Selamat Memilih, Indonesia!

Iya. Karena Indonesia memang harus diselamatkan. Banyak sektor-sektor yang saat ini dikuasai asing. Semua itu bisa diatasi dengan pemimpin yang tegas dan amanah. Asing pun segan, karena ia memiliki kharisma dan tindakan nyata. Iya, kan? 
Mengapa harus ‪#‎Satu‬?

Iya. Karena Indonesia harus disatukan. Dari Sabang sampai Merauke. Semua itu bisa disatukan dengan strategi dan pemahaman yang kuat akan kondisi geografis dan geopolitik serta keamanan, kan? 
Kawan, esok Indonesia akan membuka lembaran barunya. Mari, mari jadi sebutan-sebutan yang dengan bangganya kita serukan saat ospek dulu.
Hai, agent of change! Mari mengubah Indonesia menjadi lebih baik; dengan kontribusi dan doa-doa kita; bekerja dan berkarya sesuai passionnya,

Hai, Iron stock! Bersiap menjadi cadangan yang keren? Mari, mumpung masih -cadangan- kita asah potensi-potensi kita. Agar nanti, saat pemimpin2 kita mulai menua, kita siap dengan amanah untuk memimpin negara.
Hai, social control! Kau benar-benar menjalankan fungsimu sebagai pengontrol sosial, kan? Menegur yang salah, meluruskan jika belum benar.
Hai Mahasiswa, bersiap untuk menggunakan hak pilihmu -esok hari-? 
Karena titel Mahasiswa, adalah suatu amanah berat. Ketika titel -Maha- sudah menjabat, bukan lantas kita sombong dan menganggap diri ini hebat. Itu artinya, kita bisa bersikap baik, menggunakan akal sehat, dan tetap santun dalam berpikir, berucap, dan bertindak. 
Mengapa harus #SelamatkanIndonesia?
Pemimpin kita mungkin bukanlah sosok yang sempurna. Maka pilihlah sesuai dan nurani dan jiwamu menuntun. Istafti qalbak, kata Rasul yang mulia. Mintalah fatwa pada hatimu. Kebaikan adalah apa-apa yang kamu merasa tenteram di dalamnya; sedang keburukan adalah sebaliknya.
Ia memiliki rekam jejak yang pernah membuatnya jatuh? Coba klarifikasi beritanya, jangan gampang termakan isu media. Kenali betul-betul; pilih yang paling sedikit mudharatnya, begitu fiqh prioritas mengajarkan.
Bismillah, Karena hanya ada dua sisi di dunia ini; Hitam atau Putih. Tak ada abu-abu. Teranglah yang benar itu benar, dan tampaklah yang salah itu salah.
Saya pilih SATU. Kamu? 
"Apa namanya jika bukan cinta? Ketika sudah disakiti tetap kembali. Bahkan berusaha untuk ikut memperbaiki.."
-Anis Matta-

Alhamdulillah, (masih) tanah jogja.
Bumi Karangmalang, 8 Juli 2014
10 Ramadhan 1435 H
Uki

Komentar