Kisah Nyata, Mistis-Komedis: Pertemuan dengan si Embak -_-

Bismillah..

Baiklah. Saya putuskan untuk menuliskan kejadian aneh ini sekarang. Saking banyaknya kejadian unik yang pingin dituliskan, baiklah semoga ini mengawalinya. Berhubung juga sudah berbusa-busa menjelaskan kepada handai taulan yang ingin mendengar kisah mistis-komedi ini –terserah engkau mau menyebutnya apa- tapi aku tetap menyebutnya sebagai peristiwa mistis komedi.
Baiklah. Berawal dari tanggal 14 Agustus malam. Pukul 21 aku masih berkutat di kos menyeterika baju. Aku mau mabit di tempat teman, setelahnya langsung berkemas-kemas. Sebelumnya, aku sudah janjian dengan seorang teman –akhwat- sebut saja Izzah. Kami berjanjian untuk berangkat bersama menuju rumah –kontrakan- seorang teman, sebut saja Ani, dan kontrakannya –sebut saja khonsa- ya. Esok hari ada kakak kelas kami yang mau walimah (cihuii..), sebut saja mbak Fera dan suaminya, mas Anom, dan kami mau numpang bareng sama teman-teman yang ada di kontrakan tersebut. Maklum, mbak yang mau walimah itu se-kontrakan dengan temanku itu.

                Ya, petualangan dimulai. Aku sms temanku –yang tadi janjian sama aku-, ternyata dia sudah berangkat duluan, untuk mencari makan *kasihan (aku mah udah makan :D), ternyata eh ternyata dia tak kunjung mendapatkan nasi yang ia cari sehingga ia berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lain –jalan kaki-. Dan akhirnya, kami memutuskan untuk bertemu di perempatan (sebut saja –kuningan-) saja. Awalnya, aku agak ragu mau berangkat. Wis akhwat, jalan malam-malam (udah JMA belum ya?), seorang diri pula. Ah, aku tak boleh takut. Kulihat jam lagi, ia sudah berputar lagi. Kulirik kakakku yang bergeming didepan laptopnya, dengan tampang sedikit memelas –berharap dikasihani? Gak juga :p) akhirnya aku pamit (tanpa ditawari mau dianterin apa enggak -_-) huu.. akhirnya aku berangkat. Deg-degan? Dikitlah.. :p


                Entah kenapa malam itu suasana berbeda, berbeda saat aku harus pulang malam-malam karena jadi panitia OSPEK tahun lalu. Berbeda pula dengan saat aku pulang agak malam karena lihat kajian Aa Deda (mas ato adiknya Aa Gym gitu) di masjid kampus. Beda pula saat mau pulang tarawih. Aku lalu melangkahkan kakiku, suasana gelap, penjual-penjual udah tutup. Kuputuskan memasuki kawasan perempatan karangmalang, jalan kaki. Aku sudah masuk perempatan, tapi tiba-tiba sesampai di depan potokopian kakiku mengatakan aku harus berbalik, ya aku berbalik arah menyusuru trotoar, menuju KOPMA. Sampai KOPMA, aku sms temanku itu, ternyata dia beli makan di lembah UGM *waw* aku langsung putar balik, enaknya lewat mana ya? sudah 15 menit aku hanya berputar-putar dan keringat deras mulai mengucur (versi alay). Kuputuskan untuk lewat depan SC (cari gara-gara ya? -_-). Dengan Pdnya melawan rasa dag dig dug di hati, melewati mas2 yang lagi ngrokok (mengerikan >.)

                Akhirnya setelah menimbang ini dan itu, akhirnya aku menetapkan, memutuskan (halah kaya undang-undang aja :D ) untuk lewat jalan kecil FBS dengan pertimbangan bisa lebih cepat sampai ke perempatan kuningan, daripada harus lewat lembah yang jauh. Sebenarnya aku takut jika bertemu sesuatu. Kau tahu tak? Ya sudah lanjutkan membaca.

Akhirnya, aku lewat jalan kecil FBS.. suara-suara terdengar hiiii... (kayak ada backsound-nya pas au lewat situ –berasa main film-), lewat di gedung seni musik, terdengar jeritan-jeritan, jantungku berdegup. Ah, pasti itu anak2 musik atau teater lagi latihan, aku menenangkan diri. Selanjutnya kulihat PKM FBS bersinar terang –nyala-, tapi kok tak ada orang ya, hmm.. aku mempercepat langkah kakiku. Sreengg.. lewatlah sebuah motor, berlalu begitu saja. Aku sudah ayem karena ada cahaya, dan ada manusia. Rasa ayem adem ku bertambah ketika dari arah taman seni musik aku melihat ada mbak-mbak pakai jilbab berjalan ke arahku. Oyeii.. ada temen bareng. Rencananya mau tak sapa, terus tak ajak bareng –iya kalau searah- . Akhirnya, setelah lumayan dekat aku menoleh padanya. Aku pingin senyum sama si mbak (maklum, suka menyapa, baik hati, dan rajin menabung :p). Namun, senyumku langsung pudar saat kuperhatikan wajah si mbak; mana mata, hidung, dan mulutnya, ko kayak rata semua? Allah.. aku langsung membuang muka dan berjalan lurus dengan langkah 2x lebih cepat daripada kecepatan awal. Ya Allah, apa tadi? Aku deg-degan. Apa yang kulihat barusan? Manusia, kan? Masak aku lihat hantu, belum pernah soalnya. Rabbi.. aku menenangkan diriku sendiri dan meyakinkan hatiku bahwa si embak yang kulihat tadi pasti anak teater yang lagi pake masker/penutup kepala. Tapi logikaku menolak. Penjahat di tipi2 aja, tutup kepalanya masih ada bolongannya buat mata. Lha ini? Allah.. apalagi si mbak jalan, kok ya kelihatan jalannya kalau mata ditutup. Ah, mungin udah apal jalannya –khusnudhon-. Tak lama, sampailah aku di gerbang FBS dan kulihat temanku si izzah pakai jilbab cokelat. TEPAT! Aku teriak, “Izaaaaaaah!” lalu aku bercerita bahwa aku melihat sesuatu dan dia ikut njerit -_-

“Kok iso e, kakak Bay?”
“begitulah zah..”

Dan kami menuju kontrakan teman kami, dan aku melewati sesuatu yang kutakut kutemui dijalan tadi, untungnya dia lagi tidur. (sebut saja guguk, *aku takut banget). Dan setengah sepuluh sampailah kami di tempat mabit, tujuan. Hosh.. dengan keringat yang berceceran.
Sampai di Khonsa kuceritakan pengalaman tadi dan malah temen2 antusias,

“Kakinya napak gak?”
“Pake celana apa rok?”
“masa sih gak ada mukanya?”
“Muka rata?”

Ah entahlah, yang kuingat si embak berjilbab, pake celana jins, dan pake selendang yang disampirkan di pundak (soalnya panjang), dan.. mukanya rata -_-
Barulah aku tersadar kalau hari itu aku belum tilawah sesuai targetan; baru selembat *MENYEDIHKAN! Dan aku langsung ngaji -_- :D
Lalu aku menenangkan hatiku lagi dan menganggap itu teguran illahi, (hiks)
Yang jelas, pertemuan dengan si embak memberiku banyak pelajaran.

  1. Akhwat, patuh JMA euy, jam 9, maksimal jam 10 -_-
  2. Jangan berjalan sendirian di malam hari, setidaknya jika ada teman, rasa takut akan berkurang.
  3. Jangan pernah coba sekali-sekalipun keluar kos/rumah/kontrakan jika anda belum ngaji/tilawah sama sekali
  4. Hantu, jin, syaithon, Ghaib itu ada..
  5. Tenangkan dirimu, menangkan hatimu dalam setiap situasi.
  6. Dll
Begitulah kisahku. Bukannya ini bermaksud untuk apa-apa dan malah mebongkar suatu keburukan, tapi dengan menuliskan ini aku jadi plong se-plong plongnya... daan..semoga handai taulan yang membacanya bisa dapet ibrohnya. Sekian ^^
Markas inspirasi,
Habis mainan corel buat buletin esok hari (flashdisk-ku bengkok :’( )
2.27 WIB
22 Agustus 2013..
Hamba Allah

Komentar

  1. Kak kak..kisah ini emang bikin horor komedi..
    Cuma lupa ditambahin di atas, aku sempat bilang ke km,

    "mana kak orangnya, aku cek ya, dari sini gak kelihatan siapa2 di belakangmu"

    Lalu kau pun menahanku dengan teriakan tertahanmu yang sudah ingin lekas2 pergi dari sana..

    BalasHapus

Posting Komentar

Bismillah..
Sahabat, mohon komentarnya ya..
-demi perbaikan ke depan-