Amanah part#3


Bismillahirrahmanirrahiim..
Mulai menulis lagi, setelah bertahun-tahun vakum ditelan bumi , sampai diri ini sempat bertanya-tanya: masihkah bisa menulis seperti dulu lagi? Menulis lepas, apa saja yang diingini, untuk menumpahkan rasa di hati, membagi inspirasi, dan sekedar share jiwa –apabila ia bisa bicara-
Hmm, topik yang memang-memang lagi hits itu ya –amanah- hehe..

Malam ini, bismillah menggoreskan sekata-dua kata sebelum memejamkan mata, seusai mahaska jam 9 tadi (distop mba Anggi siii *piss ^^v), di depan laptopku yang kedua engselnya hampir putus (Sabar ya, Lep, insyaAllah bisa dibenerin :’), di samping sodara seiman seperjuangan sekos searah satu meja makan –murtini-, yang kini dengan pulas tidur di sampingku, -dikasur empukku- hehe.. 

Bermula dari chat dengan seorang sahabat, sebut saja Casca, hehe ^^v

“Mau lanjut ke mana, Rizki?”
Kalimat pertama chatting, hehe...
Yah, sudah banyak yang bertanya dan berbicara mengenai hal yang sama –amanah-, akan lanjut dimana, jadi apa, bersama siapa, ngapain aja. Hemmmm.. ^^ (kesimpulannya, Casca adalah orang ke xxxxxx yang menanyakan hal itu, hohoo :Dv)

Jujur ya, tak pernah aku semikir ini soal amanah, sampai-sampai jerawat-jerawat itu –entah darimana- mau-maunya nempel ke mukaku. Kata seorang teman, “Kabanyakan mikir lu,” bukan seperti ledekan anak kecil yang apabila kawan lainnya ketahuan punya jerawat pasti akan meledek.. “aaa.. jerawatan.. hayoo.. udah punya pacar yaaa? “ hehe.. STOP! Sampai di sini bercandanya. –soal jerawat-

***

Ya, amanah ya?
^^

Flashback dulu deh..

Dulu SD, aku pernah jadi ketua kelas; itu amanah kan? Tapi aku enteng banget ngejalaninnya. Apa karena belum paham akan pertanggungjawabannya? –ya mungkin- pertama karena aku masih kecil, kelas 3 SD. Dan parahnya, aku malah menyalahgunakan jabatan itu. Begini ceritanya. Sebelum masuk ke kelas, seluruh siswa akan berjajar rapi di depan kelas, dan tugas ketua kelas adalah menanyai mereka dengan pertanyaan seputar pelajaran. Ya, kalau benar maka diizinkan masuk kelas, kalau belum yaa.. ditanyain sampai bisa jawab. Kejamnya aku yang menanyai mereka dengan soal matematika yang susah untuk anak SD kelas 3 . Mentang-mentang aku baru saja dibelikan Bapak Buku Cepat Pintar Matematika yang isinya perkalian-perkalian istimewa, yang ada trik untuk menjawabnya. Tapi gimanapun juga tetep tak tanyain ke temen2, jadi masuknya agak lama.. he... kejamnya.. ^^v *sekarang sudah insyaf insya Allah
Beranjak SMP, aku ikut ekskul OSIS sama pramuka sama Rohis. Ya awal-awal, di Pramuka aku sebagai anggota biasa yang luar biasa (menurutku XD), kemudian di OSIS jadi bendahara 2, rohis anggota bahagia. Beranjak kelas 2, saat amanah mulai ditumpahkan :D *emang air... aku diamanahi jadi pemangku adat putri, padahal udah teriak nggak mau, tapi apa mau dikata ternyata voting yang sebagian besar berasal dari adek2 kelas memihak padaku *aaah.. kalian ini, belum kenal aku siih -,- modal imut doang,*mbak azizah pasti cari kresek kalo denger kalimat ini ^^v
Lalu. Masih SMP juga, aku ditawari pembina OSIS buat nyalon jadi ketua OSIS. Saat itu kandidatnya ada 3; aku, si bawang imut, lalu temanku Mega, seorang perempuan tangguh yang keren, dan Sudarsono yang skill organisasinya tak diragukan lagi. Namun entah kenapa, sudarsono mengundurkan diri, sehingga tinggallah aku dan mega. Akhirnya, kami membuat visi misi dan ditempel ke kelas-kelas. Lagi-lagi, aku tak tahu kenapa, apa karena kertas visimisiku penuh gambar bunga (aku suka nggambar, bung - __-) , aku terpilih jadi ketua OSIS waktu itu. Dengan selisih suara yang ih wow. Dan itu adalah jabatan terkonyol yang kurasakan, karena sejatinya jadi pemimpin itu susah, apalagi SMP yang labil, walaupun galak aku ini kadang pemalu, yaaa.. jadinya OSIS jamanku agak gimana gitu :D *maafkan atas kinerjaku ya, pak, dan teman2 :’)
Pelajaran: jangan ngajuin diri kalo merasa konyol nantinya
Masih di SMP, di rohis aku jadi tim kreatif. Ya tugasnya ngatur acara saban ahad, tapi karena angkatanku nggak ada ketua rohisnya, jadi terombang-ambing ngga jelas siapa yang mimpin. Jadinya asal jalan aja, :’)
Pelajaran : seorang ketua dalam organisasi itu: PENTING!!!
Beranjak SMA, alhamdulillah aku menemukan cahaya *haiiiiaaaaaaa
Aku memohon pada Ibu supaya diizinkan pakai jilbab. Ingat sekali, waktu itu Ibu bilang,
“Yakin pakai jilbab? Nanti kelihatan pendek dan gendut lho.”
--
Dan aku juga ingat jawaban polosku waktu itu,
“Pendek dan gendut, tinggi dan kurus, ada ditangan Allah.”
Plak! Aku menang mutlak. Alhamdulillah diizinkan.
Semasa SMA, organisasi yang kuikuti lumayan banyak. *tuh kan gak galau amanah :p
Kelas satu aktif di Rohis, jadi sekretaris 2 yang tugasnya mbantuin mbak sekretaris 1, hehe. Belum merasa berkontribusi, aku ikut OSIS untuk meneruskan minat organisasi, dengan serangkaian tes yang masya Allah luar biasa –cobalah ikut seleksi osis di SMS Negeri 1 Wonogiri: Mantap!- alhamdulillah diamanahi bidang koperasi, tapi karena belum paham yaa ikut alur saja. Selain itu, ikut pramuka untuk menambah kebahagiaan. Anehnya, aku yang kecil nan imut ini diterima jadi anggota PCM (Purna Caraka Muda), semacam paskib sekolah *pasti ngga ada yang percaya, aku pun juga. Aku curiga dulu ada orang tinggi yang namanya sama denganku lalu ia pindah, tinggallah aku yang ada dan berlatih gerak jalan dan PBB tiap hari senin. :D
Di kelas 2, amanah dataang mengguyur lagi.. byuurrr..
Kelas 2 aku join ECSA, English Club buat ngasah kompetensi debat, di OSIS diamanahi jadi bendahara umum, dan di rohis sebagai koordinator departemen danisa, yang mengurusi soal buletin, lalu seni tarik suara –nasyid- , mading, dan lainnya, ya seputar itulah. Dibantu teman-teman, bahagia sekali menjalani amanah itu. (yang terpikir waktu itu, susah itu kalo jadi ketua, hehe..). di pramuka, alhamdulillah jadi pemangku adat (lagi), dan waktu kemah wisata sukses membawa selendang dengan iringan musik gamel –aaaa, maluuu :3- yah itulah pokoknya. ^^
Senang sekali berorganisasi waktu SMA. Lincah, sehat, dan kurus. Hehe.. pas ngga ada kegiatan (kelas 3) malah sakit-sakitan karena jarang gerak ^^
Pelajaran: berorganisasi itu membuat badan sehat, berorganisasi=berolahraga ^^
Berorganisasi, banyak manfaatnya ^^ banyak teman, relasi, jaringan. Makin banyak orang yang bisa dipinjemi uang kalo kiriman nggak datang :Dv
Beranjak kuliah, yang ternyata pola belajar dan mekanisme waktunya juga porsi amanah –dianggap sudah dewasa- sungguh, 360 derajat dan 100 % berbeda dengan masa SD, SMP, maupun SMA. Hingga galau hati ini saat display UKM tengah berlangsung saat OSPEK. Waktu itu, batin ini menjerit: kenapa ada banyak sekali? Rasanya ingin ikut semuanya. Ah, dasar manusia.
Hingga melihat kondisi dan analisis kondisi, kuputuskan untuk tahu  pertama memilih 2 saja. Kata teman sejurusan, 2 itu udah kebanyakan kalau buat kuliahan. Aku? Dengan gaya sok yakin –idealistis-belum realistis- mengatakan bisa-bisa saja, bahkan pernah menantang untuk ikut 3 sekaligus. J kuputuskan untuk ikut Hima –himpunan mahasiswa-, sebagai pengganti OSIS semasa sekolah, dan Haska, sebagai lanjutan perjalanan ukhuwah dari rohis SMP-SMA. Banyak pelajaran yang aku dapat dari dua organisasi ini, sungguh. Banyak sekali. Sampai tak dapat kutuliskan dengan rinci... dan ternyata benar, beda sekali dengan SMP-SMA yang maish memiliki pembina dan pendamping yang akan terjun langsung di teknis pelaksanaan *kadang2 juga ^^,, ternyata di kuliahan kita benar2 dilepaskan, dibebaskan –it’s our choices- dianggap sudah mampu, dewasa, dan kapabel di bidangnya. *padahal belum.. hehe
Dan kini tahun kedua, dipinta untuk memilih... ayo, satu saja.. :O
Dan aku mulai menggalau: aku mencintai keduanya.
Bersambung.

Komentar