Penyesalan, Kenapa Kau Datang Belakangan???

Penyesalan, Kenapa Kau Datang Belakangan???

Penyesalan memang selalu datang belakangan. Kalaupun penyesalan datang di awal-awal, tentu takkan seorang pun yang ingin merasakan penyesalan itu. Segala sesuatunya berjalan lancar, begitu lancar tak ada hambatan dan aral melintang yang menerjang.
***
Kadang, penyesalan akan terasa begitu sakit. Sakit sekali. Ketika kita mengharapkan sesuatu terjadi pada kita, namun ternyata kita tak meraihnya. Ketika kita tahu bahwa kita begitu jauh melangkah tanpa memperhatikan hal-hal kecil di sekeliling kita. Dan ketika kita sudah berjalan begitu jauh, hari-hari pun tak mau stagnan ataupun konstan. Hari berganti hari, setiap hari berganti dan seterusnya akan begitu. Ia takkan mau berhenti berganti. Dan ketika kita menyadari, kita melupakan sesuatu. Kita terlambat, dan kita ingin berbalik ke belakang. Kita ingin lari dan lari menuju masa lalu. Andai ada mesin waktu, tentu berjuta orang akan berjejal masuk ke dalamnya dengan tujuan yang sama: kembali ke masa lalu untuk memperbaiki apa yang telah kita lakukan atau melakukan hal-hal yang tidak kita lakukan. Ya. Untuk memperbaiki semuanya, agar tak ada sesal seperti yang kita rasa saat ini.
***
Penyesalan. Kadang menyesakkan dada. Begitu menyiksa, ingin rasanya meronta namun tak bisa. Selalu menghantui hal-hal apa yang tak segera kita lakukan di masa lalu. Mengapa dulu aku tak begini, megapa dari dulu aku tidak seperti ini dan seperti itu. Yang ada hanyalah penyesalan bertubi-tubi yang datang. Menghujam bagai invansi militer. Menusuk. Begitu sakit. Sakit sekali.
***
Kita boleh sedih, kok. Sedih itu anugerah. Merupakan kesedihan tersendiri buat mereka yang tak pernah sedih. Tiap orang pasti pernah merasakan sedih, sakit, semuanya. Kita tak sendiri. Ambil hikmahnya, itu saja. Jangan lupa, ada Allah di atas sana. Dibalik kesedihan kita, pasti tersimpan berjuta hikmah dan rencana-Nya. Ingatkah kita, bahwa seindah-indahnya rencana kita, masih indah rencana Allah buat kita. So, jangan bersedih yaa… ^^
***
Tiap manusia pasti pernah merasa sakit. Merasa terhimpit. Namun tak semuanya jatuh. Ada yang jatuh, jatuuuuh… begitu terpuruk lalu tak bisa kembali lagi. Ada pula yang sempat merasa sakit, namun mereka mengumpulkan berjuta kesakita itu lalu mereka jadikan batubara untuk memompa semangat mereka kembali, bahkan makin melesat tingi, tingiiiii sekali. Pokoknya, tinggal kita sebagai pelakunya. Ingin tetap jatuh atau ingin membumbung tinggi?
Jadi, semuanya kembali pada kita. Akankah kita terus meratapi penyesalan yang kita hadapi, atau justru kita jadikan itu sebagai acuan untuk terus berkembang? Melesaat… jauuuuh… dan menjadi juara. Keep on going forward!!! ^^

Komentar

  1. KAmu BEnar ,, Krna di setiap penyesalan ad HIKMAH yang dapat di ambil ...
    serta menjadikan Kita lebih BIjak ..
    karena Manusia memang tempatnya berbuat salah ...
    di ciptakannya kata ma'af ,krna ada kata sesal .. Ini pendapatku .. :)

    BalasHapus
  2. @Ady_ iya, dan siapa tahu dengan penyesalan itu, kita makin termotivasi untuk melakukan yang terbaik dan tidak mengulangi kesalahan kita pada masa lampau. ^^ terima kasih pendapatnya. salam kenal.
    @ Tha MBEMKOCET xp_ terima kasih, jazaakillah khairan katsir. salam kenal ^^

    BalasHapus
  3. penyesalan datangnya belakangan...karena bangunnya terlambat,mandi dulu,baru berangkat...datangnya dibelakang,karena klo tiba-tiba didepan..jadinya..penyerobotan.....BTW my answer is "karena menjadi pelajaran dalam kehidupan, tentang apa yang dilakukan ternyata keliru"....

    BalasHapus

Posting Komentar

Bismillah..
Sahabat, mohon komentarnya ya..
-demi perbaikan ke depan-