13 Juni 2011
Bismillahirrahmanirrahim,
kuberanikan diri ini untuk kembali menggoreskan isi hati, menuangkan apa yang
ada di angan, menumpahkan semua ide dan bisikan yang menyeruak dalam sanubari,
mentuturkan jeritan dan rasa suka cita yang menggebu dalam hati makhluk insan.
#wah mulai lebay ^^
Jadi
begini. Aku mencoba untuk bangkit kembali. Karena bangkit itu semangat, dan
dari semangat, kita akan menemukan kembali arti kehidupan penuh makna yang
berujung pada kebahagiaan diri
^^
Sesungguhnya kebahagiaan itu ada dalam diri kita sendiri, ada di sekitar kita, namun kadang kita tak merasa bahagia karena kurangnya rasa syukur kita pada semua nikmat yang diberikan pada Allah. Kita ini bahagia, sudah bahagia seharusnya, namun tak jarang dari kita sering mendelik kesal dengan penuh rasa iri pada kepada nikmat punya orang lain. Yaah… jadinya kita sering mengeluh, kenapa sih kita nggak seperti dia? Coba aja aku yang dapat rejeki yang dia dapat, pasti aku bahagia. Mengapa harus dia sih yang begitu? Dan seabrek pertanyaan yang menghantui diri sendiri.
Jadi ini semua tergantung sikap kita dalam
mengarungi kehidupan ini. Mau bahagia atau tidak, mau enjoy atau tertekan, mau
tersenyum atau cemberut, itu balik ke kita sendiri, bagaimana kita
menyikapinya. Contoh sederhananya lewat cermin deh. Kalau kita ngaca sambil
tersenyum, tampaklah sesosok orang yang amat cantil/ganteng yang juga tersenyum
sama kita. Bayangin aja, kita disenyumin orang, seneng banget khan?? Padahal
sebenarnya itu diri kita sendiri. Sebalinya kalo’ kita pasang muka cemberut,
yang tampak adalah sesosok orang yang kumel, dekil, tak
cantik-cantik/ganteng-ganteng amat yang lagi pasang muka bête sama kita.
Kebayang kan sebelnya minta ampun? Rasanya pengen nonjok #eh, jangan nanti
pecah kacanya ^^. Sekali lagi, padahal itu diri kita sendiri. Nah kan… jadi
kalau kita berbuat baik, percayalah kita akan mendapat kebaikan kita balik
lagi, bahkan berlipat-lipat. Eiits… tapi tentunya niatnya kudu lurus yaa..
mengharapkan ridho dari-Nya.
***
Nah,
back to topik awal. Aku kudu semangat banget niih ^^. Setelah melewati
masa-masa futur yang nggak enak sama sekali #astaghfirullah, aku mencoba
bangkit dan kembali menyusun kepingan-kepingan puzzle semangatku yang
berceceran di mana-mana. Aku kumpulin lagi, lalu ku lem dan aku susun
hati-hati.
Jadi
begini, masa-masa habis lulus kelas XII ini cukup mendebarkan. Pasalnya semua
orang pada nyari jati diri dan mulai melangkah untuk menentukan masa depannya
sendiri-sendiri. Semua berlomba untuk mendapatkan tempat kuliahan yang sesuai hati
nurani dan diidam-idamkan sejak dahulu. Kadang ada masa buat belajaar terus
buat nyiapin tes n snmptn, sampai-sampai merasa butuh oksigen dari tabung karena nggak sempet bernapas #saking
ngototnya belajar, namun setelah tes itu dilaksanain, nggak ada kerjaan lagi
dan akhirnya jadi kepompong (dan aku merasa jadi kepompong beneran pada
masa-masa itu). Tambahan lagi, was-was dengan hasilnya dan merasa perlu untuk
tes yang lainnya supaya punya cadangan dan melegakan hati.
Masa
berburu kuliahan itu aku mulai rasakan sejak masuk jadi murid kelas XII. Waktu
itu, berita yang paling hangat adalah akan adanya PMDK. Wuah, kontan aku
bersemangat banget. Siapa sih yang nggak kepengen masuk kuliahan tanpa harus
tes? Ya, semua orang menginginkannya. Waktu itu ada PMDK dari UNS (Universitas
Sebelas Maret), kudu milih satu prodi (program studi) doang. Aku bener-bener
berpikir keras, jurusan apa yang bakal aku ambil. Jauh di dalam lubuk sanubari
ini aku kepengen jadi dokter, tapi guruku menyarankan kalo’ PMDK ke UNS mending
jangan dokter. Blacklist katanya. Kalau di universitas lain ya monggo. Aku
sempet merenung, kenapa sih ada blacklist-blacklist-an segala? Tidak
menguntungkan. Lalu aku sms beberapa kakak kelasku yang kuliah di sana, dan
ternyata benar. Blacklist. Ada sih, yang kuliah di kedokteran dan alumni
sekolahku, tapi jalurnya snmptn tertulis dan swadana. Wah, belajar dong kalau
snmptn tulis? Dan aku nggak mau ambil yang namanya swadana. Kasian Ibu Bapakku.
Waktu terus berlalu. Aku ngotot, pengen milih kedokteran, tapi kalau ndak
diterima gimana ya.. ada was-was juga. Karena tiapa anak hanya boleh ikut PMDK
satu kali. Aku menangis berhari-hari, minta petunjuk sama Allah. #nggak nangis
kok ^^V dan beberapa hari kemudian diumumin kalau program SNMPTN diubah mulai
taun ini dan UNS Cuma buka PMDK untuk D3. Karena aku pengennya S1 (dengan tetep
ngotot pengen jadi dokter) akhirnya aku nggak ikut PMDKnya. Ya Rabb, inikah
petunjuk yang Kau berikan? ^^
Setelah
masa jedug-jedug itu (diselingi pake’ sakit segala sampai harus diopname di
RSUD, padahal cuma panas biasa, tapi suhunya 40 derajat dan aku mendekam disana
kurang lebih 4-5 hari. Sakit yang menurutku bukan disebabkan penyakit fisik
tapi stress yang berkepanjangan ^^V) akhirnya KBM dilaksanain kembali. Sampai
ada kabar kalau tahun ini SNMPTN dibagi jadi dua, yaitu SNMPTN Undangan dan
Tertulis. Alhamdulillah, aku bisa ambil jalur undangan. Horee… artinya itu
tanpa tes ^^ berhari-hari aku cari info buat ini. Mau ndaftar apa yaa.. sampai
akhirnya aku putuskan untuk memilih UGM dengan prodi pendidikan dokter,
Hubungan Internasional, dan Biologi. Sementara pilihan kedua aku pilih UNS
dengan prodi pendidikan dokter, pendidikan fisika, dan psikologi. Waah, ngeyel
juga aku ini. Aku tetep mencantumkan dokter sebagai pilihan pertamaku, disaat
teman-temanku was-was akan pilihan mereka. Beranin-beraninya aku milih prodi
dengan passing grade yang tinggi. Waktu itu aku keingat lagunya Kia,
“Sgala yang kau inginkan. Mampu
engkau wujudkan, hidupmu adalah pilihan. // andai bisa kupindahkan, dua gunung
yang tinggi, dengan iman kupercaya terjadi…”
Ya, aku yakin dan mendaftar saat
itu ^^
Pengumuman
SNMPTN Undangan bisa diakses tanggal 17 Mei pukul 17.00 , waktu itu aku lagi
nggak sholat. Agak jedug-jedug juga menananti pengumumannya. Saking ndredegnya,
aku menuliskan perasaan hatiku di lappy kesayanganku ini. Begini tulisanku itu:
17
Mei 2011
Bismillahirahmanirrahiim…
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang…
Sesungguhnya aku
takut menuliskan ini. Aku ndredeg. Aku nervous. Aku takut. Ya Allah… mala mini,
pukul 19.00 nanti akan diumumkan hasil dari SNMPTN UNDANGAN. Aku benar-benar
takut pada hasilnya. Aku benar-benar berharap bahwa hasilnya diterima. Aku
sangat mengharapkan masuk ke fakultas kedokteran, untuk kemudian mewujudkan
mimpiku yaitu menjadi seorang dokter. Aku tak ingin mengecewakan ibu bapakku
lagi untuk yang kesekian kali. Aku ingin jadi dokter, ya Allah kabulkanlah…
semoga hasil dari SNMPTN UNDANGAN nanti menyatakan bahwa aku boleh menjadi
dokter, aku akan sekolah di kedokteran, dan kelak aku akan menjadi seorang
dokter.
Yah. Apakah aku
terlalu berharap lebih? Padahal nikmat yang diberikan oleh Allah sungguh sudah
sangat banyak, sementara ibadahku biasa-biasa saja. Ya Rabb ampuni hamba..
hamba ingin menjadi dokter. Aku member harapan pada Ibuk dan Bapak, harapan
yang tinggi-tinggi. Terlalu tinggikah? Aku memimpikan diriku untuk menjadi
penerima beasiswa prestasi bebas semester selama sekolah di SMA. Namun, hingga
aku lulus dari SMA pun aku belum mendapatkannya. Ketika aku meminta maaf pada
Ibu, beliau hanya tersenyum dan menepuk punggungku : taka pa-apa, Nak.
Lalu aku beri
beliau harapan lagi, aku akan menjadi juara setidaknya untuk programku untuk UN
nanti, sehingga aku bisa mempersembahkan title juara pada Ibu Bapak. Bahkan aku
sempat membayangkan, aku menjadi juara umum, lalu aku naik pentas. Ayah Ibu
dipanggil, dan aku diminta untuk menyampaikan beberapa kata untuk memotivasi
teman dan memberi beberapa tips hingga aku bisa jadi begini. Ah, tapi itu juga
belum berhasil terealisasi. Aku belum mendapatkan title itu dan membanggakan
Ibu Bapak. Lagi-lagi saat aku minta maaf, Ibu hanya mengelus jilbabku dan
mengatakan : tak apa2, yang penting kan lulus..
Mengatakan “belum”? itu karena aku yakin, bahwa aku akan mendapatkan
ganti yang lebih baik dari Allah. Karena Allah sayang sama aku, Allah lebih tau
apa yang aku butuhkan. Dan aku yakin, janji-Nya adalah benar. Aku percaya Allah
akan mengabulkan semua harapan dan keinginanku, walaupun aku masih seperti ini.
Tapi… aku masih banyak kekurangan. Aku banyak dosa. Aku banyak salah. Apak ah
permintaanku terlalu berlebihan? Ya Rabb, lalu kalau tidak kepadaMu, kepada
siapa lagi hambaberharap dan memohon pertolongan??
Ya Rabb… hamba ingin jadi dokter… ^^
Ya.
Begitulah. Nggak lebay ya… hehe.. lalu, aku diajak ibu buat lihat pengumuman di
kantornya. Oh iya, aku sempet menuliskan
hal yang sama sebelumnya. Agar efisien, aku sisipin aja ya. Kronologinya sama
kok. ^^
Senin, 23 Mei 2011
Berharap yang terbaik meski dunia tak lagi percaya….
(Waltz Musim Pelangi, ost Sang
Pemimpi)
Beberapa
waktu yang lalu aku berpikir untuk menulis, namun nyatanya baru sekarang bisa
menulis…
Hmm…
terkadang semua yang kita rencanakan tak
sesuai dengan apa yang kita inginkan. Aku pernah berharap bahwa suatu saat aku
akan menjadi juara umum di sekolah, dengan nilai UN yang ada angka 10 nya.
Namun, ketika perpisahan berlangsung, aku harus puas untuk tetap duduk
sementara teman-temanku dipanggil satu persatu untuk naik pentas karena menjadi
juara dalam perhelatan (kaya’ nikahan aja) kali ini. Aku menghembuskan napas
pelan, yang ada dalam pikiranku adalah Ibu, Ibu, Ibu, lalu Bapak. Waah, tambah
satu lagi janjiku yang tak bisa terealisasi. Aku sempat sedih, kecewa, dan
menanyakan pada diriku, “Hei, dulu kau kurang belajar yaa?” namun beberapa
detik kemudian aku mampu menghibur diriku. “Ah, aku sudah berusaha yang
terbaik. Allah pasti punya rencana lain. Dan Aku yakin, rencanaNya itu pasti
lebih indah.” Ibu Bapak mengerti dan memahami, mereka mengelus-elus jilbabku
dan berkata, “Tak apa, yang penting lulus, ya kan?”. Aku dan teman-teman pun
saling memotivasi, “Yang penting prosesnya, Allah melihat usaha kita.” Ya. Aku
sekarang lebih percaya diri untuk bangkit kembali.
Lalu,
tanggal 17 kemarin aku dibikin jedug-jedug lagi, (nggak ada yang nyuruh sih,
akunya aja yang lebai ^^). Seorang kawan member tahu bahwa nanti malam, hasil
snmptn undangan sudah bisa dilihat. Aku ndredeg setengah hidup. Waktu membuka http://www.snmptn.ac.id berkali-kali,
connection error. Aku ketar-ketir, aku memohon sama Allah supaya aku diterima
di snmptn undangan ini. Pasalnya, selama liburan hingga detik ini, aku belum
mempersiapkan snmptn tulis, karena aku terlalu berharap untuk diterima,
sehingga membuatku malas untuk membuka buku pelajaran dan memilih untuk mebaca
buku lain yang notabene non pelajaran, tapi memberiku pelajaran hidup, seprti
novel ranah 3 Warna karya A.Fuadi, sungguh sangat menginpirasi!
Kenapa
aku begitu PD? Karena aku yakin AKU PASTI BISA! Kemarin, ketika nilai dari
kelas 1 sampai kelas 3 direkap, Alhamdulillah aku menempati urutan pertama di
kelasku. Setelah berhari-hari berpikir untuk menentukan jurusan, diselingi
dengan sakit (HLo?? Kata Dokter sakit maag, tapi aku rasa aku makan tepat
waktu, dan sakit ini lebih disebabkan oleh stess yang berkepanjangan. Ckckck,,) setelah cari info
sana-sini lalu dapat masukan dari sana-sini, aku putuskan untuk memilih UI dan
UGM sebagai tujuan universitasku kelak. Teman-teman mendukung dan sangat
antusias. Sebenarnya ingin ke ITB atau IPB, namun karena aku sungguh sangat
ingin menjadi dokter, maka kuputuskan untuk mengambil universitas yang ada
fakultas kedokterannya. Namun, ketika di rumah, Ibu sepertinya tidak rela kalau
aku ke UI, beliau lebih menekankan untuk memilih yang dekat saja. Yang dekat
terus ada fakutas kedokterannya? Ya UNS. Wah, tapi kursi yang disediakan UNS
untuk undangan ini sangat sedikit, aku sempat ragu. Namun terngiang-ngiang
kata, “Ridho Allah tergantung Ridho Orang Tua,” dengan menghela napas panjang
(beratkah hatiku?) aku mengganti pilihan pertamaku menjadi UGM dan UNS yang
jadi pilihan kedua. Waktu itu aku ke warnet bersama Ibu, karena habis itu mau
cari obat untuk sakit perutku (aku rasa karena stress ^^) , kuputuskan untuk
mengambil UGM (Pendidikan Dokter, Hubungan Internasional, dan Biologi) lalu UNS
(Pendidikan Dokter, Pendidikan Fisika, dan Psikologi). hhaaah… semoga ini
pilihan yang benar. Sungguh, aku sangat ingin menjadi dokter…
Malam
tanggal 17 Mei 2011, Alhamdulillah websitenya sudah bisa dibuka. Aku sempat
sedih ketika teman-temanku satu persatu sms aku, “Rizki… aku nggak diterima di
Snmptn undangan…” waah, aku gimana ya? Lalu, ada juga temanku yang sms bahwa
mereka diterima, akupun turut senang. Lalu dengan hati-hati dan pelan-pelan,
aku memasukkan nomor pendaftaranku, ketika aku klik dengan menyebut asma-Nya.,,
jreeeng… MAAF, ANDA BELUM DITERIMA. Jedhuaar…
melorotlah aku dari kursiku (versi lebay) hmm… aku menghembus napas
panjang, betapa perjuanganku dulu untuk mendapat nilai raport yang baik dan
halal (emang makanan? Ckckck..) supaya bisa ikut pmdk, dan membuktikan bahwa
aku ini serius sekolah, ndak main-main! Aku menghela napas panjang, lalu
Alhamdulillah aku bisa menghibur hatiku yang gampang rapuh ini. “Cup..cup,
Nak.. Allah pasti merencanakan yang lebih indah, La tahzan… wis ojo sedih, cup
cup cup.” Yang terbayang saat itu lagi-lagi adalah Ibu, Ibu, Ibu, lalu Bapak.
Beberapa teman menge-Chat dan menanyakan bagaimana hasilnya, Ya Rabb… aku tak
sendiri, banyak temanku yang lebih pintar dan lebih pantas untuk diterima,
namun belum diterima juga, sama sepertiku,,, ya Sudahlah… ^^ aku langsung ingin
mendaftar snmptn tulis rasanya malam itu, namun karena harus bayar ke mandiri
dulu., ya ndak bisa deh…
***
Hehe,
begitulah ceritanya. Akhirnya aku dengan cepat memutuskan untuk segera
mendaftar snmptn tulis dan USM STIS. Esoknya (ba’da) pengumuman aku mampir ke
sekolahan terus pergi ke Bank Mandiri
untuk pembayaran SNMPTN bareng temen-temen. Wuiiss.. antrinya Bo..
banyak yang nitip-nitip #enak banget ya, hehe.. tapi aku dan seorang dua orang
temenku ngotot untuk antri sesuai prosedur. (memang harus begitu, kali ^^) aku
berpikir bahwa untuk mendapatkan sesuatu itu butuh perjuangan, contoh riil yang
paling kecil, ya harus rela kakinya pegel-pegel karena antrinya hmmmm… pokoknya
kudu tetep semangat!
Aku
milih jurusan IPA, jadi cuma boleh milih 2 prodi. Dengan yakin, aku menuliskan
pendidikan dokter-UGM (ngeyel ya, hehe. Pengen jadi dokter sih, salah siapa?
^^) dan pendidikan fisika-UNY. Aku
pasrah lillahi ta’ala, tapi kudu berusaha juga ^^ semoga bisa satu kost sama
mbak, hehe…
Selain
itu, aku juga ndaftar USM STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistik) entar jadi PNS
di BPS kalau keterima. ^^ lalu aku belajar. Karena aku nggak ikut bimbel (salah
satu ke-ngeyelanku yang lain: ogah ikut bimbel, dengan alasan,--biar bisa tidur
siang, hehe) aku belajarnya agak nggak maksud. Tapi aku puas dan senang, aku
pelajari buku2 kumpulan SPMB punya mbak (jadinya aku nggak beli buku baru) sama
bonus pas aku ikut launching promonya Neutron di sekolahku. Yaaah, ku kuatkan
hatiku. Pasti aku bisa, pasti bisa, Allah bakal menolong.. insya Allah ^^
Karena
aku milihnya panlok 46-Yogyakarta (biar bisa numpang di kostnya mbak) dan
lokasi ujianku di fakultas pertanian UGM. Haha, betapa senangnya diriku saat
tau aku ujiannya di UGM, apakah ini suatu pertanda kalau aku kelak sekolah di
situ? Hehe… aamiin ^^ tapi aku memohon yang terbaik sama Allah. Aku mau kok
jadi dokter, jadi guru fisika, atau jadi PNS yang kerjanya di BPS. Pokoknya aku
pengen tetep sekolah, kuliah, menuntut ilmu, untuk mencapai cita-citaku. Yeah!
(theme song: soundtracknya Naruto)
Bersambung…. ^^V
Komentar
Posting Komentar
Bismillah..
Sahabat, mohon komentarnya ya..
-demi perbaikan ke depan-