Qur'anku, Rabb...


Dan do'a ini, kata ustadz waktu itu.
Bukan hanya dibaca ketika kau merampungkan juz-juz di lembaran mushafmu.
Bacalah, Bacalah, dan terus Bacalah.
Biarkan ia jadi pengingatmu. Biarkan ia jadi teman sehari-harimu.
Biarkan Rabb-mu meng-ijabah-nya dan mengistiqomahkanmu.

Do'a, yang dulu pertamakali kubaca, memang waktu mengkhatamkan lembaran itu. Masih kuingat, kelas satu SD, ditemani Bapak, tertatih-tatih melafalkannya.
Dan bagi seorang anak kecil yang ceria, membacanya adalah pertanda eforia: Yay! Aku khatam!
Dengan hadiah dari Bapak kala itu; semua makanan di rumah hari ini menjadi milikmu, kau yang mendoakannya.

Dan kini, doa itu; jadikan teman hidupmu.
Iya, agar kau terus bertahan dan bertahan dengan keistiqomahan. Doanya indah, seindah hari-hari perjumpaan itu.
Allahummarhamna Bil Quran


Meminta pada Rabb untuk menyayangi kita, karena lembaran-lembaran itu.
Meminta padaNya untuk menjadikannya sebagai pemimpin, sebagai cahaya, sebagai petunjuk, dan rahmar bagiku, juga bagimu: bagi kita semua.

Dalam larut doa itu, kita meminta pada Allah agar mengingatkan apa-apa yang kita lupa dengan lembaran-lembaran mulia itu, juga yang telah Dia jelaskan, dan meminta untuk mengajarkan apa-apa yang kita belum tahu.

Lalu, meminta dengan sangat; agar mengkaruniakan anugerah waktu. Agar kita selalu sempat membacanya pada malam dan siang hari. Dan menjadikannya, sebagai hujjah bagi kita.

Cintakan kami padanya, Rabbi...
Selalu karuniakan waktu-waktu kami untuk membacanya di pagi dan petang hari...

Allahummarhamna bil qur'an,
Waj’alhulanna imaaman wa nuuran wa huda wa rohmah,
Allahumma dzikkirna minhu maa nasiiha
wa’allimna minhu maa jahiilna
warzuqna tilaawatahu
aana al laili wa aana an Nahaari
waj’alhulanna Hujjatan
yaa Rabbal ‘Alamin

Komentar