Lagi-lagi tentang pemilu besok.
:)
Masya Allah, ada saja yang
terjadi di muka bumi ini. Maha besar Allah yang telah menciptakan manusia dalam
suku-suku agar saling mengenal. Maha Suci Allah yang telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang berbeda-beda, sifat yang berbeda pula. Saya banyak belajar
hari ini, sungguh banyak :)
Ada banyaaak sekali diskusi, baik
via ketik-ketik wuss wuss alias kita comment2an, status2an, atau chat2an di
media sosial. Atau, ada banyak sekali diskusi langsung,
“Hei, Bro. Gue mau tabayun.” ;
“Yuk, ketemu.” ; “Yuk diskusi” Sampai,
“Mari kita selesaikan dengan cara
laki-laki.”
Aaah... wacana kali ini: Pemilu
2014, masih menempati rating perbincangan negeri, termasuk mahasiswa :) saking
tingginya rating ini, sampai-sampai isu PPG yang hampir menyainginya pun ciut
kembali. #puk-puk PPG, kau masih prematur. Digodok lagi yaa :)
:)|(:
Iya, diskusi itu boleh. Apalagi
tabayun. Rasul mencontohkan :) ngga apa diskusi, menjelaskan mana yang perlu
dijelaskan. Tentang mengapa ini mengapa itu. mengapa muslim harus memilih?
Kenapa harus milih partai juga, nggak cuma presiden? Ah, saya rasa semuanya
sudah paham :)
Saya sukaa sekali kultur diskusi
ini; hanya saja saya kurang suka berdebat panjang. Walaupun waktu SMA saya ikut
klub debat bahasa Inggris dan sering lomba di mana-mana, tapi untuk urusan kali
ini tolonglah :) Kalau mendebatkan sesuatu yang sudah jelas, bukankah itu
–maaf- sedikit menzalimi waktu? Mungkin lebih baik waktu yang ada kita gunakan
untuk saling bermaafan dan tersenyum memahami.
Kita ini muslim, kita saudara.
Mengapa harus bertengkar karena hal yang sebenarnya bisa disederhanakan? :)
Kawan, sungguh saya juga masih belajar. Tolonglah, jangan bertengkar.
:)|(:
Ummat Islam memang bakalan
terpecah menjadi beberapa golongan, dan itu niscaya.
Saya inget betul waktu murabbi
saya di SMA berpesan dalam-dalam; hati-hati ya mbak, kalau udah di kampus. Akan
ada banyak pemikiran. Akan ada banyak golongan. Tapi kita tetap bersaudara.
Benar. Ketika memasuki kampus,
saya menemuinya. Saya pun menjelajah di berbagai forum; mengamati. Iya, ngga
ada yang salah karena semuanya punya ideologi dan pendapat kuat masing-masing
:)
Sampai-sampai, untuk bisa
menuntaskan rasa penasaran dan kebingungan itu, waktu semester satu saya
request materi liqo ke mbak murobbi: Mbak, bahas paham-paham dan aliran dalam
Islam dong. Uki bingung atas semua ini. Ngapain sih, pake beda-beda? Bukannya
satu Islam?
Dan beliau memberi saran untuk
banyak membaca buku. Waktu itu saya nemu buku “Menuju Jama’atul Muslimin” di
perpus mujahidin. Reccomended buat temen-temen :) dan, saya masih diberi 2 buku
berisi hal-hal serupa. Lalu kami terlibat diskusi panjang yang menghasilkan
cinta.
Yang saya ingat dari diskusi itu
dari mbak Murabbi: Nduk. Pokoknya Islam itu satu, dan golongan-golongan itu
niscaya. Yang perlu kita lakukan adalah saling menghormati dan menghargai.
Jangan musuhan, tetep temenan.
Dan saya nambahin sekarang,
“Syukur-syukur bisa harmoni” :)
:)|(:
Dari SMA saya sudah tahu, apa itu
Tarbiyah –pendidikan-, lalu HTI –Hizbut Tahrir Indonesia-, lalu Salafy, -Jamaah
Tabligh, dan ada banyak lagi saking banyaknya. Buak golongan juga sih, tepatnya
harokah :) Saya tahu betul karakteristiknya, dan bagaimana teman-teman yang
tergabung di sana :) Kesimpulan saya: Tujuannya sama, buat Islam Jaya. Untuk
Allah. Hanya saja, caranya agak berbeda-beda. Ada yang sepakat dengan ini, ada
yang lebih suka dengan yang itu. menurut saya tak apa; bukankah keragaman
melahirkan keindahan? :)
Dulu, pernah nemu gambar yang
imut banget di google; siapa yang bikin ya? Semoga Allah merahmati, karena
karyanya memercik inspirasi. Di gambar itu berjejer 5 ikhwan imut,
Ikhwan satu; dia digambarkan
sebagai Jamaah Tabligh. Dengan quote, “ Urusan ngajak orang beribadah ke masjid
biar rombongan kami aja... biar masjid ramai.”
Ikhwan dua; digambarkan dari
tarbiyah. Mungkin teman-teman bakalan lebih mengenal dengan kawan-kawan PKS.
Dengan quote, “Masalah parlemen dan pemerintahan biar kami yang urus.. bia
pejabat dan wakil rakyat nggak semena-mena...”
Ikhwan tiga, dengan kaos I Love
Khilafah di kaosnya, digambarkan sebagai kawan dari HTI-Hizbut Tahrir
Indonesia. Dengan quote, “ Biar saya dan tim menjelaskan pada masyarakat
tentang khilafah, Bro... biar nanti ngga susah-susah lagi.”
Ikhwan empat, digambarkan memakai
rompi hijau dan baju putih. Mungkin yang dimaksud adalah kawan-kawan FPI—Front
Pembela Islam yang terkenal dengan keberaniannya amar makruf nahi mungkar.
–sampai-sampai saya pernah denger celetuk dari salah seorang pembicara Jurnalis
Festival, Pak Ananda Ismail yang bilang pernah ngobrol sama kawan FPI. Kata
kawan FPI, “Bro, (yang dimaksud adalah pak ananda), kalian itu amar makruf ya,
biar kami yang nahi mungkar.” :) ohya, digambarnya itu ada quote, “Kalau
maksiat seperti tempat minuman keras dan cafe dan ahmadiyah biar kami yang urus
ya..”
Terakhir, Ikhwan lima.
Digambarkan sebagai yang terlihat paling alim dan shalih, kawan-kawan dari
salafy. Dengan quote, “Masalah akidah seperti khurafat dan bid’ah biar ana dan
rombongan.. Biar hilang tuh bid’ah-bid’ah dalam masyarakat...”
Ah iya, jika mereka –termasuk
kita- saling berharmoni; betapa indahnya?
:)|(:
Mungkin juga dengan saat ini.
Pemilu. Teman-teman PKS tentu lebih terlihat getol dan rajin dalam momentum
ini; ya karena ini ranahnya. Bro, Sist. Bukankah salah satu ikhtiar kita adalah
mendukung apa-apa yang saudara kita lakukan?
Toh, dengan pemerintahan yang
terpegang oleh orang dan partai yang insyaAllah amanah; kita akan lebih mudah
memberikan cahaya cinta dan mengenalkan betapa indahnya Islam di negeri ini?
Berdalih karena masyarakat
Indonesia beragam dan bersuku-suku juga beda agama, lalu tak memilih partai
Islam? :) Bro, yuk buka lagi sirah nabawiyahnya –saya juga belum khatam, sih-
Pemerintahan di Madinah oleh Rasul menaungi dengan baik tak hanya ummat muslim
saja, yahudi, nasrani, semuanya berada dalam payung dan baik-baik saja. Mereka
berharmoni!
Apalagi kita yang sama-sama
muslim. Kita yang sama-sama sudah paham; kalau bertengkar itu tak baik, bahkan
mendiamkan saudara lebih dari tiga hari saja juga dilarang. Mengapa tak saling
mendukung saja? :)
:)|(:
Saya hanya mampu berbuat begini.
Lisan saya tak begitu lancar berdiskusi, hanya jemari ini yang mampu mewakili.
Closing statement yang ingin saya katakan: saya ngga pingin negeri ini dipimpin
oleh orang-orang syiah, orang-orang liberal, ataupun partai yang simpatisannya
datang karena dibayar berjuta-juta, ataupun yang, aah... saya tak mau mencela
banyak-banyak. Saya nggak rela kalau ummat muslim dan Indonesia teraniaya dan
terdzalimi. Tak cukupkah berita 529 ummat muslim –saudara kita- dibelahan bumi
sana, sedang disiksa karena dzalimnya penguasa? Tak hanya itu, tak cukupkah
kisah Palestina, Rohingya, Somalia, atau yang lainnya sebagai tempat berkaca?
Sekarang, bukan saatnya lagi
saling bermusuhan dan saling menjelek-jelekkan. Bukan lagi saatnya untuk saling
berprasangka yang hanya akan menyesaki jiwa. Sekarang, bukan lagi saatnya untu
katakan: Gue sih gini, elu ya elu. Terserah elu. Ayo bersatu! Kita muslim, kita
saudara. Meminjam jargon salah satu rohis fakultas, “Karena Islam Terlalu Indah
untuk tidak diperjuangkan.” Dan kali ini saya menulis note dengan rasa
menggebu, bahwa “Karena Ukhuwah terlalu indah untuk tidak diperjuangkan.”
Allahu ‘alam bi shawab.
Yogyakarta, 29 Maret 2013; 01.13
WIB dini hari
Yang resah dengan keadaan, yang
rindu akan persatuan.
Uki
-DMKS-
#AYTKTM; Apapun Yang Terjadi Kami
Tetap Melayani....
:)|(:
Allah, indahnya jika semuanya
memiliki jiwa lapang untuk saling memahami- untuk saling mengerti – untuk
bersama menujuMu....
Kawan, sungguh banyak pekerjaan besar yang menunggu di
depan sana; sampai kapan kita akan terkotak-kotak seperti ini?
Bersatulah, mari berharmoni :')
depan sana; sampai kapan kita akan terkotak-kotak seperti ini?
Bersatulah, mari berharmoni :')
Komentar
Posting Komentar
Bismillah..
Sahabat, mohon komentarnya ya..
-demi perbaikan ke depan-