Saudariku… Aku Mencintaimu karena Allah…

13 Ramadhan 1431 H/ 23 Agustus 2010

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. (Q.S Fushshilat: 30)


***


Hari ini sahabat baik sedang sedih. Mukanya memerah dan ia tampak menyimpan begitu banyak masalah yang menyesakkan dadanya. Menghimpit batinnya. Memporak-porandakan suasana hatinya. Aku tahu dia sedih, tapi ia tidak mau menceritakannya padaku.
Aku tahu, sedang ada masalah yang membebat nuraninya, mengekang jiwa merdekanya. Aku tahu itu, ketika sholat, dia menangis. Menangis yang begitu dalam tampaknya. Menggetarkan jiwaku yang sedang ada dibelakangnya. Aku tahu, dia sedang mengadukan masalahnya pada sang Pencipta. Sang Pemilik Jiwa. Kepada Dia Yang Mempunyai Segalanya. Yang Memberi Kebahagiaan. Yang Menguasai segalanya.
Aku tahu, sahabatku ini punya masalah yang perlu dibicarakan. Namun tidak pada aku. Apakah aku belum menjadi sahabat yang sesungguhnya??

***

Sebenarnya, aku punya pundak untuk dijadikan sandaran ketika sahabatku menangis. Sebenarnya, aku punya tangan untuk mengelus-elus pundaknya untuk menguatkannya agar bertahan. Sebenarnya, aku punya kata-kata motivasi untuk bangkitkan semangatnya itu. Namun, rasanya terlalu kelu aku untuk melakukan itu.

Tak banyak orang yang mengadukan masalahnya padaku. Memang, aku bukanlah psikolog ulung yang mampu segarkan batin tiap pasiennya. Aku bukanlah seorang penasehat raja yang mampu berikan tiap solusi pemecahan di tiap masalah yang menghampiri sahabat-sahabatku.

Biasanya, seorang sahabat akan menceritakan segala keluh kesahnya kepada orang terdekatnya, sahabat yang amat dicintainya. Lantas, jika tak ada yang mengadukan atau meminta bantuan solusi pemecahan dari suatu masalah, apakah aku ini pantas disebut seorang sahabat. Jika pantaspun, apakah aku ini termasuk sahabat yang baik? Yang selalu tahu problem sahabatnya? Yang selalu berikan motivasi dan pencerahan untuk sahabat yang dikasihinya? Yang selalu berikan sejuta kebaikan yang terbaik untuk sahabatnya?

Aku tanya pada diriku sendiri, apakah aku ini sahabat yang baik untuk diriku sendiri? Apakah aku ini sahabat yang baik untuk orang lain? Ya Allah… ampunilah semua dosa-dosa dan kesalahnku…

***

Jujur. Aku sendiri juga jarang menceritakan tiap masalahku pada orang lain. Hmm, tidak pernah, mungkin? Kenapa ya?? Mungkin aku sudah terbiasa. Aku tidak biasa menceritakan masalahku pada orang lain. Hmmm. Takut membebani. Malu. Yah, alasan semacam itulah. Bukankah malu itu sebagian dari iman? Hehehe…

Aku lebih suka mengadu dan melepaskan semua uneg-unegku dalam bentuk tulisan. Yap, seperti yang saat ini kulakukan. Dan tentu saja, mengadukan masalahku hanya kepada-Nya. Kepada Dia yang Maha Lembut, Memberikan tiap solusi dan pemecahan di tiap langkahku. Yang memantapkan tiap langkahku. Yang memberikan ketenangan dalam jiwa dan batinku. Hanya kepada-Nya. Hanya Dia. Hanya kepada-Nya. Sang Penggenggam jiwa, yang mengetahui segalanya. Yang mengatur segalanya demikian apik dan tertata dengan indahnya.

***


Sebuah Puisi untuk Sahabat


Sobat, aku tahu. Aku ini bukan siapa-siapa
Bukan orang tuamu, bukan pula sanak kerabat terdekatmu
Sobat, aku sadar.
Aku tak pantas dapatkan tempat istimewa di hatimu
Aku tak layak bersanding dengan berjuta kawan yang menyayangimu
Sobat, aku menyayangimu, aku mecintaimu karena-Nya
Karena persahabatan ini terukir juga atas rahmat dari-Nya
Sobat, aku tahu aku ini bukan siapa-siapa
Aku bukan motivator ulung yang selalu menyemangatimu
Aku bukanlah matahari yang selalu menghangatkan suasana dalam hatimu
Akupun bukanlah embun atau air yang dapat lepaskan dahagamu dan menyejukkan kalbu sanubarimu
Namun saudariku,
Aku punya pundak untuk bersandar, kau bisa menyandarkan kepalamu disini ketika ingin menangis
Aku punya punggung untuk menegakkan, kau bisa menegakkan kepalamu disini ketika kau sedang bersedih
Aku punya kata-kata penyejuk, kau bisa memintaku untuk mengucapkannya padamu saat kau butuh
Aku punya tangan yang bisa membelai pundakmu ketika kau rasa tak lagi dapat menahan beban berat yang tengah kau pikul
Aku punya semua itu, sobat. Walaupun tak pernah bisa sempurna
Aku bisa melakukan itu, menjadi sahabat yang selalu dengarkan keluh kesahmu dengan setia dan mengingatkanmu tentang-Nya dan juga janji-Nya yang indah pada kita
Namun, kenapa kau tak pernah meminta?
Mengapa kau tak pernah menyapa?
Hanya kau pendam sendiri, hanya kau pikul sendiri masalahmu yang menghimpit raga?
Ingatlah saudariku, kau masih punya aku
Aku, seorang manusia biasa yang tak sempurna
Aku yang selalu ingin melihatmu tersenyum bahagia.
Tersenyumlah, kawan.
Jangan menangis!
Dunia ini terlalu murah untuk ditangisi, begitu pesan salah seorang kawan kepadaku.
Jangan bersedih, kawan. Kau punya aku
Walau aku tak selalu benarkan perkataanmu
Walau aku sering menyakiti perasaaanmu
Namun, inilah aku
Terimalah aku apa adanya,
Marilah kita jalin persahabatan karena-Nya
Semoga persahabatan ini kekal abadi
Hingga ke Jannah-Nya suatu saat nanti


***

”Tak ada nikmat kebaikan yang Allah berikan setelah Islam selain saudara yang sholeh/shalihah, maka jika salah seorang dari kalian merasakan kecintaan dari saudaranya peganglah kuat-kuat persaudaraan itu.”

***

“Perumpamaan dari seorang sahabat adalah seperti mata dan tangan. Ketika tangan terluka, maka matalah yang akan menangis. Dan ketika mata itu menangis, maka dengan segera tangan jualah yang mengusapnya.”

***

“Sahabat sejati bukanlah sahabat yang selalu membenarkan tiap langkah yang kita ambil,. Sahabat sejati selalu ada dalam suka maupun duka. Jika kita benar dia membenarkan, jika kita salah dia mengingatkan. Sahabat sejati bukanlah sahabat yang pandai memuji, melainkan yang pandai menguji. Ia selalu mengingatkan kita kepada Allah, Rabbul Izzati yang memiliki segalanya.”


Komentar

  1. Assalamualaikum Mbak Riski Edogawa, lama gag bertemu yah *Lhooooo? :D

    Wah, subhanallah, catatan ini bagus sekali, jazakilah sudah mengingatkan ana ya, besok besok deh ana mau bersandar di bahu anti... :D wkwkwkwk, ohya, sempatkan main ke laman Blog ana juga ya hehehehe, mampir ke laman kering ana dan beri ana oase di sana ya... :)
    ttd: Ihti :)

    azrasyamstone.blogspot.com

    BalasHapus
  2. wa'alaykumussalam ukhtiii ihtiii :D

    syukron dah mau mampir, hmm.. blog anti bagus, *anak IT ya? ;D
    ajarin ya kapan2 ^^

    BalasHapus
  3. Salam ukhuwah , ukhti...
    Senang ktemu blog ini, bgus dan mnarik di hati...

    mmpir jg ya di blog saya dan ajarin saya juga gmna cra main blog.. hehee... kurg mudeng nich..

    BalasHapus

Posting Komentar

Bismillah..
Sahabat, mohon komentarnya ya..
-demi perbaikan ke depan-