BAPAK

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Q.S Al Israa’: 23)
***

Assalamu’alaykum…

Hari ini Bapak sakit. Pilek dan kecapekan tampaknya. Kasihan sekali memandangi wajah beliau yang memancarkan pendar-pendar ketegaran dan kerja keras. Saking sakitnya, Beliau tidak dapat menunaikan tugas beliau hari ini sebagai Imam sholat Tarawih di musholla di RT kami. Bapak. Bapak adalah sumber inspirasiku. Bapak adalah super hero dalam hidup kami. Hidup keluarga kami.

Bapak sangatlah penyabar. Inallaha ma’assobirin. Allah bersama orang orang yang sabar. Itulah motto yang selalu didengungkan Bapak untuk menyemangati kami sekeluarga. Kehidupan masa kecil Bapak mungkin telah menempa Bapak untuk selalu sabar dalam menjalani kerasnya kehidupan ini.

***

Bapak lahir di sebuah kota yang cukup besar. Setidaknya lebih besar dari kota tempat aku lahir ^^. Bapak bukanlah anak orang yang kaya, bukan pula anak seorang yang berada. Namun, bisa dikatakan, Bapak lahir dari keluarga yang amat kekurangan. Amat kekurangan. Bapak adalah anak bungsu dari tiga saudaranya. Simbah kakung, atau ayahnya Bapak, memutuskan untuk menikah lagi ketika usia Bapak masih kecil.

Bapak memang anak orang yang tidak berpunya, bukan anak pejabat, bukan pula konglomerat . Namun, semangat beliau insya Allah sangat luar biasa. Ini yang amat aku kagumi. Bapak sudah terbiasa untuk berbagi apapun dengan kedua kakaknya. Kasur, makan, minum, mainan, dan uang.semua dijalani dengan hati yang gembira.

Bapak kecil sangat bersemangat untuk bersekolah. Untuk menuntut Ilmu dan menjadi orang pintar yang berguna bagi nusa dan bangsa. Bapak menjadi apa saja untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan kegiatan sehari-hari untuk membantu Emaknya. Bapak pernah menjadi penggembala kambing, tukang semir sepatu, penjual mainan, dan pedagang asongan. Ketika tiba masa untuk bersekolah di SMP, Emak, panggilan Bapak untuk simbah Putri, menyarankan Bapak untuk berhenti sekolah saja. Karena Simbah Putri sudah tidak mempunyai biaya lagi untuk menyekolahkan Bapak. Namun, bukan Bapak kecil namanya jika tidak semangat dan berusaha. Akhirnya, Bapak dapat bersekolah gratis di sebuah SMP Kristen milik yayasan Kristen. Namun sesuai namanya, Bapak harus mengikuti pelajaran agama Kristen yang diajarkan di sekolah. Jika tidak, beliau akan dikeluarkan. Begitulah. Bapak setuju dan bersekolah di sana dengan sungguh-sungguh. Kalau di sekolah beliau diajari tentang ibadahnya orang Kristiani, kalau di rumah Bapak mengaji dan sholat di langgar desanya.

Begitu pula ketika lulus SMP, Simbah Putri mengatakan bahwa tak ada uang lagi. Bapak memutar otak dan akhirnya dapat bersekolah di sebuah SMA swasta milik yayasan Katolik. Sama halnya waktu di SMP dulu, Bapak harus mengikuti pelajaran agama katolik. Jika tidak, Beliau akan dikeluarkan. Jadi, jika di sekolah beliau diajarkan tentang seluk beluk ibadahnya orang Katolik, namun dalam hatinya meyakini bahwa Tuhan itu Maha Esa, hanyalah Allah Azza wa jalla.

***

Alhamdulillah, Bapak dapat lulus dengan memuaskan. Beliau lantas mencari pekerjaan. Setelah beberapa waktu, beliau mendapat pekerjaan dan ditugaskan di tempat yang teramat jauh dari Emaknya. Hingga Bapak dipertemukan dengan Ibu dan keduanya menikah. Saat itu ada seorang teman Ibu yang bilang, “Lho, itu kan yang suka angon kambing itu tho, Wi?”

***

Ada satu hal yang pernah sangat membuatku trenyuh dari Bapak. Ketika aku masih sangat kecil dahulu. Pada suatu hari aku menyapu kamar Beliau, dan aku menemukan sebuah celengan berbentuk bulat yang terbuat dari bambu yang cukup besar. Ini pasti buatan Bapak. Di depan celengan itu ada tulisan seperti ini, “Mak, aku ingin pulang,” Ya Allah… hatiku tergetar seketika. Bapak harus menyisihkan rupiah demi rupiah di dalam celengan ini untuk investasi beliau pulang ke kampung halaman Beliau untuk melepas rindu pada Emak yang amat dikasihinya. Beliau bahkan tak pernah mengatakan pada kami jika beliau rindu pada ibunya. Beliau memprioritaskan kepentingan kami daripada kepentingan Beliau sendiri.

***

Kini, simbah Putri, Emaknya Bapak telah di panggil Allah. Bapak sesekali mengunjungi makam simbah dan mendoakan beliau. Beliau kini memperpanjang doa untuk Emak Beliau di penghujung sholatnya. Bapak, insya Allah Simbah Putri bahagia memiliki putra seperti Bapak. Putra yang amat dikasihi, Putra yang selalu berbakti dan membaktikan dirinya untuk Ibunya.


Ada sebuah hadits yang mengatakan. Ada tiga perkara yang tidak akan putus ketika seorang anak adam meninggal, yaitu shodaqah jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang selalu mendo’akan kedua orang tuanya. Semoga Bapak termasuk golongan anak Sholeh yang selau mendoakan kedua orang tuanya.

***

Bapak, cepat sembuh ya.. ingin kulihat lagi senyummu yang selalu menginspirasi kami semua…

***

Allah memang tak selalu janjikan langit selalu biru
Jalan hidup tanpa batu
Terang matahari tanpa panas menyengat
Hujan tanpa badai
Tapi, Allah janjikan kekuatan dari kelemahan
Dia berikan cahaya untuk terangi kegelapan
Dia berikan rahmat-Nya sebagai jawaban atas segala ujian
Dia berikan pertolongan dari segala kesusahan
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Komentar