Allah tak pernah salah menurunkan hujan,


Allah tak pernah salah menurunkan hujan,

Allah menurunkannya; membuat kita yang pada awalnya kering menjadi kuyup, bukan tak ada hikmah. Mungkin Allah tahu, bahwa jaket yang kita kenakan harus segera dicuci; kita yang awalnya menunda-nunda dan tetap memakainya walau berhari digunakan, terpaksa menanggalkannya karena basah. Atau.. atmosfer panas sedang melingkupi hati kita, lalu Allah menyapa kita lewat terpaan bulir kecil air hujan sepanjang perjalanan.

Toh, Allah tak lantas tiba-tiba menurunkan hujan deras begitu saja. Ia pasti memberikan kode-kode lewat langit: awan putih yang berarak beriringan, mendung, tetiba agak abu, dan gerimis kecil... Ia isyaratkan: ada hujan besar setelah ini, bersiaplah! Siapkan mantelmu, payungmu, dan kaos kaki cadanganmu...

Begitu juga dengan hidup ini. Masalah, Amanah, Tanggungan, Ujian, apapun itu yang terbebankan pada pundak-pundak kita: Allah tak pernah salah membebankannya. Mungkin awalnya kita marah, minder, berontak, lantas jatuh sakit berkepanjangan karena berbagai ketakutan-ketakutan. Ketakutan tak dapat menghadapinya, Ketakutan tak dapat menghandle-nya, dan ketakutan-ketakutan lainnya. Ketakutan-ketakutan yang kita ciptakan sendiri.


Maka yang harus kita siapkan hanyalah hati yang lapang dan niat ikhlas: Allah yang membuat semua skenario ini, Allah pasti bertanggung jawab. Allah tak pernah salah. Allah tak pernah salah.

Semua adalah tarbiyah bagi kita; awalnya mendung, gerimis, dan menderas. Maka peganganlah yang kuat. 

Sama seperti hujan, Allah tak pernah salah memilihkan beban. Karena Allah tahu kita mampu, maka tugas kita adalah berikhtiar: bekerja dan berdoa sebaiknya dan berkata padaNya: Lihatlah, Rabb.. Kau memang tak salah memilihku.

Komentar