Jadi
inget quote di film three idiot.
Waktu Raju dan Farhan liat pengumuman hasil ujian. Waktu itu mereka
peringkatnya di paliiing bawah. Mereka terus nyariin nama Rancho, tapi ga
ketemu-ketemu. Lantas mereka langsung sedih dan bercucuran air mata #versyalay.
Begitu Rancho datang dan mereka memberitahukan perihal itu, si Ranchodas
Chanchad jenius luar biasa itu dengan santainya menunjukkan namanya, yang
ternyata berada di PERINGKAT PERTAMA! Jauuuuhhh di atas Raju apalagi Farhan.
Kau tahu ekspresi si Raju dan Farhan? LEBIH SEDIH!
Ah
iya, namanya juga manusia. Terciptalah kemudian quote:
“Kamu akan sedih bila temanmu tak lulus ujian, tapi kamu akan merasa lebih sedih ketika tahu ternyata temanmu jauuuh lebih baik dan maju daripada kamu.”
Hehe...
ya seperti saat ini. Temen-temen defisa (julukan buat temen2 kelasku,
pendidikan fisika A) udah pada sibuk kesana kemari. Ada yang udah punya judul
skripsi dan mulai konsultasi, ada yang bahkan udah ambil data! Amboi, hati ini
sedikit sedih dan merasa tertinggal. Allah... aku ngapain aja? :’)
Perasaan
hari-hari juga padat ya, ikut LKTI ke UI dan UPI (moga lolos), JENESYS (kok
belum ada kabar?), syuro formatur haska dan wawancara, branding media UKKI, KKN
Posdaya, dapet amanah murobbi nyelesein sesuatu, masih sempet jalanjalan ke
toga mas (habis nangis sesenggukan liat realita di kampus T_T , daan masih
sempet buat nulis proyek buku selanjutnya (doakan!), masih facebookan twitteran
blogging lalala lilili.. (rizki -__- ), daan.. sampai detik ini masih fine-fine
aja di rumah...
Nyesek itu, waktu ketemu temen yang
lagi sibuk ngurusin skripsi n kolokium,
“Aduh
rizki.... kamu kemana aja?”
“Rizki
sih.. sibuk ngurusin ummat ya..”
“Ayo
Rizki.. ajak yang belum...”
Ya,
ini memang kalimat motivasi untukku, tapi entah kenapa aku malah nyesek dan
sedih. Nangis terus ketiduran. Sorenya bakda ashar malah jalan-jalan ke togamas
dan beli komiknya bang vbi_djenggoten: 33 Hadis Bukhari Muslim, Jaga Hati, Jaga
Mata, Jaga Telinga (dan itu benar-benar berhasil menghibur kesedihanku). Paginya
pulang ke rumah...
Allah...
Luruskan
selalu niat ini. Niatkan luruuuss. Ah iya, aku memang sudah semester 6.
Sebentar lagi KKN dan PPL. Yah, segala sesuatunya memang harus hap hap hap...
dan berita tentang kolokium dan skripsi itu memang benar adanya: ia sudah
datang! Ia sudah di ambang mata...
Bismillah
ya Rabb... aku harus bangkit! Aku harus memotivasi diri sendiri, baru kemudian
bisa memotivasi yang lainnya. Atau, sembari memotivasi diri sendiri, memotivasi
yang lain juga. Teman-teman, kalian harus semangat!
Ya, karena segala sesuatu itu adalah
pilihan yang harus diambil. Kata ustadz Khoiruddin kemarin; aktivis itu nggak
selalu lulusnya lama kok. Lagi-lagi tergantung kita. Kata beliau lagi yang
masih aku inget-inget sampek sekarang,
“Kalian boleh
berprestasi.. siapa bilang aktivis dakwah nggak punya waktu untuk berprestasi?
Banyak ikhwah-ikhwah yang berprestasi, karena bergerak berkarya terus. Kalian
boleh lulus cepet.. bahkan, itu adalah suatu keharusan. Sekarang itu era-nya
adalah akademik, dan kalian nggak boleh ketinggalan: kalian harus jadi teladan
ummat juga dalam perihal akademik ini. Kalian harus jadi leadernya. Bahkan jika
boleh, saya akan mewajibkan kalian untuk lulus kurang dari empat tahun. Tapi
sekali lagi, kalian juga nggak boleh meninggalkan amanah: kalian harus tetap
berdakwah, bergerak, dan berkarya. Kampus dan adik-adik membutuhkanmu.”
Ya,
terasa suatu motivasi yang nge-jlebb banget waktu itu. Hingga kini pun, masih
terngiang,
“Boleh lulus
cepet, tapi tetep nggak boleh ninggalin amanah: Harus Total di keduanya...”
Kau
tahu pak Khoiruddin ini? Beliau benar-benar figur dosen yang menginspirasi.
Beliau aktivis dakwah, dan beliau lulusnya juga cepet. Kau tahu? 3,5 tahun!
Beliau adalah lulusan tercepat di fakultasnya waktu itu, fakultas Teknik.
Beliau dengan segala kesibukan dan padat amanahnya lulus lebih cepat, bahkan
lebih cepat daripada teman-temannya yang nggak ndobel apapun selain ngerjain
skripsi... lagi, beliau adalah dosen bertitel Ph.D termuda di universitas ini!
Dukung Pak Khoir jadi rektor UNY! *ehh :D
Inget
juga, ini kata beliau lagi waktu ngasi taushiyah penyemangat,
“Luar biasa
anak-anak kampus aktivis dakwah ini... mereka rela mengorbankan berjam-jam masa
senggangnya untuk perjuangan. Kapan kalian penelitian dan riset..”
(sambil menitikkan air mata)
Teringat
juga kata seorang kakak,
“Kau kira
kakak-kakak aktivis dakwah itu lulusnya lama karena mereka kesulitan
mengerjakan skripsi? TIDAK. Mereka adalah putra-putri terbaik bangsa yang
tumbuh dalam naungan Al-Qur’an dan Sunnah... mereka bisa saja sebenarnya lulus
kapanpun mereka mau, secepat apapun yang mereka inginkan: Tapi mereka belum.
Kenapa? Karena BELUM ADA Kader yang SEKAPASITAS MEREKA yang bisa melanjutkan
Estafet Dakwah di kampus ini...”
Allah...
aku nangis lagi waktu itu.
Teringat
akan murobbi-ku yang luar biasa, yang bisa mendidik mutarobbi-mutarobbinya
hingga bisa seperti saat ini. (Kau tahu? Teman-temanku itu orang hebat :’) ),
dan murobbiku itu tetap tersenyum tegar menjalani kehidupan dengan bahagia,
meskipun belum memakai toga wisuda hingga kini. Ya, kau tahu kenapa? Karena itu
sudah pilihannya... bermanfaat selagi bisa. (semoga tahun ini kau lulus,
mbak... )
***
Allah, aku ingin lulus cepat...
ingin lulus sebelum jangka 4 tahun... ingin bermanfaat. Berarti, konsekuensinya
juga, aku harus berjalan lebih cepat. Seperti mottoku ketika SMA, aku selalu
berdoa di penghujung sholat: Mudahkanlah Ya Rabb.. Organisasi maju, prestasi
nomor satu.. Itu ketika aku belum begitu tahu apa yang sebenarnya di
perjuangkan di organisasi. Nah, bukankah sekarang lebih tahu? Berarti harus
lebih dalam doanya dan jelas orientasinya...
Dan, kau kira Pak Khoir (dan kini
ada juga ADK yang lulus cepat, anak didik Pak Khoir) bisa melakukan itu semua
dengan berleha-leha dan bersantai saja? TIDAK! Mereka adalah pemacu kuda yang
tegar di siang hari dan rahib di malam hari. Mereka kerja keras, mereka kerja
cerdas, mereka kerja ikhlas! Iya, seperti motto UKKI (organisasi yang
insyaAllah aku emban setahun ini):
Laa
Izzata illaa bil Jihad! Tiada kemuliaan tanpa kesungguhan!
Iya, aku ingin seperti mereka...
aku... aku ingin jadi pemula dan awal dari kader dakwah yang tetep amanah dan
totalitas dalam menjalankan amanahnya, namun juga tak meninggalkan kuliahnya
dan penelitian-penelitian ilmiahnya...atau sebaliknya, menyelesaikan skripsi
dengan senang hati, prestasi untuk negeri, tapi tak meninggalkan amanah yang
telah dititipkan. Karena sejatinya, dua-duanya sama-sama amanah. Amanah dakwah
dan amanah orangtua...
Dan, bismillah. Mari mengkader
generasi yang sekapasitas kita. Dan itu artinya kita harus totalitas dalam
membina. Ya, agar segera tumbuh tunas-tunas baru... tunas-tunas baru itu lalu
jadi dewasa dan bersiap untuk menumbuhkan generasi di bawah mereka...
Sekarang, yang harus kita lakukan
adalah yakin dan ikhtiar, lalu tawakal. Percaya saja padaNya, patuhi saja
ketetapanNya. Cukuplah nasihat Aa Gym kemarin sebagai pelega hati kita,
“Allah
nggak akan menyia-nyiakan hambaNya, apalagi yang beriman. Allah yang
menciptakan kita, pasti Allah juga tanggungjawab...”
Allah...
Luruskan
selalu niatku. Bimbing aku selalu istiqomah di jalanMu...
Penuh Cinta,
Rizki Ageng Mardikawati
Rizki Ageng Mardikawati
terharu mbak bacanya :")
BalasHapus