Jika aku masih kecil, tentu aku akan bertanya: Apakah ini Adil?



Aku tak mengerti, sungguh.
Jika aku masih kecil, tentu aku akan bertanya: Apakah ini adil?

Saat cinta tak berbalas, saat rindu tak bertemu,
Saat perhatian justru diacuhkan,
Jika aku masih kecil, tentu aku akan bertanya: apakah ini adil?

Aku tak marah kemarin,
Sungguh aku tak bisa benar-benar marah.
Mungkin, kemarin aku hanya lelah.
Bukankah kemarin hanya lima menit –lalu aku jalan-jalan menghirup udara malam-, dan kemudian kembali sumringah?
Dan kau, yang awalnya tak marah pun mulai berbalik arah.
Kau marah.
Hingga detik ini.
Jika aku masih kecil, tentu aku akan bertanya: Apakah ini adil?

Saat saling sua- namun saling diam juga,
Aku mengawali namun kau jawab seperlunya saja.
Kau tahu? Ada hati yang perih di sini.
Jika aku masih kecil, tentu aku akan bertanya: Apakah ini adil?


Saat ada tanya yang tak terjawab, bukankah si pemilik tanya semakin bertanya?
Pertanyaanku sungguhan, sama sekali tak retoris yang sering kau gaungkan: bahwa aku selalu bertanya hal-hal yang aku sendiri tau jawabnya!
Tidak. Aku tulus bertanya –dan menyapa; apakah itu salah?
Jika aku masih kecil, tentu aku akan bertanya: apakah ini adil?

Saat aku mengucap salam dan kau diam,
Saat kau mengucap salam dan aku yang membalasnya dengan sumringah; apa itu salah?
Jika aku masih kecil, tentu aku akan bertanya: apakah ini adil?

Iya, jika aku masih kecil, tentu aku akan bertanya.
Apakah ini adil?
Apakah ini adil?
Apakah ini adil?
Namun aku terlanjur tau, bahwa aku bukan anak kecil lagi –meski terkadang pemikiranku kekanakan
Aku terlanjur tau; bahwa tak semua cinta harus diekspresikan.
Aku terlanjur tau; bahwa banyak orang yang saling mencintai dalam diam.
Aku terlanjur tau; bahwa ini semua adalah ekspresi sayangmu.

Iya, dan aku hanya bisa berkata pada hatiku sendiri: Tak apa, semua akan baik saja.

Untukmu, yang mungkin saat ini [masih] marah padaku; maafkan aku.
Semarah dan sebenci apapun dirimu padaku, kau harus tau: bahwa aku selalu mencintaimu.
Maafkan aku jika ekspresiku berlebihan, candaku kelewatan, dan perhatian-perhatianku terlalu gombal dan murahan –sementara di sana, kau punya banyak teman yang lebih sempurna, yang lebih mengerti kau dibanding aku.

Yang selalu mencintaimu, Aku.
17 April 2014

Komentar