; ada satu tanya yang menghujam jiwa siang ini.
Sebab; ada satu hujam yang menghentak di kala hujan mengguyur siang ini;

Lalu untuk apa kita berpayah jika kita melewatkan keberkahan?

Astahgfirullahaladziim...
Rabbi.. ampuni hamba yang fakir dan lemah ini,
Hanya padaMu kami memohon ampunan dan kekuatan.

Janganlah Kau sesatkan kami setelah Kau memberikan kami petunjuk,


Beranda rumah,
Bakda kecamuk dalam pikir siang ini;
11 Mei 2016; 12.59

Rizki Ageng Mardikawati


Komentar