"Aku
harus segera kembali..." Nina mengemasi baju-bajunya. Lagi.
"Kau
terburu-buru sekali. Besok sajalah. Nikmatilah perjalanan di sini. Sejenak kau
harus melupakannya." Rani duduk menjejeri. Memandangi baju-baju Nina.
"Melupakan-nya
bagaimana? Nggak bisa Ran.. Aku harus kembali. Aku sudah mulai mencintainya..."
Nina mengusap bulir-bulir kecil yang tanpa terasa merembes di pipi.
"Mencintainya?
Lalu kemarin itu apa? Kau masih saja mengeluh tentangnya." Rani memungkas
kalimat.
"Aku
tak mengeluh Ran.. hanya saja memang berat di sana. Tapi kini aku sudah mulai
menikmatinya. Aku mulai jatuh cinta..." Nina menerawang ke jendela. Di
luar hujan ternyata.
"Nina.
Jika kau cinta, kau tak akan mengeluhkannya. Kau akan bekerja semaksimal
mungkin untuknya. Kau tak akan lagi menjerit dan berteriak bahwa kau tak mampu
menanganinya. Kau tak akan lagi kalah dengan dirimu dan
ketakutan-ketakutanmu.."
Rani
menghela napas.
"Seperti
katanya, Nin. Cinta bak hujan. Kau turun, dan membasahi. Lalu kau menumbuhkan
tunas-tunas. Lalu tunas-tunas itu besar menjadi pohon kokoh. Pohon itu kelak
yang akan menumbuhkan tunas-tunas baru lagi.."
Rani
memperhatikan gemericik yang turun juga, di samping Nina.
"Cinta
itu seperti matahari, Na. Kau menyinarinya, tak peduli ia tersenyum padamu atau
tidak. Kau terus memberikan cahaya sehingga ia bisa berfotosintesis. Lalu ia
tumbuh besar..ia berkembang.. dan mampu menumbuhkan yang lainnya."
"Cinta
itu, Na..." Rani melanjutkan kalimat,
"Stop,
Ran. Aku sudah tahu jawabnya." Nina tersenyum.
"Cinta
itu..dikala kau mampu stabil dalam tiap suasana, melompati rasa suka dan tak
suka. Cinta itu...jika alasannya benar, tujuannya benar, dan harapannya
benar.."
"Seperti
tanah basah ini, Ran. Boleh saja hari ini ia basah. Ia terkena hujan. Tapi
siapa sangka. Esok, dari sana tumbuh pohon besar lagi kokoh yang memiliki
banyak buah. Ataupun, saat ia kering; ia mampu menyetok banyak bahan untuk
bata. Untuk membuat rumah dan gedung pencakar langit."
Sajak Nina-Rani.. bagian pertama
Senin, 6 April 2015
Menjelang Maghrib
"Bismillaah.. aku tak akan mengeluh lagi, Rabb..."
Komentar
Posting Komentar
Bismillah..
Sahabat, mohon komentarnya ya..
-demi perbaikan ke depan-