Lingkaran itu...

Aku tak tahu betul sejak kapan aku mengenal lingkaran itu.

Namun aku tahu betul, saat mengenal-masuk dan akhirnya 'memutuskan untuk jatuh cinta' kepadanya, aku berada dalam kondisi sadar 100 % dan tanpa tendensi atau paksaan dari siapapun.
Ya, lingkaran itu. Kata guru matematika-ku, lingkaran adalah sebuah titik yang dimulai, tapi tak akan pernah selesai sebelum menemukan titik ujung awalnya.
Baiklah, jika memang -berproses- adalah jalan yang harus kita lalui, marilah kita menikmati proses itu.
Baiklah, jika titik yang dibuat diawal kini masih saja berjalan dan tanpa sadar kita juga harus berjalan, marilah bergembira dengan perjalanan itu.

Aku tahu, diantara kita berbeda-beda waktu dalam mengenal lingkaran yang kusebut sebagai 'sebaik-baik takdir Allah itu'. Mungkin ada yang mengenalnya dari Ibu Bapaknya, perjalanan remajanya, sekolah, kampus, atau bahkan ketika sudah menjelang senja usia. Tak apa. Ini bukan masalah siapa yang duluan mengenalnya, toh pada akhirnya kita bertemu dan merasakan indahnya, Kan?

Bagiku, kita semua adalah sama. Tak peduli kapan kita memulainya. Yang kuharapkan, adalah -kekontinuan- dalam membersamai dan dibersamai lingkaran itu, hingga akhir mata harus terpejam. Ya, semoga jalan lingkaran ini diridhoi Allah dengan sepenuh-penuhnya.

Ya, jika ini adalah bagian dari proses belajar itu, mengapa tak mencoba dulu? Kau akan tahu, jika kau sudah mencobanya. Lalu, menarilah bersama rintik hujan di siang hari, rasakan semilir indah angin yang meng-aamiin-i doa-doa rindumu.

Berproseslah, karena sungguh proses itu indah.
Layaknya kupu-kupu yang tak akan keluar menari menjadi primadona paling cantik sebelum melewati fase menyakitkan, melelahkan, menguras tenaga dan emosi sewaktu menjadi kepompong.

Siapapun, yang telah mengenal lingkaran ini: Jangan pernah lelah, teruslah melangkah...

~Karena terkadang, cinta tak harus dipendam sendirian: Untuk beberapa hal, katakan...
16/1/14

Komentar