Dulu,
Di tempat ini
perjuangan itu dimulai
Di tanah ini,
dulu
Pengorbanan itu
diuji
Dulu, di lembah
ini
Kesetiaan
dipatri
Janji dihembus
Pedang terhunus
Tekad dibulat
Semangat direkat
Barisan merapat
Dulu, di bumi
ini
Perjuangan itu
dimulai
Tangisan memang
telah pecah,
Namun semangat
dalam dada kian membuncah
Rekaan demi
rekaan, berubah menjadi terkaan
Keniscayaan,
sebuah pengorbanan
Ribuan mata
memandang,
Tunduk, rapuh, melayang
Semua sarat akan
harapan
Dulu, saat
ledakan adalah hal biasa
Menjadi suatu
perkara jika ada yang bertanya
Dulu, di tempat
ini
Medan ini merah
Bau amis darah
Anyir
Ribuan mata
memandang
Menerjang,
menghadang
Seakan bertanya,
“Sekejam inikah
dunia?”
Hati iris, perih
teriris
Saat perjuangan
melawan kekejaman
Ribuan nyawa
meregang, rela dilepaskan
Semua demi
sebuah kejayaan
Ikhlas dalam
hati, tuk kembalikan senyum ibu pertiwi
Dialog pun
terjadi
Bukan! Bukan
pergolakan, bukan pula kegalauan
Hanya saling
menguatkan
Seka! Saatnya
menyeka tangismu, Bunda
Pengorbanan para
pahlawan tak akan pernah sia-sia
Usap tangismu,
Bunda
Kami semua ada,
dan kami siap membela
Kami ada di
sini, kami siap mengabdi
Sang bunda
menjawab tanya, namun air mata terus meraja
Benarkah begitu,
anakku?
Tanah ini memang
sudah merdeka, namun tak kah kau lihat bumi ini terluka?
Bumi ini memang
sudah bebas, namun tidakkah kau lihat masih ada kaum yang tertindas?
Buka matamu,
Nak!
Buka hatimu! Lihat
sekitarmu!
Masihkah kau
temui ragu?
Tidak, Bunda. Jawab
dengan mantap
Negeri ini
memang sudah merdeka, tapi rintangan selalu ada
Tanah ini memang
sudah bebas, namun bukan berarti gerak perjuangan tidak terbatas
Medan sudah
beda, Bunda
Lalu, apa yang
kau akan lakukan jika medan sudah berbeda?
Sang bunda
menyeka buliran air mata cinta
Pemuda jawab
dengan mantap
Medan boeh beda,
namun semangat adalah sama
Tantangan boleh
beda, namun keyakinan adalah sama
Rizki Ageng
Mardikawati
NIM 11302241036
Pendidikan
Fisika Subsidi kelas A
Komentar
Posting Komentar
Bismillah..
Sahabat, mohon komentarnya ya..
-demi perbaikan ke depan-