Kau Kawan, Sahabat, dan Temanku


Dan ketika mula bertemu
Terasa bagai telah lama bersua
Kau sambut, ulur tanganku
Bertegur sapa penuh mesra

Masa terus berlalu
Dan kita tetap seiringan berjalangan
Menempuh onak liku
Lalui semua  suka dan duka bersama

Biarlah apapun rahasia, dan kelemahanmu
Tetap kau temanku

Riangnya saat kita ketawa, asyik senda dan bercerita
Walau sesekali pandangan kita berbeda
Andainya tetap serupa


Ada kalanya kita juga saling terluka
Namun di akhirnya, kita tetap bersama

                Dan kini, dipisahkan, dua benua  saling mengejar cita
                Tak pernah kulupakan denting nan indah bersamamu, temanku

Dan pasti suatu masa, engkau dan aku kan bertemu semula
Kembali menjalinkan denting nan indah tuk kenangan bersama

                Tetapkan bersama…
                Bersama…

(Lirik: UNIC, dengan sedikit penyesuaian)

***
Dan ketika mula bertemu
Terasa bagai telah lama bersua
Kau sambut, ulur tanganku
Bertegur sapa penuh mesra

                Saat pertama kita bertemu kawan, tahukah engkau? Di hati ini merasakan sesuatu yang hangat,  begitu indah, dan sama sekali tak asing. Rasa-rasanya kita ini sudah pernah bertemu lama. Padahal, kita baru berjumpa. Ketika ku mencoba berkenalan, kau sambut hangat tanganku, kita bergenggaman, layaknya sahabat yang sudah lama tak bertemu. Sapamu sungguh hangat, senyummu merekah membahagiakan hati yang gersang dan haus akan ilmu ini, kita bagaikan saudara, membuatku tak lagi asing dan takut menginjakkan kakiku di bumi asing ini, bumi yang baru, yang sebelumnya belum ku pijak untuk menapaki kehidupan. Di tanah ini, di tempat ini, di sekolah ini, kita pertama bertemu. Dan aku rasakan, kau kuanggap  bagaikan saudara kandungku….

Masa terus berlalu
Dan kita tetap seiringan berjalangan
Menempuh onak liku
Lalui semua  suka dan duka bersama

                Masa terus berlalu, waktu terus berjalan. Tanpa kita sadari, kita melangkah bersama-sama. Diawali dengan persamaan yang tersirat, berlandaskan cinta pada-Nya kita menapakkan kaki penuh semangat, penuh cinta. Kita bersama-sama. Ingatkah kawan, saat kita melalui semua tantangan dan cobaan yang menimpa sama-sama? Kita tertawa bersama, kita menangis bersama, kita terus semangat, saling menyemangati dalam kebenaran, karena kau dan aku tahu, bahwa cinta-Nya takkan pernah habis. Cinta-Nya yang telah mempertemukan kita di sini. Dengan adanya kamu, aku jadi semakin tahu. Betapa luas dan indahnya agama yang haq ini, begitu murni, putih, dan suci… dengan mengenalmu, aku jadi semakin tahu, aku semakin sadar, bahwa ilmu yang selama ini kubangga-banggakan ternyata tak ada apa-apanya dibanding pengetahuan yang telah kau miliki, kau terapkan, dan  kau amalkan, apalagi dibanding dengan sejagad ilmu di alam semesta ini.. aku merasa kecil kawan, aku merasa hina, aku merasa tak pantas, namun kau selalu menguatkan, kau selalu meneguhkan bahwa aku pasti bisa, lalu kita belajar bersama-sama membaca ayat-Nya yang begitu indah…

Biarlah apapun rahasia, dan kelemahanmu
Tetap kau temanku

                Aku tak peduli seperti apa kau, dari mana asalmu, apa rahasiamu, yang aku tahu : kau adalah temanku. Dan kau menganggapku sama. Yang terpenting, kita selalu mengingatkan dikala yang satu berbuat kesalahan. Di saat aku sedang futur, kau mengingatkan, kau menguatkan, dan memberi semangat, hingga bara api semangatku tumbuh lagi, dan kita terus maju. Bersama-sama…

Riangnya saat kita ketawa, asyik senda dan bercerita
Walau sesekali pandangan kita berbeda
Andainya tetap serupa

                Tahukah engkau, sahabat? Hal yang paling membuatku bahagia adalah saat kita bersama. Ingatkah kau saat kita tertawa bersama? Bersenda dan bercerita tiada habisnya, bahkan sampai lupa waktu. Kita berapi-api mengemukakan pendapat kita sediri-sendiri. Kadang sama dan sejalan, namun tak jarang pendapat kita berlainan. Ingatkah kau suatu masa saat kita berselisih pendapat? Mukaku dan mukamu sama-sama memerah, memendam sesuatu, namun pada akhirnya, berkat kuasa-Nya kita dapat akur kembali, kembali meniti dan terus meniti, betapa indahnya karunia yang Allah beri. Dan menydari, bahwa perbedaan itu untuk menghasilkan persamaan yang lebih indah…

Ada kalanya kita juga saling terluka
Namun di akhirnya, kita tetap bersama

                Ya, kadang kita terluka. Ingatkah kau saat aku berbuat salah? Mungkin kau ingin menegurku, namun rasanya susah. Saking cintanya dan eratnya persahabatan kita, rasanya susah sekali lidah ini bicara dan mengatakan : kawan, tindakanmu salah. Tidakkah seharusnya dan sebaiknya kau begini dan begitu? Tidak apa-apa kawan. Katakanlah! Tegurlah aku bila aku salah. Ingatkan aku agar tetap berjalan di jalan yang diridhoi-Nya, ketuk hatiku, kawan. Marahlah padaku. Ingatkan aku, kawan. Aku takkan marah, sungguh. Dengan teguranmu, aku makin tahu, betapa besar rasa cintamu padaku. Dengan peringatan yang kau berikan, mungkin bagi sebagian orang akan terasa menyakitkan, namun tidak buatku kawan, begitu pula denganmu.  Peringatanmu adalah suatu kesejukan tersendiri. Kita ini sahabat perjuangan, jadi ingatkan saat aku futur dan melakukan sesuatu yang salah, sesuatu yang amat dibenci dan dimurkai-Nya. Terimakasih kawan, dengan teguranmu, aku dapat berbenah, insya Allah… dengan izin-Nya…

Dan kini, dipisahkan, dua benua  saling mengejar cita
Tak pernah kulupakan denting nan indah bersamamu, temanku

                Kawan, setiap perjumpaan pasti ada perpisahan. Aku dan kamu sama-sama tahu, cita-cita kita berbeda. Dan kita saling berpisah untuk mengejar cita, walaupun hanya terpisah kota, Propinsi, Pulau, ataupun negara dan benua nantinya (insya Allah ^^) aku akan sangat merindukanmu, kawan. Mampukah aku menemukan kawan yang baik sepertimu ditempatku yang baru nanti? Akankah aku menemukan sahabat sepertimu di tempat perantauan yang telah menungguku nanti? Dapatkah kujumpai orang-orang baik, yang begitu tulus berteman dan memahamiku apa adanya seperti dirimu di tempatku yang baru nanti? Semoga.. takkan kulupakan persahabatan kita, kawan.. maukah kau tetap menjalin komunikasi dan bersilaturahim denganku walau sudah berbeda tempat? Kita bisa sms-an, kita bisa wall-wallan, kita bisa chattingan, telpon-telponan seperti yang biasa kawan. Maukah kau menuntut ilmu lebih tinggi, bersama-sama kita gali potensi kita sendiri-sendiri, lalu nanti jika kita sudah dewasa, kata ibuku, jika sudah “jadi orang”, kita akan saling share ilmu, saling melengkapi? Dan bersama-sama kita majukan Indonesia ini, seperti yang kita impi-impikan dulu, kawan? Kawan, sungguh bahagianya aku pernah mengenal sahabat sepertimu… Alhamdulillah, sengan cinta-Nya lah kita bertemu, dan dengan cahaya-Nya pula kita dipisahkan. Hanya sebentar kawan, untuk nanti kita kembali dipertemukan… insya Allah… percayalah, kawan…

Dan pasti suatu masa, engkau dan aku kan bertemu semula
Kembali menjalinkan denting nan indah tuk kenangan bersama

                Dan suatu masa kawan, percayalah. Dengan izin-Nya kita akan dipertemukan kembali. Senang rasanya melepas rindu, kembali mengingat masa-masa dahulu saat kita bercerita, saat kita bersama-sama bermimpi. Mimpi yang begitu tinggi itu dengan izin-Nya saat ini tengah kita jalani, kita akan ketawa, kawan.. saat mengingat berbagai kekonyolan dan segudang gojekan yang pernah kita lontarkan. Ah… betapa indahnya masa-masa itu. Kita sama-sama mengingat, seperti apa persahabatan kita dahulu, begitu polosnya kita saat bercerita tentang teman di kelas, saat kita bercanda tanpa habisnya…

Tetapkan bersama…
Bersama…

                Ya, kawan. Kita kan tetapkan bersama. Fisik kita mungkin sudah jauh kini, namun di sini, di dalam hati ini, kita tetap dekat kawan. Seperti kata peribahasa, jauh di mata dekat di hati. Ukhuwah yang telah kita bina akan selalu bersemi… terima kasih sudah jadi sahabat terbaikku kawan, terima kasih sudah menemani langkahku, menjalani petualanganku, dan meneguhkanku saat pencarian jati diriku. Terima kasih kawan, semua senyummu dan usahamu, takkan pernah kulupakan, insya Allah.. semoga Allah mengukuhkan persahabatn kita di dunia untuk kemudian mempertemukan kita di jannah yang telah dijanjikan-Nya… Aamin Ya Rabbal Alamiin…

NB : Jika “saat itu” telah tiba padamu, jangan lupa untuk meneleponku dan mengundangku datang ke acaramu yaa… ^^ lalu dengan gembira kau akan katakan padaku, siapa orang yang beruntung itu?? ^^

Salam Ukhuwah!!!!
Dari kawan, sahabat, dan temanmu. Seorang anak kecil yang berusaha untuk mengumpulkan harapan, mengejar cita… jangan lupakan aku yaaa… ^^

Untuk teman-temanku ~Mutiara Azhar~
pengurus Rohis SMA Negeri 1 Wonogiri periode 2009/2010

~Rizki Ageng Mardikawati~

Komentar