Kalau bukan karena cinta

Kalau bukan karena cinta, mungkin sang mentari tak mau terbit dan bersinar sepanjang hari...
Kalau bukan karena cinta, mungkin kita tak akan pernah melihat rembulan bulat sempurna di pertengahan bulan..
Kalau bukan karena cinta, mungkin tak pernah kita jumpai angin sepoi-sepoi di sore hari...
Kalau bukan karena cinta, mungkin tak akan pernah kita temui gerimis hujan yang membasahi bumi...

Iya, semua karena cinta.
Cinta!

Kalau bukan karena cinta, mungkin guru-guru kita tak akan bersabar menghadapi kenakalan kita,
Kalau bukan karena cinta, mungkin Ibu-Bapak kita sudah kewalahan menjawab pertanyaan-pertanyaan kita,
Kalau bukan karena cinta, tak mungkin seorang petani akan bersabar menunggui padi yang ditanamnya,

Iya, jikalah bukan karena cinta;
energi apa lagi?


Kalau bukan karena cinta, mungkin kita sudah lelah!
Kalau bukan karena cinta, mungkin kita sudah jengah!
kalau bukan karena cina, mungkin kita sudah lari dari kerumunan!
Kalau bukan karena cinta, mana sanggup kita bertahan?
Kalau bukan karena cinta, mana mungkin kita bisa bersabar?
Kalau bukan karena cinta, mana mungkin kita bisa menepis ingin-ingin pribadi sebentar saja?
Kalau bukan karena cinta, mana mungkin kita mau berlelah-lelah, menahan kantuk, melapang hati; seperti saat ini?

Iya, semua itu karena cinta.
Energi macam apa lagi yang bisa menggerakkan sendi-sendi ini sebegitu tegarnya; jika bukan karena cinta?

Iya, tentu saja tak sembarang cinta.
Cinta pada Sang Pemilik Cinta,
Maha Segela Maha...


Yogyakarta, 12 April 2014; 7.19 WIB
[masih] di tumpukan kertas-kertas, segenggam bolpoin di tangan, laptop, dan mata yang setia terjaga.

Bersabarlah, cinta!!!

Komentar