Tentangku, dan buku “SEJUTA CERITA”-ku


Bismillahirrahmanirrahiim..

Pertanyaan Ibu siang ini sungguh menggoyangkan jiwaku. Eh, maksudnya menggoncangkan jiwaku. Hehe.. jadi teringat kisah Maryam yang menggoyang batang kurma “Roudhoh” dari suatu tempat kemarin. *apasih.

Oke, back to FOCUS. Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu, buku perdanaku alias buku yang pertamakalinya berisi murni tulisan-tulisanku sendiri, bukan antologi dengan yang lainnya (akhirnya) terbit. Judulnya sangat sederhana, “SEJUTA CERITA”, karena murni didalamnya hanyalah kumpulan cerpen-cerpen semenjak aku menginjakkan kaki di kampus UNY tercinta yang berbeda-beda rasa. Yaa.. gabungan gitu. Cerpen-cerpen itu bahkan kebanyakan sudah pernah kuikutkan lomba, kupublish, atau ada juga yang sekedar iseng-iseng belaka. Intinya, waktu pembuatan cerpen-cerpen itu, murni belum kuniatkan untuk kucetak menjadi buku. :)

Buku yang sederhana ini, akhirnya berhasil ku-launching, setelah 3 minggu yang lalu aku berteriak pada diriku sendiri: POKOKNYA SEBELUM 2013 HABIS, HARUS SUDAH ADA MINIMAL 1 BUKU YANG TERBIT. Ya.. berawal dari keinginan sederhana, ingin mencoret satu deretan kalimat yang nangkring diatas meja belajarku (lebih tepatnya meja laptop). Disitu tertulis 2 buku, dan kini yang terealisasi 1, tak apa. Mulailah saat itu aku sibuk mencari-cari cerpen2 yang berserakan dimana-mana. Kukumpulkan jadi satu folder, lalu kubagi-bagi menurut kategorinya.

Setelah terkumpul, akhirnya aku berhasil mengkategorikan cerpen-cerpen itu menjadi satu rumpun (hehe,, kayak apa aja). Yang pertama adalah tentang orangtua, lalu tentang perjuangan, tentang persahabatan, jilbab, hingga cinta. Buku perdana ini, karena amniyah (ini lebih karena aku malu sih) maka aku mengerjakan dalam diam juga. Hehe.. mulai dari tulisan, layout sederhana, cover, hingga nyetak pun aku ikhtiarkan sendiri dulu. Alasannya sederhana, biar aku latihan gimana sih nerbitin buku sendiri. Ya, semuanya adalah just self publishing. Sampai-sampai, tawaran teman untuk membuat cover pun terpaksa kutolak dulu, karena dalam buku perdana ini aku murni ingin belajar. 

Sekedar cerita, cover itu (yang berisi gambar orang-orang berbagai ekspresi) kubuat saat mata kuliah Astronomi. Saat itu aku merasakan ngantuk yang amat sangat akut, lalu kupinjam pensil temanku (Nah, pensil aja minjem). Nggambarnya pun bukan di sketch book atau tablet, tapi di kertas di binder yang polos, hehe... di sela-sela mendengarkan penjelasan dosenku, aku nggambar acak aja. Dengan sedikit intervensi (eh, bantuan) dari temanku, sebut saja Nurul dalam mengkritisi gambarku.

“Eh,, itu tangannya mencong, Ki..”
“Bikin yang Pak Tua, sih..”

Akhirnya, jadilah selembar gambar yang kutandai dengan kertas penanda buku. Kutuliskan disana, “Buat cover buku,” cover ini kubuat jauh-jauh hari sebelum aku benar-benar ingin menerbitkan buku.

***

Ohiya, setelah aku teringat akan cover itu, aku segera membuat ilustrasi-ilustrasi sederhana yang berkaitan dengan cerpen-cerpen yang kukelompokkan. Benar-benar sistem kebut semalam, karena pada saat itu adalah minggu-minggu LPJ dan tugas yang bejibun pra UAS. Aku juga masih ada tanggungan menerbitkan buku untuk organisasiku kala itu. Analogi ilustrasipun sangat sederhana, untuk cerpen “Yang ditelapak Kakinya terdapat kunci Surga” misalnya, aku menggambarkan seorang gadis berjilbab bersama ibunya, lalu kuberikan simbol cinta (lope) diantara mereka berdua, plus sebuah kunci yang melayang-layang diantara mereka berdua. Lagi, aku hanya menggambarkan tumpukan uang dan tas untuk cerpen “Aku, Pakde, dan si Hitam Putih kehidupan”, karena ceritanya memang tentang korupsi. Nah, setelah semua gambar jadi di sketchbook, langsung sorenya sehabis mampir ke Jogjatronik untuk membenahi HP ku yang sakit bersama teman sekosku, si Murti, kami meluncur menuju kos-kosannya Dewi. Tebak untuk apa? Ya, tepat! Scan gratis, hehe..

Gambar sudah discan, oke.. karena aku adalah tipe manual (nggambar di kertas-scan-warnain di corel) jadilah malam itu langsung ku selesaikan. Setelah kira-kira matching, convert ke PDF. Ayei, alhamdulillah semua cerpen itu berhasil menelurkan 151 halaman. Bismillaah.. tentang judulnya, awalnya aku ragu, “SEJUTA CERITA.” Kenapa nggak ngambil salah satu judulnya aja. Tapi karena temanya terlalu nano-nano, akhirnya dipakek juga rencana awal itu... SEJUTA CERITA...

***

Awalnya, si buku pingin tak publish via nulisbuku.com, namun karena prosesnya agak lama, sembari menunggu , terbesit keinginan, gimana ya, kalo nyetak sendiri dulu? Ya.. itung-itung biar hati ini lega, hehe.. teringat dari teman sekelas, Enggar kalo temanku semasa SMA dulu punya usaha cetakan. Ya, itung-itung menjalin silaturahim sama temen lama, akhirnya kuhubungi temanku itu buat nyetak buku. Dicky, temanku itu menyanggupi. Namun, jadinya sekitar seminggu. Awalnya, aku pingin nyetak bukuku buat sampel dulu, kalau oke, aku masukin buku organisasiku itu. Tapi karena lama, ya jadinya buku organisasi kupindahkan ke tempat lain :)

Sembari menunggu proses cetak, iseng-iseng ku-upload cover bukuku itu sebagai PP (Profile Picture) di facebook. Alhamdulillah, respon dari warga FB sangat bagus. Yang pada bikin terharu, banyak yang pingin liat bukuku dan mesen :’). Aku yang awalnya mau cetak 10 buku aja langsung menghubungi temanku yang nyetak di cetakannya itu, “Jadi 20 ya dik..” Ya, bismillah. Uang mah bisa dicari :)
 
Lalu, kalau nggak salah malam selasa, alhamdulillah bukunya udah jadi :) Setelah deal dengan transaksi dengan kawanku itu, kubawa 20 tumpuk buku ke kamar kos, kupacking dengan plastik 2 kiloan dan kertas label untuk menamai dengan nama pemesan :D Tak lupa kuupload buku jadi itu di facebook untuk mengabarkan berita bahagia: bukunya udah jadi, lho! :D dan, kusms para pemesan, bahwa bukunya sudah bisa diambil besok :)

***

Allahu Akbar... Allah Maha Besar. Saat menerima buku itu, aku sujud syukur. Hem,, ya seneng aja. Rasanya itu kayak kamu punya mimpi nerbitin buku dan buku bertuliskan namamu itu ada ditanganmu kini. Cita-cita untuk menerbitkan buku sebenarnya sudah terpelihara semenjak masih SD dulu, dan diawal kuliah sempat muncul lagi. Dulu pingin nulis buku dari awal barengan teman-teman yang sowan ke tempat Pak Cah buat nerbitin buku di Intermedia. Dan aku melirik naskah yang tak tersentuh itu dengan terharu: Tunggu ya.. kamu juga bakalan tak selesein.

***

Alhamdulillah, terimakasih atas segala pihak yang telah membantu dalam proses belajarku menerbitkan buku ini. Baik temen-temen yang memotivasi, yang membantu proses pencetakan, proses pembuatan, distribusi-promosi, hingga pembeli dan pembaca yang budiman. Jazaakumullahu Khoyron Katsiraan.. Allah saja yang membalasnya, :) Alhamdulillah, hingga kini tercatat dalam notes saya, ada 29 pemesan buku, dengan rincian 8 orang sudah ambil dan sudah bayar, 5 orang yang sudah ambil dan belum bayar (hehe,, apasih ini), dan sisanya belum aku antar pada si pemesan. Apalagi, ada teman-teman SMA yang kini sudah tersebar di Semarang, Solo, Jakarta, dan lain-lain juga kepingin mesen buku ini: Aku bener2 terharu. Maaf, kemarin rabu waktu mau mudik buru-buru, mampir Pos UNY ternyata lagi dirombak, tanggal 25 pula. insyaAllah senin besok aku kirimin ke alamat-alamat kalian ya :) terimakasih banyak. Tanpa temen-temen semua, aku hanyalah butiran debu....

Terkait harga, sebenarnya nggak tega juga pasang 35K, akhirnya kuturunkan jadi 30ribu saja, terlepas dari 20 pembeli pertama atau tidak. Ya, alhamdulillah, dengan 30ribu ini aku memang dapat saving beberapa ribu. Awalnya, nggak tega buat ambil keuntungan. Wong karyaku bisa dibaca temen-temen aja aku udah makasihhh banyak. *__* Tapi akhirnya bismillah, itung-itung buat upah nulis sama desain sederhana itu. :)
***
Udah dua setengah lembar, tapi jariku nggak mau berhenti megang tuts. Ada yang kepingin kutulis lagi. Ohiya.. terkait kontent buku ini, juga pertanyaan pemantik yang kutuliskan diawal, yang soal pertanyaan Ibu itu. Hehe.. (kok jadinya malah cerita kemana-mana, dasar Rizki.. -_- )

Jadi, begini ceritanya. Sebenernya saya maluuu banget tulisan saya dibaca sama oranglain. Tapi ya, demi belajar dan perbaikan, masa iya kita menutup diri kita dari masukan, apresiasi, maupun kritikan? :) beberapa teman pembaca sms saya, yang intinya kira-kira sama: Ini cerpen terinspirasi dari mana, pengalaman pribadi semua atau gimana? :). Beberapa ada juga yang sms, “Baru baca 3 cerpen pertama aja udah bikin nangis.” Aaa..aku jadi tambah malu. *_*

Oke, dengan konsep tabayun yang pernah kita pelajari, mari kita bahas :D (*apasih -_-)

Jadi, buku ini terdapat 13 cerpen didalamnya. Ada ... bagian. Pertama bagian tentang orangtua, ada 3 cerpen. ”Yang ditelapak Kakinya terdapat Kunci Surga.” Ini, emang agak-agak nyrempet pengalaman pribadi sih, ceritanya saya kepingin buat lanjut di jurusan psikologi, tapi Ibuk nggak ngizinin. Tapi, alurnya fiksi kok J. Cerpen kedua, “Mentari itu Bernama Bapakku.” Nah, kalo yang ini murni 100% nyata, cerita tentang betapa supernya Bapak saya. Diamini juga oleh cerpen yang ketiga, “Pemilik Kunci Surgaku”, ini juga cerita nyata waktu aku naik ambulance untuk pertamakalinya. :) oke, bagian pertama tentang orangtua adalah nyrempet2 nyata  dan pengalaman pribadi penulis. :)

Bagian kedua, tentang perjuangan. Hehe, cerpen yang pertama “Bersyukurlah, Berbahagialah” ini juga terinspirasi dari pengalaman pribadi saya yang nggak keterima SNMPTN di pilihan pertama. *halah curhat. :D tapi, alur pengembangannya adalah fiksi :D yang kedua, “Kenangan Selasa Pukul 9: Aku, Pak Larno, dan Integral.” Ini juga cerita nyata. Ah.. aku nggak bisa mbayangin kalo bapak guru yang aku omongin dalam cerita ini baca. Muka mana muka. Nah, yang ketiga, “Aku, Pakde, dan si Hitam-Putih Kehidupan” ini murni fiksi, tapi tetep terinspirasi sama kejadian nyata. Hoho. Temen-temen bakalan tahu kalo udah baca J ya.. disitu pinginnya ngingetin temen2 yang bergerak di bidang media, kalau segala pemberitaan yang kita lakukan harusnya bertumpu pada kebenaran dan klarifikasi data..

Bagian ketiga tentang persahabatan. Yang pertama, “Aku ingin kau tahu, bahwa menunggu itu...” ini juga terinspirasi dari pengalaman nyata tentang betenya nunggu temen :D ya.. sebenernya koreksi buat diri sendiri yang juga kadang gak disiplin: Ayo sih, tepat waktu.. nah, yang kedua, “Manusia ‘Luar Biasa’ yang Luar Biasa” ceritan tentang temen-temen yang –maaf- penyandang disabilitas tapi tetap luar biasa. Sebenernya yang ini bukan cerpen sih... 

Bagian keempat, hanya ada satu cerita “Aku Muslimah, dan Ini Jilbabku..”. terinspirasi dari pengalaman nyata nggak ya? Hmm.. bisajadi. Ini buat peneguhan aja bagi temen2 yang berhijab supaya tetep teguh sama prinsip yang udah diambil, dan jangan pernah takut apalagi malu dengan busana taqwa dan persepsi orang diluar sana :D

Nah ini, bagian yang jadi kontroversi -_-. Bagian yang kelima, bagian tentang cinta. Bagian yang membuatku dipanggil Ibu, “Nduk, ini kisah nyata?” Aaaaaa.... malunya luar biasa :D meskipun malu, tenang sodara-sodara, ini hanyalah fiksi semata. Yakin deh :D  

cerpen yang pertama, “Tentang Setitik Rasa.” Ini terinspirasi dari kisah temen2 rohis pas di SMA –bukan saya -_- - kalo iya, ya dulu emang pernah naksir kakak kelas. Tapi ya sebatas kagum aja, yang kaya dicerita hanya fiksi belaka. :D yang kedua, “Istikharah Diary Biru-Putih”. Apalagi ini. Ini murni fiksi, baru-baru ini saya buat (cerpen ini paling baru diantara 12 lainnya). Berawal dari keinginan nyoba buat nulis beginian, hehe.. soal cinta yang dianggap tabu dahulu. Sampe-sampe ada temen yang nyeletuk, “Ahaa.. ternyata rizki juga bisa bikin cerita beginian.” Ekspresi saya à -_- . dicerpen yang ketiga, “Sebening Prasangka”, terinspirasi pengalaman temen2 di lapangan, aktivis yang kena VMJ, kadang kita suudzonnya masyaAllah.. nah, di cerpen ini saya pingin mengingatkan temen2 lagi untuk menelaah kata itu lagi, supaya nggak cepet berprasangka :D. Dan special buat cerpen terakhir, “Apapun masa depanku, asalkan bersamaMu” ini saya kepingin tereak.. “Aaaaaa...”. ini murni fiksi teman-teman. .____. Dulu, pernah saya kirimin di event lomba Miladnya FLP purwakarta, dengan tema yang sama. Dan, belum lolos karena gregetnya cerpen belum dapet. Saat itu, saya dapet email dari panitia yang bilang, “Ceritanya terlalu manis, cerpen itu butuh konflik.” Aaa... hahaha.. saya jadi keinget waktu dulu iseng-iseng membuatnya, membayangkan jika sudah jadi ummahat nanti, wkwkwk.. ngarang ngarang .__. Agak geli juga sih ya.. dan hal yang paling parah menurutku: aku menggunakan nama sendiri sebagai tokoh utama dalam cerita -___- aaa... udah terlanjur dicetak -_- aaaaaaaaa....... (tolong jangan ketwa -__- )

Hemm gitu aja deh, klarifikasinya ^^ semoga bermanfaat.. hehe.. semoga temen2 yang udah beli dan baca nggak nyesel udah beli dan baca. Maafkan saya yang masih banyak kekurangan di sana sini ini. Masukan, kritikan, dan saran sangat terbuka :D langsung sms/inbox/email/hubungi saya langsung ya :D

Terimakasih sudah mau repot-repot baca notes panjang ini. Makasih ^^

                                                                                                Griya Ibu Bapak, 28 Desember 2013
13.30 WIB
(H-1 Balik ke jogja :’) )


Komentar