Bismillahirrahmanirrahiim..
Mulai menulis lagi, setelah
bertahun-tahun vakum ditelan bumi , sampai diri ini sempat bertanya-tanya:
masihkah bisa menulis seperti dulu lagi? Menulis lepas, apa saja yang diingini,
untuk menumpahkan rasa di hati, membagi inspirasi, dan sekedar share jiwa
–apabila ia bisa bicara-
Hmm, topik yang memang-memang
lagi hits itu ya –amanah- hehe..
Malam ini, bismillah menggoreskan
sekata-dua kata sebelum memejamkan mata, seusai mahaska jam 9 tadi (distop mba
Anggi siii *piss ^^v), di depan laptopku yang kedua engselnya hampir putus
(Sabar ya, Lep, insyaAllah bisa dibenerin :’), di samping sodara seiman
seperjuangan sekos searah satu meja makan –murtini-, yang kini dengan pulas
tidur di sampingku, -dikasur empukku- hehe..
Bermula dari chat dengan seorang
sahabat, sebut saja Casca, hehe ^^v
“Mau lanjut ke mana, Rizki?”
Kalimat pertama chatting, hehe...
Yah, sudah banyak yang bertanya
dan berbicara mengenai hal yang sama –amanah-, akan lanjut dimana, jadi apa,
bersama siapa, ngapain aja. Hemmmm.. ^^ (kesimpulannya, Casca adalah orang ke
xxxxxx yang menanyakan hal itu, hohoo :Dv)
Jujur ya, tak pernah aku semikir
ini soal amanah, sampai-sampai jerawat-jerawat itu –entah darimana- mau-maunya
nempel ke mukaku. Kata seorang teman, “Kabanyakan mikir lu,” bukan seperti
ledekan anak kecil yang apabila kawan lainnya ketahuan punya jerawat pasti akan
meledek.. “aaa.. jerawatan.. hayoo.. udah punya pacar yaaa? “ hehe.. STOP!
Sampai di sini bercandanya. –soal jerawat-
***
Ya, amanah ya?
^^
Flashback dulu deh..
Dulu SD, aku pernah jadi ketua
kelas; itu amanah kan? Tapi aku enteng banget ngejalaninnya. Apa karena belum
paham akan pertanggungjawabannya? –ya mungkin- pertama karena aku masih kecil,
kelas 3 SD. Dan parahnya, aku malah menyalahgunakan jabatan itu. Begini
ceritanya. Sebelum masuk ke kelas, seluruh siswa akan berjajar rapi di depan
kelas, dan tugas ketua kelas adalah menanyai mereka dengan pertanyaan seputar
pelajaran. Ya, kalau benar maka diizinkan masuk kelas, kalau belum yaa..
ditanyain sampai bisa jawab. Kejamnya aku yang menanyai mereka dengan soal
matematika yang susah untuk anak SD kelas 3 . Mentang-mentang aku baru saja
dibelikan Bapak Buku Cepat Pintar Matematika yang isinya perkalian-perkalian
istimewa, yang ada trik untuk menjawabnya. Tapi gimanapun juga tetep tak
tanyain ke temen2, jadi masuknya agak lama.. he... kejamnya.. ^^v *sekarang
sudah insyaf insya Allah
Beranjak SMP, aku ikut ekskul
OSIS sama pramuka sama Rohis. Ya awal-awal, di Pramuka aku sebagai anggota
biasa yang luar biasa (menurutku XD), kemudian di OSIS jadi bendahara 2, rohis
anggota bahagia. Beranjak kelas 2, saat amanah mulai ditumpahkan :D *emang
air... aku diamanahi jadi pemangku adat putri, padahal udah teriak nggak mau,
tapi apa mau dikata ternyata voting yang sebagian besar berasal dari adek2
kelas memihak padaku *aaah.. kalian ini, belum kenal aku siih -,- modal imut
doang,*mbak azizah pasti cari kresek kalo denger kalimat ini ^^v
Lalu. Masih SMP juga, aku
ditawari pembina OSIS buat nyalon jadi ketua OSIS. Saat itu kandidatnya ada 3;
aku, si bawang imut, lalu temanku Mega, seorang perempuan tangguh yang keren,
dan Sudarsono yang skill organisasinya tak diragukan lagi. Namun entah kenapa,
sudarsono mengundurkan diri, sehingga tinggallah aku dan mega. Akhirnya, kami
membuat visi misi dan ditempel ke kelas-kelas. Lagi-lagi, aku tak tahu kenapa,
apa karena kertas visimisiku penuh gambar bunga (aku suka nggambar, bung - __-)
, aku terpilih jadi ketua OSIS waktu itu. Dengan selisih suara yang ih wow. Dan
itu adalah jabatan terkonyol yang kurasakan, karena sejatinya jadi pemimpin itu
susah, apalagi SMP yang labil, walaupun galak aku ini kadang pemalu, yaaa..
jadinya OSIS jamanku agak gimana gitu :D *maafkan atas kinerjaku ya, pak, dan
teman2 :’)
Pelajaran: jangan ngajuin diri
kalo merasa konyol nantinya
Masih di SMP, di rohis aku jadi
tim kreatif. Ya tugasnya ngatur acara saban ahad, tapi karena angkatanku nggak
ada ketua rohisnya, jadi terombang-ambing ngga jelas siapa yang mimpin. Jadinya
asal jalan aja, :’)
Pelajaran : seorang ketua dalam
organisasi itu: PENTING!!!
Beranjak SMA, alhamdulillah aku
menemukan cahaya *haiiiiaaaaaaa
Aku memohon pada Ibu supaya
diizinkan pakai jilbab. Ingat sekali, waktu itu Ibu bilang,
“Yakin pakai jilbab? Nanti
kelihatan pendek dan gendut lho.”
--
Dan aku juga ingat jawaban
polosku waktu itu,
“Pendek dan gendut, tinggi dan
kurus, ada ditangan Allah.”
Plak! Aku menang mutlak.
Alhamdulillah diizinkan.
Semasa SMA, organisasi yang
kuikuti lumayan banyak. *tuh kan gak galau amanah :p
Kelas satu aktif di Rohis, jadi
sekretaris 2 yang tugasnya mbantuin mbak sekretaris 1, hehe. Belum merasa
berkontribusi, aku ikut OSIS untuk meneruskan minat organisasi, dengan
serangkaian tes yang masya Allah luar biasa –cobalah ikut seleksi osis di SMS
Negeri 1 Wonogiri: Mantap!- alhamdulillah diamanahi bidang koperasi, tapi
karena belum paham yaa ikut alur saja. Selain itu, ikut pramuka untuk menambah
kebahagiaan. Anehnya, aku yang kecil nan imut ini diterima jadi anggota PCM
(Purna Caraka Muda), semacam paskib sekolah *pasti ngga ada yang percaya, aku
pun juga. Aku curiga dulu ada orang tinggi yang namanya sama denganku lalu ia
pindah, tinggallah aku yang ada dan berlatih gerak jalan dan PBB tiap hari
senin. :D
Di kelas 2, amanah dataang
mengguyur lagi.. byuurrr..
Kelas 2 aku join ECSA, English
Club buat ngasah kompetensi debat, di OSIS diamanahi jadi bendahara umum, dan
di rohis sebagai koordinator departemen danisa, yang mengurusi soal buletin,
lalu seni tarik suara –nasyid- , mading, dan lainnya, ya seputar itulah.
Dibantu teman-teman, bahagia sekali menjalani amanah itu. (yang terpikir waktu
itu, susah itu kalo jadi ketua, hehe..). di pramuka, alhamdulillah jadi
pemangku adat (lagi), dan waktu kemah wisata sukses membawa selendang dengan
iringan musik gamel –aaaa, maluuu :3- yah itulah pokoknya. ^^
Senang sekali berorganisasi waktu
SMA. Lincah, sehat, dan kurus. Hehe.. pas ngga ada kegiatan (kelas 3) malah
sakit-sakitan karena jarang gerak ^^
Pelajaran: berorganisasi itu
membuat badan sehat, berorganisasi=berolahraga ^^
Berorganisasi, banyak manfaatnya
^^ banyak teman, relasi, jaringan. Makin banyak orang yang bisa dipinjemi uang
kalo kiriman nggak datang :Dv
Beranjak kuliah, yang ternyata
pola belajar dan mekanisme waktunya juga porsi amanah –dianggap sudah dewasa-
sungguh, 360 derajat dan 100 % berbeda dengan masa SD, SMP, maupun SMA. Hingga
galau hati ini saat display UKM tengah berlangsung saat OSPEK. Waktu itu, batin
ini menjerit: kenapa ada banyak sekali? Rasanya ingin ikut semuanya. Ah, dasar
manusia.
Hingga melihat kondisi dan
analisis kondisi, kuputuskan untuk tahu
pertama memilih 2 saja. Kata teman sejurusan, 2 itu udah kebanyakan
kalau buat kuliahan. Aku? Dengan gaya sok yakin –idealistis-belum realistis-
mengatakan bisa-bisa saja, bahkan pernah menantang untuk ikut 3 sekaligus. J kuputuskan untuk ikut
Hima –himpunan mahasiswa-, sebagai pengganti OSIS semasa sekolah, dan Haska,
sebagai lanjutan perjalanan ukhuwah dari rohis SMP-SMA. Banyak pelajaran yang
aku dapat dari dua organisasi ini, sungguh. Banyak sekali. Sampai tak dapat
kutuliskan dengan rinci... dan ternyata benar, beda sekali dengan SMP-SMA yang
maish memiliki pembina dan pendamping yang akan terjun langsung di teknis
pelaksanaan *kadang2 juga ^^,, ternyata di kuliahan kita benar2 dilepaskan,
dibebaskan –it’s our choices- dianggap sudah mampu, dewasa, dan kapabel di
bidangnya. *padahal belum.. hehe
Dan kini tahun kedua, dipinta
untuk memilih... ayo, satu saja.. :O
Dan aku mulai menggalau: aku
mencintai keduanya.
Bersambung.
Komentar
Posting Komentar
Bismillah..
Sahabat, mohon komentarnya ya..
-demi perbaikan ke depan-