Istiqamah

Apakah manusia mengira mereka akan dibiarkan (saja) mengatakan "Kami telah beriman," sementara mereka tidak diuji lagi?
Q.S Al Ankabut: 2

Karena terkadang, ujian keimanan itu bisa terjadi kapan saja. Dan manusia, memiliki ujiannya masing-masing. Tentu saja, sesuai dengan kadar keimanannya.Tentu saja, dengan kelasnya. Lalu, apakah ujian itu selalu berbentuk kesakitan dan penderitaan? Tidak. Tidak selalu. Bisajadi, ia datang disaat kita merasa senang, merasa longgar.

Lagi, ujian di saat waktu longgar dan luang itu sangat melenakan: kau bisa saja melakukan hal yang lebih bemanfaat daripada tak melakukan apa-apa. Itulah ujianmu.

Atau, saat kau merasa padat dan hampir tak bisa melakukan apapun. Kau ingin tilawah, tapi merasa tak sempat. Kau ingin dhuha, namun rasa malas itu menyeruak. Itulah ujianmu.


Dan dikirimnya aku di tempat ini -yang aku yakin ada campur tangan Allah didalamnya-adalah termasuk dalam treatment dan 'tantangan' Allah di bulan tarbiyah ini: Akankah aku tetap istiqomah? Target ramadhan, apakah bisa tetap tercapai? Interaksi -hijab sempurna yang selama ini mati-matian kau pertahankan: Apakah akan tetap terjaga? Tentang komitmenmu untuk tak tidur bakda subuh, seperti apapun lingkungan memaksa: Apakah tetap kau pegang teguh dan erat? Tentang pasionmu yang teramat kau cintai: Apakah kau akan mengembangkannya di tempat ini? Dan, Tentang beberapa kebiasaan baik yang telah kau tanam jauh-jauh hari; Apakah tetap kau genggam sampai mati?

Ya, bahkan bisa jadi saat ini adalah ujian cintamu. Saat disana, ternyata ada beberapa kebiasaan buruk yang harus kita tanggalkan. Maka sekarang adalah saatnya. Disinilah kau ditempa -dan harus merasa ditempa- karenanya kau akan bermujahadah atasnya.

Maka, di lingkungan yang kita rasa tak seperti biasa, dimana di kanan kiri kita selalu ada orang yang senantiasa mengingatkan kita,

"Bangun, shalat dulu.."

"Tilawahnya udah nyampe target belum?"

"Udah dhuha?"

"Udah tahajud?"

Maka, di tempat inilah kita harus benar-benar bersungguh dan tegas pada diri kita. Maka, atas segala keistiqamahan itu ada satu doa yang terus terlantun hingga deras air mata. Doa indah yang menggetarkan jiwa:

Yaa Muqalibal quluub, tsabit qalbi 'ala dinika wa 'ala tha'atik..

Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkan hatiku  dalam agama-Mu dan ketaatan pada-Mu.

Semoga istiqamah senantiasa bersamamu...

Bersabarlah cinta!
Semoga kau bisa lulus dengan predikat taqwa

Langit Ngelosari, Piyungan
(masih langit jogja)
9 Ramadhan 2014/ 7 Juli 2014
Uki

Komentar