Persahabatan Menyatukan Perbedaan: Giman dan Parman

Persahabatan Menyatukan Perbedaan: Giman dan Parman

Sebut saja nama mereka, Giman dan Parman. Kenapa? Karena keduanya sangat suka dipanggil seperti itu. Giman? Parman? Nampak aneh memang. Tidak biasa. Benar2 tidak biasa. Sebenarnya, mereka berdua memiliki nama yang teramat sangat indah, yang diberikan kedua orangtuanya dikala mereka baru lahir. Namun, mereka enjoy2 saja dipanggil Giman dan Parman. Mengapa? Ada apa sebenarnya?

Semua ini berawal dari satu diantara mereka. Hmmm, biar lebih enak, kita pakai bahasa sehari2 aja yak?? Hup!! Ini dia ceritanya. Tarik napas dulu aah. Tahan… tahan… tahaaaaan…. Daaaaan… hembuskan!!!
***
Pada suatu hari si Giman, yang kebetulan satu kelas dengan si Parman di sebuah sekolah favorit yang berstandar internasional memencet keypad HP (Ceiiileeh… “keypad” bo!! ^.^) dan meng-sms si Parman. Konon katanya, si Giman ini udah tersohor bin terkenal banget kalo’ manggil temen2nya, apalagi via sms, dia menggunakan kata “man”. Man ini diambil dari kata teman. Di saat remaja jaman sekarang ne pada manggil temen2nya pake kata: Lu, Lo, Guys, Galz, Bro, Sob, dan seabrek panggilan lainnya, si Giman ini lebih suka manggil temen2nya pake sapaan “man”. Alhasil, dia sms temennya, kurang lebih seperti ini.

Giman : Assalamu’alaikum. Man, besok tugasnya apa yak?
Parman : waalaikumsalam… matematik bro!
Giman : halaman berapa, Man?
Parman : 48
Giman : makasih ya, Man. Kamu baik banget deh, man.
Parman : man, man, man! Giman!! Apaan tuh?
Giman : teman! ^.^

Tak hanya via SMS, naun dalam perbincangan sehari-hari pun si Giman memanggil teman2nya dengan kata “man” yang berarti teman.
Geregetan, si Parman mencari alternatif lain biar nggak Cuma “man” yang kedengeran, tapi bahasa lain biar kagak salah persepsi. Alhasil, karena udah terbiasa manggil pake’ man, man, man, mereka menamakan dirinya Giman dan Parman. Jadi… biar lebih akrab getoooh… ^.^

***

Peristiwa Parman dan Giman. Sederhana memang, namun itulah awal persahabatan mereka…
Keduanya kebetulan dipertemukan Allah dalam satu kelas, satu organisasi juga. Mereka berdua adalah aktivis Rohis di sekolah mereka. Tempat di mana mereka merajut mimpi-mimpi. Di dunia dan akhirat. Tempat di mana mereka membuat kegiatan bersama-sama, mengokohkan ukhuwah, seia sekata dalam melangkah. Tak hanya mereka. Aktivis rohis akhwat yang lain masih sangat banyak. Bersama-sama mereka melangkah. Eh, tunggu2… akhwat?? Perempuan??? Jadi, Giman dan Parman itu adalah… seorang akhwat??

***

Giman adalah anak yang ceria. Dia selalu melewati hari-harinya dengan senyuman. Seolah-olah, tak ada beban dalam hidupnya. Anak yang tabah. Yang selalu ingin membahagiakan orang-orang disekitarnya. Yang selalu bertekad untuk menjadi anak yang baik yang berguna untuk dunia. Merajut mimpi, meraih asa, dan cita. Menuliskan mimpi-mimpi dan curahan hatinya. Terkadang, ia menulis apa yang terpikirkan dalam benaknya ke dalam note Fb dan menyebarkannya pada teman-teman yang dikasihinya. Giman tidak pernah mengeluh. Benar-benar anak yang ceria….

***
Parman datang dari jauuh. Jauuuh sekali. Nun jauh di sana. (versi lebay ^^) Datang dengan niat kuat berbekal kasih sayang kedua orangtuanya untuk sekolah di SMA favoritnya. Disaat anak-anak seusianya memilih diam untuk tidak melanjutkan sekolah menuju jenjang yang lebih tinggi, Parman bertekad kuat dalam dirinya. Aku harus bisa jadi Guru! Guru harus sekolah dulu, dan aku yakin aku pasti Bisa!!! Diisaat teman-teman di desanya dalam usia muda sudah dijodohkan dan segera dinikahkan, Giman berkeinginan untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya dulu. Beruntung, kedua orangtuanya mendukung keinginan putri tercintanya. Bahkan, memberikan apresiasi setinggi-tingginya pada prestasi dan kemauan kuat putrinya. Haiaah…

***

Parman dan Giman sama dengan anak-anak yang lainnya. Yang membedakan, adalah jalan hidup keduanya. Karena tiap manusia sudah dipilihkan jalan yang terbaik oleh Allah Swt. Karena Allah Maha Adil, Dia selalu berikan yang terbaik buat hamba-hambanya. Kadang, mungkin kita mersa sedih, terluka, kecewa, dan merasa hidup ini tidak adil bagi kita. Lantas, kita protes pada Allah. Kita mengeluh, kita bersedih, kita menyesal manjadi seperti ini. Namun yakinlah sahabatku, jauh di atas sana, Allah sedang merajut benang-benang kehidupan buat kita, benang-benang kebahagiaan. Semua telah diatur oleh-Nya. Hidup, mati, Nasib, Jodoh, Umur. Tak perlu khawatir, semua sudah diatur oleh-Nya. Karena kuasa-Nya. Allah selalu memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Jadi, selalulah berprasangka baik pada setiap hal yang telah ditetapkan oleh-Nya. Bukankah Prasangka Allah tergantung prasangka hamba-hamba-Nya? Jadi, jangan sedih lagi yaaa… ^^. Bersyukurlah pada tiap apa-apa yang kita punya saat ini. Tubuh sempurna yang lengkap tak cacat sedikitpun, udara gratis yang selau bisa kita hirup kapanpun kita mau. Orangtua yang selalu mengasihi kita, orang-orang dan teman2 yang selalu temani perjalanan hidup kita. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan??

NB : Apabila ada kesamaan cerita, nama tokoh, kejadian dalam cerita ini, mohon maaf dan ini merupakan hal yang memang disengaja ^^. Buat adek2 n temen2 ROHIS SMANSA, keep spirit!!! Allah selalu bersama kita!!! Tunggu cerita2 lainnya, tapi bayar!!! Hehehe ^.^

Komentar