Apakah kau melihat langit mentari senja? Aku iya. (Part 1)



                  Saya bukanlah penggemar fanatik dari suatu band tertentu, musisi/artist tertentu punk-rock and roll tertentu, girl-band boy band tertentu, bahkan grup nasyid dan qosidahan tertentu sekalipun. Asalkan liriknya bagus, asalkan denting musiknya bermanfaat, pasti akan saya sukai. Bermanfaat disini lebih mengarah untuk mengajak kita mengambil hikmah yang berceceran di jalanan. Mengambil hal positif dan menjadikan kita makin semangat untuk berbuat lebih baik. Ya, bukankah hikmah bisa ditemukan di mana-mana?
                Ini hanyalah subjektivitas saya pribadi. Bagi saya, tidak ada musik yang sholih/ah atau musik yang tidak sholih/ah, walaupun kenyataannya memang ada. Bagi saja, hanya ada musik postitif pencerahan dan musik yang (belum) menemukan jalan, masih galau hingga nada-nada yang terlantun bukannya memotivasi orang untuk bangkit bahkan sebaliknya.
                Ini bukan soal alunan yang indah atau tidak. Ini soal suka, dan suka itu memang sangat subjektif. Kata seorang pembicara dalam suatu acara, kata-kata kita bisa menjadi doa. Dan kita harus menelisik, jangan-jangan, nada-nada yang tanpa sadar kita sukai, kita setel setiap hari hingga dengan refleks kita melantunkannya, ada doa-doa didalamnya. Jadi, hati-hati. Tapi sekali lagi, itu semua tergantung kita. Gimana kita mengambil yang positif dan membuang yang negatif. Ya, dengan filter masing-masing.
Misalnya nih ya, lirik lagi peterpan yang bunyinya..
“....kuterjatuh dan kuterjatuh lagi.... “ *lupa judulnya
si pembicara bilang: gimana mau move on kalo yang diucapin kau terjatuh?
Atau, saya sempat ngikik saat adik saya –si kecil- melantunkan nada yang saya kira dia belum paham artinya, begini liriknya:
“.......Lumpuhkan ingatanku, hapuskan tentang dia.....”
saat itu saya (yang baru kali pertama dengar), langsung mikir: kamu mau amnesia, po?

hihi.. dan banyak lag lirik-lirik lagu yang unik-lucu-galau-begitulah yang sering berseliweran di telingan kita.
Tapi sekali lagi, itu tegantung kita dalam menyikapinya. Ada beberapa lagu yang memang diciptakan untuk membuat galau atau berbagi kegalauan –apapun itu-. Butiran debu misalnnya. Semua orang pasti sudah tahu kalau lagu ini ditujukan pada –cinta muda mudi-, tapi ada juga yang mengartikannya untuk menuju Tuhan. Saya termasuk golongan yang kedua. Ya, tinggal mengganti huruf -m- kecil dengan ‘M’ besar :D
“Aku tanpa-Mu, butiran debu..” atau mau ditambah biar jelas didepannya kalok nyanyi,
“Allah, aku tanpa-Mu, butiran debu...”

Atau, lagu karena Cinta yang digubah ulang dengan mengganti –cinta manusia- pada –cinta Allah-
“Semua karena Allah... semua karena Allah...”
yang ini saya denger waktu saya masih maba unyu dan mengikuti suatu training dasar di fakultas.

Yaa.. ada banyak lagu sebenarnya yang ingin saya kupas (tapi gak bisa dimakan TT), tapi detik ini saya lupa. Ya.. yang inget saja yang saya tuliskan ^_^
Selamat menelisik lagu! Ohya, sebagai closing, saya pingin ngeresensi (emang apaan) lagu yang akhir-akir ini masuk daftar playlist Winamp di laptop terus. Hihi.. jangan shock mendengar siapa yang nyanyi.. iya, JKT 48 yang lagu-lagunya diadopsi dari AKB 48 dari Jepang. Lirik lagunya diterjemahkan secara langsung –kata orang, letterleg- agak lucu memang, tapi esensinya dapet. ^^ bagi yang belum pernah denger, reccomended dah! :D tapi apapun itu, murrottal lebih bagus dan berpahala untuk didengar daripada segala musik aliran apapun ^^
yaa.. sekali dua kali gapapa ^^ #edisi-bandel
[bersambung]
rehat dulu bacanya, masi panjang ^_^

Komentar

  1. Tak ada hubungannya dengan langit mentai senja hhe...
    apa itu kiasan? ^^v...
    Keep writting dik...

    BalasHapus

Posting Komentar

Bismillah..
Sahabat, mohon komentarnya ya..
-demi perbaikan ke depan-