Lanjut.
Ini liriknya, yang saya komentarin per paragraf
Apakah Kau Melihat Langit Mentari Senja?
[lirik oleh AKB 48 yang diterjemahkan dan dinyanyikan oleh JKT 48, komentar oleh Rizki Ageng Mardikawati 8| ] :D
[lirik oleh AKB 48 yang diterjemahkan dan dinyanyikan oleh JKT 48, komentar oleh Rizki Ageng Mardikawati 8| ] :D
Seperti apa hari ini,
yang telah dilewati
Pasti terfikir saat di jalan pulang
Meski ada hal sedih ataupun hal yang memberatkan
Tak apa asal yang bahagia lebih banyak
Pasti terfikir saat di jalan pulang
Meski ada hal sedih ataupun hal yang memberatkan
Tak apa asal yang bahagia lebih banyak
Bagian ini ngena banget! Ya, pasti di ujung hari setelah
selesai kegiatan, kita bakal berpikir: apasih, yang udah aku lakukan hari ini?
Ya.. kadang ada yang berat.. amanah, beban, sesak, atau apapun itu.. tapi tak
apa, bukankah yang –bahagia- juga kita dapat? Tubuh yang sempurna dan
lain-lain. Intinya, lebih banyak yang harus disyukuri daripada dirutuki... poin
pertama #Bersyukur
Karena tidak mau
membuat keluarga dan teman
dan orang-orang di sekitar jadi khawatir
Kau paksakan tersenyum dan membuat kebohongan sedikit
Janganlah kau pendam semuanya di dalam hati
dan orang-orang di sekitar jadi khawatir
Kau paksakan tersenyum dan membuat kebohongan sedikit
Janganlah kau pendam semuanya di dalam hati
Ehm.. yang ini saya banget. Kadang, masalah dan segala2 yang
sedih kita pendam sendiri. Kita tak mau membebani orang lain. Tapi teman, itu
akan menjadi bom waktu: bahaya. Suatu saat pasti kita akan meledak, entah itu
nagis tiba-tiba dan lain sebagainya. Setegar apapun kita #curhat. Cobalah untuk
terbuka, bagilah kesedihan pada yang lain, siapa tahu bisa dapet solusi. :)) gimana
orang mau ngasi solusi kalok gak tau masalah kita, iya kan? poin kedua:
#Berbagi
Merasakan angin di
saat musim berganti
Dan menyadari bunga di sebelah kaki
Jika dapat mensyukuri keberadaan kecil itu
Kita dapat rasakan kebahagiaan
Dan menyadari bunga di sebelah kaki
Jika dapat mensyukuri keberadaan kecil itu
Kita dapat rasakan kebahagiaan
Jalan-jalan itu.. sekali-kali boleh, reccomended bahkan. Terkadang,
ada hal-hal kecil di sekitar kita yang bisa kita ambil hikmahnya. Bahkan, dalam
lirik lagu itu, sekedar –menyadari ada bunga di dekat kita-. Ya, jika kita bisa
bersyukur, kita bisa bahagia J
poin ketiga #selaluBerbahagia
Apakah, kau melihat langit
mentari senja?
Waktupun berlalu dan sosoknya terlihat begitu indah, yes!
Begitulah hari ini berakhir
Malam yang mengulang baru semua telah datang
Waktupun berlalu dan sosoknya terlihat begitu indah, yes!
Begitulah hari ini berakhir
Malam yang mengulang baru semua telah datang
Ya. Saya inget betul ketika saya berada di titik jenuh. Mungkin
kawan-kawan yang budiman juga pernah merasakannya. Saat itu kalau nggak salah
ada tiga rapat dalam tiga tempat yang berbeda. Saya yang kala itu sedang dalam
titik kulminasi jenuh tingkat dewa, memilih untuk tak hadir di ketiga-tiganya. Memilih
berjalan sendiri ke arah yang jarang dilewati orang. Berjalan saja, berjalan
saja hingga tak terasa satu jam berlalu dengan jalan kaki. Kau tahu rasanya? Menyenangkan!
Melegakan! Kita bisa melihat hal-hal disamping kita, tempat-tempat yang belum
terjamah, orang-orang asing. Ya, sekali-kali cobalah berjalan-jalan di sore
hari. Nikmati percakapan angin dengan pepohonan. Nikmati, dan dengarkan. Kau rasakan
kebahagiaan. Poin ketiga #YukJalanJalan :D
Kau bergegas di jalan
pulang seorang diri
Kenapa tidak hargai diri sendiri sedikit lagi, yuk
Mari lihat sedikit lebih baik
Supaya kau dapat hidup jadi diri sendiri
Kenapa tidak hargai diri sendiri sedikit lagi, yuk
Mari lihat sedikit lebih baik
Supaya kau dapat hidup jadi diri sendiri
Ehm.. yang ini. Kalok menurut subjektivitas (lagi-lagi)
pribadi saya, yang dimaksud sama bagian ini adalah soal kita yang biasanya
adalah –pengalah-. Ya, karena mengalah tak berarti lemah, karena mengalah tak
berarti kalah. Terkadang ada kalanya, saat-saat tertentu kita harus menarik
diri dari keramaian. Memilih untuk bercakap dengan angin dan menanyakan fatwa
padanya. Ya.. saat kita merasa benar-benar sendiri dan merasa jadi objek paling
menyedihkan di dunia. Hei, lihat! Kau adalah mutiara. Mengapa harus bersedih
karena ucaan orang yang bahkan belum mengenal kita? Hargai dirimu. Jika bukan
kau, siapa lagi? Ya.. kau tak perlu berpura-pura menjadi orang lain dan berpayah-payah
mengenakan topeng itu. Buat apa kau disukai dan punya banyak teman jika
ternyata itu bukan dirimu sendiri? Saat kau lelah mengenakannya, bukankah itu
akan menyedihkan? Ya..cukup jadi dirimu sendiri, berapapun temanmu. Berapapun yang
benar-benar tulus membersamaimu :)
poinnya #jadidirisendiri
Hubungan antar manusia
memang merepotkan
Tapi kita tak bisa hidup sendiri
Setiap manusi merupakan makhluk yang lemah
Kita haruslah hidup saling membantu
Tapi kita tak bisa hidup sendiri
Setiap manusi merupakan makhluk yang lemah
Kita haruslah hidup saling membantu
Nah. Yang ini saya ketawa dengernya. Yaa.. kadang-kadang
hubungan manusia itu merepotkan. Ada aja yang jadi masalah. Bertengkar lah. Kurang
sepakat lah. Marahan lah. Sedih lah ya. Tapi gimanapun juga, muslim Cuma boleh
marahan maksima 3 hari bro.. segera maafan :D manusia, makhluk sosial takkan
pernah bisa hidup sendiri, sampai kapanpun. Percaya dah. Poin yang bisa diambil
#bertemanlah
Dan kadang-kadang
keluar kata-kata kasar
Tak sengaja menginjak kaki seseorang
Atau salah padam berbagai hal yang terjadi
tetapi selalu penuh harapan
Tak sengaja menginjak kaki seseorang
Atau salah padam berbagai hal yang terjadi
tetapi selalu penuh harapan
Ini lanjutannya yang paragraf sebelumnya :) Ya.. kadang-kadang
kita pernah benciiii banget sama seseorang. Kekiiii banget sama seseorang. Tapi
yakinlah kawan, itu hanya soal waktu sesaat saja. Jika memaafkan segala
kesalahannya lebih menenangkan, kenapa memilih untuk menyimpan dendam kesumat
dan luka? :) Saya jadi inget peristiwa kelam masa lalu saya. Hihi. Saat itu kelas 2 SD,
tiba-tiba sekelompok anak-anak perempuan menjauhi saya dan nggak mau berteman
sama saya. Saya bingung karena merasa nggak punya salah. Usut punya usut,
ternyata itu gara-gara waktu kenaikan cawu kemaren saya dapet juara satu di
kelas, to. Olala. Cemburu rupanya. Saya, si anak kecil merasa fine-fine saja
dan tak terlalu mempermasalahkannya. Saya masih punya banyak teman, dan saya
merasa nggak memusuhi mereka juga. Biarlah mereka memusuhi saya, yang penting
saya tidak. Begitu saja. Dan pantaslah jika masa-masa kelas dua itu saya
habiskan untuk bermain gundu, puzzle, dan atau nggambar sama-sama dengan
teman-teman kelas yang laki-laki –karena yang perempuan menjauhi semua-. Dan,
ternyata waktu ada tugas dari guru yang saya bisa dengan mudah mengerjakannya,
tiba-tiba mereka –yang memusuhi saya- ternyata berjalan mendekat ingin menminta
diajari. Olala. Apa ini. Saya senyam senyum sendiri kalau pas inget kejadian
itu. :D
Apakah kau melihat
langit mentari senja?
Mengajar untuk menerima keadaan saat ini dan terus maju
Dan bila kehilangan sesuatu
Pastilah suatu saat nanti hal itu akan tercapai
Mengajar untuk menerima keadaan saat ini dan terus maju
Dan bila kehilangan sesuatu
Pastilah suatu saat nanti hal itu akan tercapai
Ini lirik memotivasi kita buat tetep maju dan maju. Tak peduli
berapa kali gagal. Tak peduli sudah menghabiskan apa saja. Tentang mimpi
tentang cita-cita. Yakinlah, semuanya akan tercapai! Tinggal waktu, dan usaha
kita.
Langit hitam mulai
berubah menjadi gelap
Di hias oleh titik garis yang terbentuk dari bintang-bintang
Sampai hari esok tibalah nanti
Lihatlah mimpi seperti dirimu sendiri
Di hias oleh titik garis yang terbentuk dari bintang-bintang
Sampai hari esok tibalah nanti
Lihatlah mimpi seperti dirimu sendiri
Ya.. jadi diri sendiri itu jauh lebih menyenangkan. :)
Sekian. Note gaje ini saya sudahi ^_^
Markas Inspirasi, 12 Januari 2014
(H+1 sebelas januari bertemu.. lalalalala)
(H+1 sebelas januari bertemu.. lalalalala)
Komentar
Posting Komentar
Bismillah..
Sahabat, mohon komentarnya ya..
-demi perbaikan ke depan-