Hari ini Jogja sungguh panas.
Panas sekali. sungguh panas. Entah kenapa menjadi sebegini panas, entah karena
memang Jogja adalah dataran rendah yang panas, atau karena efek bada matahari
yang ada di amerika sana. Namun, semoga panasnya jogja tak membuat hati kita
ikut panas. Namun sebaliknya, sejuknya hati kita mampu mengalahkan cuaca panas
seperti apapun. Ya!
Sepanjang jalan, ditengah sang
mentari yang sedang terik menunjukkan sinarnya yang berkilauan keemasan.
Kilaunya menerpa jilbabku. Dan yang kupikirkan saat itu adalah Es Teh, Es Teh,
dan Es Teh. Ahahaha, *astaghfirullah…
Kuayunkan kaki untuk melangkah
lebih cepat, agar tak terus-terusan menjadi bulan-bulanan sengat panas itu,
agar cepat sampai kos-kosan : Terminal berteduh yang penuh cinta, dan agar bayang-bayang
tentang Es Teh segera sirna untuk
sementara, ya, karena belum waktunya.
Dalam memadamkan api, jangan
pernah menggunakan angin. Tapi, gunakanlah air. Air mampu meredam segalanya,
dalam khusyuk penuh cinta pada Yang Maha Cinta. Benar saja, walaupun kipas
sudah berputar 24 jam di sudut kamar, adalah hal yang sangat menyenangkan jika
kita sudah bercanda dengan Air, sumber kehidupan. Menyejukkan, melegakan,
Membahagiakan.
Jadilah Air yang selalu menjadi pemadam ApiJadilah Air yang selalu mengobati dahagaJadilah Air yang menyejukkan,Jadilah Air yang melegakan!
Karangmalang B3, di tengah Jogja
yang panas, di depan kipas angin yang terus berpacu, semangat air yang
menggebu, dan juga ‘iming’ kenikmatan menunggu senja tiba dan adzan maghrib
membahana.
Semoga kita menjadi orang-orang
yang selalu bercahaya.
9 Februari 2012////16.39
-Rizki The Explorer-
Komentar
Posting Komentar
Bismillah..
Sahabat, mohon komentarnya ya..
-demi perbaikan ke depan-