Maha Melihat

Allah Engkau dekat
Penuh kasih sayang
Takkan pernah Engkau biarkan hamba-Mu menangis
Karna kemurahan-Mu
Karna kasih sayang-Mu
Hanya bila diri-Mu
Ingin nyatakan cinta
Pada jiwa-jiwa yang lelagi kekasih-Mu
Kau yang slalu terjaga, Yang memberi segala
Allah Rahman, Allah Rahiim
Allahu ya Ghoffar Ya Nurul Qalbi
Di setiap napas, di segala waktu
Semua bersujud memuji memuja asma-Mu
Kau yang slalu terjaga, Yang memberi segala….
Allah Rahman, Allah Rahiim
Allahu ya Ghoffar Ya Nurul Qalbi
Setiap makhluk bergantung padaMu,
Dan bersujud semesta padaMu
Setiap napas mendamba cintaMu, cahyaMu
(Opick)


Ya. Allah. Engkau sangat dekat dengan hamba-hambaMu, bahkan lebih dekat daripada urat nadi di leherku. Kau selalu ada di mana saja, kapan saja, dalam keadaan apa saja, dalam kondisi apapun. Allah selalu Tahu, Allah selalu Melihat apa yang kita kerjakan, apa yang sedang kita baca, apa yang sedang kita tulis, apa yang sedang kita dengar, apa yang sedang kita rasakan. Dia tahu ketika kita tersenyum bahagia. Dia tahu ketika kita sedang terluka dan menahan sakit dan perih yang luar biasa. Dia tahu ketika kita sedang memendam sesuatu. Dia tahu ketika kita menginginkan sesuatu. Dia tahu ketika kita merencanakan kebaikan dan melakukan kebaikan. Dia tahu saat kita merencanakan keburukan dan melakukan keburukan. Dia tahu saat kita melakukan dosa. Sebiji sawipun, Dia Tahu!!

***

Kasih sayang-Nya? Jangan ditanya. Jika kita menghitungnya, niscaya takkan mampu semesta ini menampungnya. Takkan cukup lautan sebagai tinta untuk menuliskan kebesaran-Nya. Takkan cukup udara di seluruh belahan dunia untuk menggambarkannya. Tubuh sempurna yang lengkap, sehat. Udara bersih yang bisa kita hirup gratis tanpa bayaran. Keluarga yang mengasihi. Teman-teman yang selalu datang menghampiri keceriaan dihati. Makanan yang dengan mudahnya tersedia di sana-sini. Berbagai kesempatan, berbagai peluang untuk meraih kesuksesan. Otak dan pikiran yang cerdas dan bersih. Mental yang sehat. Jari jemari untuk menulis. Tangan untuk melakukan aktivitas. Lisan untuk menyerukan kebaikan, dan banyak lagi kuasa-Nya yang tak mampu kita sebutkan satu persatu.

***

Hari-hari yang kita lewati. Telahkah mencerminkan bahwa kita adalah hamba-Nya? Yang senantiasa bersyukur dan berbahagia dengan kondisi kita. Yang selau tersenyum bahagia menjalani ketetapan-Nya. Yang tak pernah mengeluh terhadap takdir yang telah diberikan-Nya. Yang selalu memuji kebesaran-Nya.

Bayangkanlah. Jika kita menciptakan robot yang bisa bicara. Namun, robot tersebut tidak mau patuh dengan perintah kita. Bagaimana rasanya hati kita, sakit bukan? Begitu pula dengan kita. Semoga kita jadi manusia yang tahu diri dan tahu rasa terima kasih pada penciptanya. Aamin.

***

“Sungguh sangat beruntung orang yang telah masuk Islam, diberikan rizki yang cukup dan Allah menjadikannya merasa puas dengan apa yang diberikan kepadanya.” (H.R Muslim)

***

Al Hasan Al Bashri sering mencela dirinya sendiri sambil mengatakan, “Diri ini sering mengucapkan perkataan orang-orang shalih, orang taat, dan beribadah. Namun diri ini sering melakukan kefasikan dan perbuatan riya’. Ini sungguh bukan perbuatan orang-orang yang ikhlas. (ta’thirul anfas)

Komentar