....

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (Q.S Ali Imran: 185)
***
Dhuh Simbah, Ibu, saha Bapak
Monggo kersa anglampahi sholat
Kangge sangu mbenjing wonten akhirat
Awit mbenjing badhe tanggung jawab
Ditakeni malaikat
Mbenjing yen sampun dumugi akhirat
Gek sinten ta malaikat menika
Utusane Allah kang Kuasa
Ageng Inggil Gagah lan prakoso
Munkar nakir, menika asmane
Sarta nggetak marang sira
Saha pitaken, sinten pengeran nira.
Artinya :
Aduh Nenek, Ibu, dan Bapak
Ayolah menjalankan sholat
Untuk bekal besok di Akhirat
Karena besok akan tanggung jawab
Ditanyai Malaikat
Besok jika telah ada di Akhirat
Dan siapa Malaikat itu?
Utusan dari Allah Yang Kuasa
Besar Tinggi, gagah dan perkasa
Munkar Nakir, itulah namanya
Dengan menggetak pada kita
Juga pertanyaan, siapakah Tuhan kita
***
Hmm. Serem juga lagu ini. Lagu yang sering didendangkan di musholla dekat rumahku saat menunggui jamaah yang akan menunaikan sholat Maghrib dan Isya’. Lagu ini cukup menarik, sehingga kuputuskan untuk menuliskannya di sini. Pesan yang terkandung begitu sarat dengan makna, jika kita menghayatinya, gemetarlah seketika.
***
Kullu nafsin daiqatul mauut. Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan yang namanya mati. Hmmm. Hanya Allah yang tahu sampai detik keberapa kita masih diizinkan bernafas, karena ajal kita, hanya di yang tahu. Yang jelas, kita semua akan mati. Meninggalkan dunia yang fana ini.
Haduuh. Keder juga ngomongin tentang kematian. Nanti, pas kita mati, nggak bakal ada harta yang bisa kita bawa. Nggak ada sanak kadang yang mau nemenin kita di alam kubur. Yang kita bawa cuma tiga: Shadaqah jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan doa anak sholeh yang selalu mendoakan kedua orangtuanya. Jadi, buat apa bersombong diri dan pamer harta selama di dunia? Toh, nanti juga nggak bakal dibawa?
Semua yang ada bakal mati. Semuanya sirna. Karena dunia ini hanyalah fana, dunia ini hanyalah sementara. Ibarat peribahasa jawa, Urip ing donya mung mampir ngombe. Hidup di dunia ini ibaratnya cuma mampir untuk minum. Karena cuma buat mampir minum, kita harus minum yang banyak. Ngombe sing akeh. Maksud dari minum di sini adalah bekal-bekal dan persiapan untuk menghadapi hari akhir nanti di akhirat, untuk membawa perlengkapan amal dan ibadah, sehingga ketika malaikat Munkar dan Nakir menanyai, kita bisa menjawab.
Apalagi membayangkan proses sakaratul maut yang katanya, sakitnya luar biasa (siapa yang udah pernah coba?) ya Allah, aku takut… bagaimana seandainya kita belum siap namun malikat Izrail sudah di depan mata? Ya Allah… aku benar-benar takut. Tambahkan dalam hati ini rasa keimanan dan ketaqwaan ya Allah. Semoga kami termasuk golongan orang-orang mukmin yang kelak menghuni surga. Aamin…

Komentar