Maaf, Aku Hanya Ingin Menjaga Hijabku…


                Siang itu begitu terik, setelah menyelesaikan beberapa urusan di sekolah, ba’da sholat dhuhur bersama temanku, aku memutuskan untuk segera pulang. Karena rasanya haus sekali, kusempatkan untuk mampir mbak-mbak jasmine tea dan membeli es teh kecil untuk melepas dahaga, lalu aku berjalan menuju tempat cegatan bus di depan sekolah. Hmm… aku melirik ke kanan dan kiri. Sepi ^^. Lalu aku menuju tempat duduk, mulai menunggu sambil mnyeruput es teh yang baru saja kubeli. Lima menit kemudian, bus aneka jaya, langgananku (hanya bus itu yang mengantarku sampai tujuan) datang. Karena busnya penuh dan itu artinya aku harus berdiri, dengan berat hati kutinggalkan es teh ku yang masih setengah. Penginnya sih aku bawa, hehe.. tapi nanti pasti orang2 di bus pada nimpukin aku, soalnya tasnya jadi basah, hahaha…

                Tak berapa lama kemudian, Alhamdulillah aku dapat tempat duduk. Wah, yang dideketku bapak2 sama mas2, aku pilih untuk duduk dipinggir aja. Resiko duduk dipinggir, aku Cuma dapet sedikit tempat duduk sama hampir jatuh berkali-kali. Tapi ndak apa-apa, aman, aman…

                Lalu bus terus melaju sampai akhirnya ada tempat kosong, aku segera meluncur menempati tempat kosong itu. Hwaaah… leganya… duduk sendiri memang wuenaak! Bebas mau ngapai aja. Sms ibuk? Bisa!  Telpon ibuk? Bisa! Tanpa harus takut mengganggu temen yang duduk disamping kita.


                Bus sampai di mbatu, dan beristirahat sekitar 10 menit. Hwaaah.. lamanya :p biasanya kugunakan waktu 10 menit itu untuk membaca atau membuka2 fb. Mau tidur, tapi ndak bisa. Panasnya, rek. Kulongokkan kepala keluar jendela. Aktivitas terminal seperi biasa. Pak sopir dan pak kondektur melepas dahaga sambil mengusap keringat yang bercucuran. Ah.. kasian. Hwee!! Tapi itu kan udah jadi tugas  mereka, hehehe… ibuk2 penjuan sibuk menjajakan jajanan nya, tak banyak yang membeli, ah… kasian… bapak tukang es dawet dan bakso antar pun tak mau kalah, “es dawet es dawet.. seger seger..” dan “ baksonya, baksonya, seperempat jam, bisa diantar dan dimakan di dalam bus, bakso, bakso, seperempat jam.” Hwaah.. aku yang anak sekolahan, memilih untuk tidak membeli apa-apa. Terngiang-ngiang kata ibuk dan simbah, “jangan beli minum sembarangan. Air mentah!” hwaaah, anak mami banget. Tapi bukan itu alasanku, aku berpikir pasti di rumah nanti akan ada makanan dan minuman yang lebih enak, lebih sehat, lebih higinis, daan… gratis!! Juga bisa nambah, hahahaha…

                Bus sudah akan berangkat, kulihat segerombolan anak2, nampaknya sebaya denganku. Yang putri-putri memakai jilbab, tapi jilbab kuncir semua (jilbab kuncir = kata kakak kelas saya, bentuk kuncirannya terlihat. Maksudnya pakai jilbab, trus dari luar keliatan kalo rambutnya si empu itu dikuncir.) hmm.. lagi trend katanya, ah masa iya?? :p yang putra-putra pakai celana panjang, iyalah! Dilihat dari rok dan celananya, mereka pasti anak SMA. Seketika bus yang tadinya kosong pas menuju terminal, penuh lagi. Hwaaa.. ^^

                Karena mereka duduk dibelakangku, tanpa sengaja aku mendengar percakapan mereka. Yang ini percakapan seorang anak laki-laki dengan seorang perempuan.
Si laki-laki             : hwee… teg wis bali?
Si perempuan         : ya uwis nho,, lha kowe?
Si laki-laki             : ya pada.
Diam…
Si laki-laki             ; wis sholat urung?
Si perempuan    : ya uwis nho, cah pinter og..
Segitu aja. Percakapan selanjutnya aku kagak ndengerin, hehe.. Ndak penting ditulis sebenarnya, hahaha…

                Bus melaju, ada yang nyetop. Seorang mbah-mbah yang membawa buntelan naik dan lalu duduk disampingku. Dengan ramah beliau nanya, “pundi, nduk?” saya menjawab, “kula punung mbah ^^” pak kondektur memutar lagu campur sari, dan si mbah2 yang duduk disampingku ikutan nyanyi! Hwahahaa, lucu sekali, lucu lucu! Pengen ketawa tapi takut dianggap kagak sopan, aku pun memalingkan wajahku kearah jendela sambil ngempet ngguyu, hahahaha…

Bus melaju dan melaju, sampai di giriwoyo, adek2 SMP naik, bus kembali penuh. Semakin ke arah sana, penumpang pun turun satu persatu, sampai tempat duduknya tinggal setengah penuh, namun sampai di suatu tempat, ada segerombolan anak2 SMA pancasila. Hwaaah… busnya penuh lagi. Si simbah yang duduk disampingku tampaknya juga sudah turun. Memasuki daerah provinsi jawa timur, aku menarik napas lega. Hwaaah, sudah mau sampai ^^

Bus sudah lengang, tinggal aku yang duduk di agak belakang, ibuk2 yang duduk di depan, dan segerombolan anak laki-laki yang duduknya dibelakangku. Yaah, sudah sepi lagi. Aku di sms ibuk, “sampai mana, nduk? Nanti sampai mantren sms yaa.. “ aku tersenyum dan membalasnya, “OK Buk, insya Allah nanti sms.” Lagi enak-enaknya balas sms ibuk, tiba-tiba dari arah belakang kaya’ ada suara memanggil-manggil, “mbak, mbak, mbak,” begitu seterusnya.  Merasa tak dipanggil, aku tetap meneruskan membalas sms dan setelah itu memalingkan wajah ke arah jendela, melihat pemandangan. Namun, suara-suara itu terus berdatangan sampai akhirnya ada anak laki2 yang segerombolan dari SMA entah tadi melongok ke tempat dudukku. Astaghfirullah!! Berani-beraninya, aku sebel. Dan dia bertanya, “Sekolahnya mana mbak?” aku nggak menoleh sama sekali. Karena pertanyaan itu terus datang dan berulang-ulang aku noleh sebentar dan menjawab, “SMA” mereka balik nanya SMA mana, aku nggak noleh lagi dan jawab “wonogiri” mereka mungkin kagak dengar dan menyahut “haah? Mana? SMAN?”. Aku tetap nggak menoleh dan mengangguk saja. Terserahlah, yang penting nggak nanya2 lagi. Aku benar2 tidak nyaman. Hwaaah… help me Allah!!
Lalu, yang lain juga nanya, “rumahmu mana?” hwaaa… tidak benar ini. Aku tetap nggak menggubris. Lalu aku menunjuk ke arah luar, dan mereka menyahut, “iya, sana mana? Pacitan ya?” dan masih banyak pertanyaan lain yang nggak ku perhatikan, sampai aku memutuskan untuk pindah tempat duduk di depan, karena memang sudah mau sampai tujuan. Haaah… biarin! Mereka terbengong-bengong. Setelah sampai Telkom, aku turun. Di sana sudah ada bapak yang menunggu. Hwaaa… Alhamdulillah… leganya!

Hah, tega-teganya mereka menggangguku! Maaf, aku hanya ingin menjaga hijabku… ^^ 

(sejujurnya juga: Maaf, aku hanya takut ^^)

Komentar