Jangan Tergesa!

diposting dalam forum.inspirasi.co

Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana  ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.
-Q.S Al Israa’: 11-

***
                Tergesa-gesa. Setiap dari kita pasti pernah merasakannya. Karena sejatinya, sifat itu melekat pada manusia secara alami. Bahkan, Kitab yang mulia sudah menuliskan jauh-jauh hari. 

                Tergesa-gesa. Dalam hal apapun. Tergesa-gesa untuk berprasangka, baik atau buruk. Tergesa-gesa memberi penilaian. Tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan. Tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan. Instan, tak terlalu memikirkan jangka ke depan. 

                Bahkan, dalam hal yang prinsipil. Berdoa misalnya. Usai sholat dengan cepat, kita berdoa dengan kilat karena ada aktivitas lain yang menunggu seusainya. Jika dalam berdoa saja kita tergesa, bagaimana Yang Maha Kuasa akan mengabulkan dengan sempurna? Jadi, pantas saja jika terkadang kita tak selalu mendapatkan apa yang kita pinta. Karena dalam memintanya saja kita tergesa-gesa. Ibarat kita ini rakyat jelata yang ingin meminta emas pada Raja, namun kita langsung meminta tanpa diiringi pujian untuknya. Selain itu, kita tampak tak serius karena ingin segera pergi. Nah, jika begini bagaimana bisa si Raja memberikan emasnya pada kita. 

*** 
                Pernah, suatu hari aku menemui hari yang padat luar biasa. Waktu itu malam hari, dan aku memikirkan banyak hal dalam satu waktu. Mengerikan. Seakan-akan esok adalah hari yang begitu berat. Berat sekali. Bayangkan saja, ada 3 ujian dalam satu waktu. Aku belum belajar sama sekali. Lalu, dua kepanitiaan untuk pekan ini yang membutuhkan koordinasi, dimana aku termasuk salah satu pioner-nya. Banyak yang harus diselesaikan malam ini. PKM-ku belum terkirim ke sistem di DIKTI. Macet jaringan. Belum lagi, malam itu adik kos-ku meminta mengajarinya untuk desain. Aku merasa tergesa-gesa sekali. 

                Sebenarnya ada banyak opsi yang bisa kupilih. Jika aku bisa memilih. Menolak? Sebenarnya aku bisa menolak dan mengeleminasi satu persatu hal yang membuatku merasa ruwet malam itu. Benangku makin kusut!

                Bisa saja aku akan berkata pada adikku,  “Mbak besok ada ujian e... belajar desainnya besok aja ya.” Namun tidak. Aku bukanlah tipe orang yang bisa menolak dengan mudahnya. 

Atau, aku akan meng-cancel dua rapat persiapan kegiatan dengan mengatakan bahwa besok aku ada ujian. Namun tidak. Aku bukanlah tipe orang yang tega membatalkan janji dan membuat orang lain terluka. 

                Atau, hal yang lebih ekstrim lagi: Aku akan lari! Tak masuk kuliah, menghindari tiga ujian yang menghantui dan memilih untuk memikirkan yang lain. Atau, tak memikirkan yang lain namun hanya bermalasan di kamar kos. Ah, tapi itu konyol. Hatiku menolak. Bukankah menghindari justru akan menambah beban diri? Bisa saja besok tidak ikut  ujian, namun esok hari aku akan tetap menemuinya, kan? 

***
               Galau, akhirnya aku menemui adik kos yang sedari tadi menunggu. Belajar desain hingga larut malam. Aku lega, dia juga senang. Alhamdulillah. Menginjak pukul 24.00 WIB, aku galau lagi. Belajarku? Sementara mata ini sudah meminta untuk dipejamkan. 

                Aku memutuskan untuk tidak tidur malam ini. Namun Allah merencanakan yang lebih indah: aku tertidur juga. Pukul tiga keesokan harinya aku terlonjak bangun. Keruwetan mulai datang, tapi kucoba menepis dalam-dalam: Semua akan baik saja! Kuambil air wudhu, sholat dulu dan tilawah beberapa baris. 

             Aku menghirup napas panjang, kubuka laptop: mencoba mengetikkan alamat tempat PKM harus terupload: berhasil! Tiga matakuliah, kubuka sekenanya. Kupelajari yang kubisa. 

*** 

                Dua ujian dibatalkan, karena dosen ada keperluan! Sementara yang satu aku bisa mengerjakan. Allah... andai saja malam tadi aku tergesa untuk memilih pilihan-pilihan yang salah, aku tak tahu apa yang terjadi hari ini. Misalnya, jika aku jadi kabur dari kenyataan. Tentu aku akan menjadi manusia pesakitan yang menyesal dalam-dalam. Namun, ternyata semuanya berhasil terlewati dengan indah. Hari ini tak semengerikan yang aku pikirkan.

               Percaya saja, jangan tergesa. Dia, yang diatas sana tak pernah tertidur dalam mengawasi hambaNya: pertolongan akan selalu datang tanpa diduga-duga. Percaya padaNya, dan semuanya akan baik-baik saja.
@rizkismile
Lorong waktu -ia makin dekat saja- 

Komentar