My CerPen-- ThE TruE FRiENd

“Ayo lari Dhil!!!”
“Ana sudah tidak kuat, Anta duluan aja…”
“Nggak!!! Pokoknya Ana harus selalu disamping Anta, begitupun sebaliknya. Kita cuma sedikit. Kita harus bersatu.”
“Tapi kaki Ana sakit, perih.. Ana lapar, Ana lemas, Ana pengen pingsan rasanya....


ooooo

Aku tertegun sejenak. Ya… keadaan memang telah berubah. Sangat drastis bahkan. Selain kami, ada ribuan bahkan jutaan anak kecil lain yang menempuh jalan-jalan sulit seperti ini. Kehilangan Bapak, Ibu, dan sanak yang dicintai. Rumah, Sekolah, semuanya luluh lantak. Rata bagai tertelan api.

Masa-masa sulit seperti ini tentu harus disikapi dengan jiwa yang lapang. Jangan sampai keadaan sulit ini membuat jiwa kosong, hati rapuh, angan lenyap, dan semangat patah. Justru ditengah-tengah krisis yang melanda dahsyat ini haruslah disikapi dengan jiwa penuh semangat, akhlak santun nan terpuji, untuk menggapai ridho Illahi. Ini adalah ladang dakwah. Tempat untuk berjuang dan berjihad. Ini adalah sesuatu yang membuat hati tergerak untuk bertindak, bukan sekedar meratap dan menangis. Ya. Pasti.

ooooo

“Fadhil!!! Anta tidak boleh menyerah!! Anta harus semangat. Ingat Dhil, Intanshurullah yan shurkum. Tolonglah agama Allah, maka Allah akan menolongmu. Ini adalah awal perjalanan kita.”
“Anta kehilangan Ayah, Bunda, adik, dan kakak. Semuanya telah kembali pada-Nya, Akh. Ana sendiri. Ana tidak bisa berbuat apa-apa. Ana merasa tak berbakti. Ana merasa tak berguna. Yang Ana punya tinggal Anta sama Vhekka.. Anta tak sedih? Anta bingung? Anta tidak kasihan sama Ana?”
“Akhi Fadhil!! Jangan begitu. Jangan menyerah. Lantas, dimana Vhekka?”
“Itu masalahnya. Vhekka sedang berjuang mengungsikan anak-anak yang masih kecil. Dia berjuang untuk selamatkan nyawa. Dia bersediaberkorban untuk siapa saja, asalkan itu mampu ringankan beban saudara. Sedang apa Ana ini? Membawa tubuh menuju barak saja susah…”
“Astaghfirullah Fadhil!! Istighfar! Jangan sampai perkara ini menjadikan kita lemah., jadikan kita lupa. Ingat Akh.. Allah selalu bersama kita. Allah, Dzat Yang Maha Agung akan beri pertolongan pada kita.
“Akh..terimakasih atas sarannya. Ayo berjuang. Rasa-rasanya semangatku telah ter-charge kini. Inilah guna sahabat. Ia ada saat kita dalam suka maupun duka. Thanks Allah for giving me a true friend like him. I’m so happy always beside him, study and learn the meaning of this life. Thanks for all, Allah..”

ooooo

Namun hambatan terjadi lagi. Fadhil terjatuh.

“Dari itu, kita harus berjuang penuh pengorbanan, Akh.. Ayo bangkit.”
“Yang aku tanyakan, Mengapa semua ini harus terjadi? Kenapa pada negeri kita? Bangsa kita? Agama kita? Bukan dengan yang lainnya?”
“Karena kita…”
“Karena apa? Apa??! Anta mau bilang karena apa?”
“Itu..”
“Itu? Tak jelas Anta berkata. Gampangkah untuk diucap begitu saja?”
“Istighfar akh!! Sesungguhnya penglihatan. Pendengaran, dan hati kelak akan dimintai pertanggungjawabannya. Allah selalu mengawasi kita, Akh… Ingat!”

ooooo

Fadhil tertunduk lemas. Ambruk lagi. Tak lama setelah itu, Dia bangkit, mengembungkan pipi, berlutut, dan bersujud. Air mata yang panas melintasi pelipisnya yang hitam legam. Dahinya berkilauan terkena sengat matahari. Lalu ia bangkit, mengepalkan tangan, tubuh tegak, dan berteriak.
“Allahu Akbar!!”
“Allahu Akbar!!”
“Akhi benar. Kita tak boleh menangis. Kita tak boleh meratap, kita harus bersemangat demi kebenaran. Kebenaran yang hakiki dalam jiwa. Allahu Akbar!!”
“Allahu akbar!! Anta benar, ayo bersemangat menuju barak Vhekka. Tempat berjuang. Ayo!!”

ooooo

Fadhil menarik tanganku. Dengan semangat, Ia langkahkan kaki mantap. Menarikku dengan senyum mengembang. Inilah sahabatku. The True Friend. Inilah Fadhil yang kukenal. Fadhil yang penuh semangat. Fadhil yang bercahaya, yang mampu menenangkanku dan beri kobaran api semangat yang menyala-nyala.

Sampai di Barak, Vhekka menyambut kami dengan penuh syukur. Aura kebijaksanaanya segera menghangatkan suasana. Kulangkahkan kaki menuju tempat Tim Medis bekerja. Kulihat dengan seksama, puluhan anak balita terluka! Ada luka di kepala, dada, dan lutut. Aku terhenyak. Sedih. Tiba-tiba salah seorang partner Vhekka, relawan dari daerah berlari-lari sambil mengacungkan tangan.
“Serangan!! Mereka datang! Berlindung!! Ayo selamatkan anak-anak!!”
Barak menjadi gaduh. Vhekka bertindak dan Fadhil mengikutinya. Tiga detik kemudian kulihat dengan jelas, sebuah peluru meluncur kearah Vhekka. Fadhil menyadarinya dan langsung mendorong Vhekka. Dan… Inalillah. Fadhil jatuh, ambruk. Di penghujung nafas terakhirnya, Fadhil mengenggam tanganku dan Vhekka. Secuil senyum mengembang di wajahnya,
“Terus berjuang, Akhi-Akhi..Teruskan perjuangan saudaraku. Asyhadu’alla ila ha illallah. Wa asyhadu anna muhammadarasullullah…”
Dan Fadhilpun menghembuskan nafas terakhirnya..
“Inalillahi wa ina ilaihi rajiuun…”
Belum sempat aku mengusap air mataku, Vhekka ambruk menimpaku. Kulihat bahunya robek oleh timah panas. Aku ternganga tak percaya. Ini mimpi, kan?

ooooo

Aku terhenyak. Tersentak. Ini bukan mainan. Ini nyawa. Ini nyata. Ini bukan fatamorgana, bukan pula aurora. Ini Nyata. Tes.. kuraba dahiku yang basah, kejatuhan sesuatu dari atas. Cair. Kental. Ya, darah lagi. Astaghfirullah… kugoncangkan tubuh kawanku yang lemas. Berharap pertolongan Allah akan datang untuk membangunkannya.
“Ka..bangun..Ayo bangun!!”
Kuusap peluhku. Tak ada respon. Sementara itu dentuman keras meledak-ledak terus saja berlangsung. Akun hamper menyerah. Lemas rasanya. Rasa-rasanya harapanku telah sirna. Luluh lantak ditelan bom. Digilas oleh tank. Dijajah oleh mesiu. Aku menangis….menangis…

ooooo

Kubuka mataku perlahan-lahan. Haus yang teramat sangat aku rasakan benar. Kulirik Vhekka masih tergolek lesu. Aku berusaha untuk meraih daun yang tergolek tak jauh dariku. Alhamdulillah…ada pengganjal perut. Rasanya pundakku ditepuk seseorang. Masya Allah…. Vhekka bangun. Vhekka sadar. Aku peluk saudara seimanku itu.
“Alhamdulillah Ka… Anta sudah bangun”
“Ana merasakan daya kekuatan yang sangat kuat. Lemas itu sirna Akh.. Subhanallah.. Anta begitu setia menemani Ana di sini. Ana bersyukur punya saudara sebaik Anta. Ana bahagia…”
“Ana juga bersyukur telah mengenalmu, Akh.. Perjalanan masih panjang. Kita harus berjuang untuk tegakkan kalimat Allah.”
Tiba-tiba dari atas sana terdengar suara senjata yang membombardir. Kulihat benda besar dalam hitungan detik menghantam kami. Kutarik Vhekka kuat-kuat. Aku berusaha untuk menyeret diriku sendiri pula. Dan..letusan itu terjadi. Kulihat segalanya gelap. Berat. Mataku berkunang-kunang tanpa angan. Gelap.

ooooo

A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive
They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up
In the smoky haze..

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques
And our homes and our schools
But our spirit wii never dia
We will not go down
In Gaza tonight

“Akh..Bangun akh..”
Sayup-sayup kudengar suara halus menepuk pundakku. Mataku yang berat kupaksakan untuk bukakan sedikit celah, untuk sekedar menyapa atau tersenyum atau mengedip pada orang yang menepuk pundakku.
“Akh..bangun Akh..”
Suara itu terdengar lagi. Terbayang wajah Fadhil dan Vhekka bergantian. Semuanya berlumuran darah, namun mereka nampak tersenyum bahagia. Ya, bahagia sekali. Kubuka mataku. Seorang tim Media tersenyum dan menjabat tanganku. Aku selamat. Ku ucap syukur pada Allah. Syukur yang teramat sangat.
ooooo

Fadhil dan Vhekka boleh saja pergi. Pergi untuk kembali ke Hadirat Illahi. Namun semangat mereka tak boleh pergi. Akan datang, akan lahir di bumi ini Fadhil-Fadhil dan Vhekka-Vhekka yang baru. Yang beriman dan bersemangat dalam berjihad. Mati satu tumbuh seribu. Ya, aku harus optimis. Akan terus mengalir jutaan pemuda yang bersemangat. Yang berjiwa besar. Yang akan selamatkan dan kembalikan keadaan. Ya, harapan itu akan terus ada. Terus mengalir bagaikan angin, menyejukkan hati bagaikan embun. Ya, aku yakin. Allah…berikan restu dan ridho-Mu kepada kami, untuk selau berjalan dan berpegang teguh pada agama-Mu. Ya. Aku yakin itu. Pasti.

(Edogawa_rzq)

Komentar

Posting Komentar

Bismillah..
Sahabat, mohon komentarnya ya..
-demi perbaikan ke depan-