Kamu. Iya, Kamu.


Kamu,
Iya kamu.

Hiduplah kamu kaya Wifi; yang sinyalnya luas dan kebaikannya bisa dirasakan oleh siapapun.

Kamu,
Iya kamu.

Jadilah kamu orang yang tulus, karena apa yang kamu beri; nggak akan bakalan membuat kamu jadi kurang.
Kalau itu harta, nanti bisa dicari dan nambah
Kalau itu itu ilmu, nanti kamu malah tambah inget
Kalau itu tenaga, nanti kamu jadi makin kuat dan bersemangat

Kamu,
Iya kamu.

Kamu mungkin nggak bisa ngerasain timbal-balik ato kongkrit balik dari semua kebaikan yang kamu lakukan; kesabaran, senyum, kerja, dan keteguhan.
Kamu nggak perlu cuma ngarepin sebuah pengakuan.


karena nanti,
Iya nanti, kamu bakal metik manis yang luar biasa atas apa-apa yang udah kamu lakukan.

Kamu,
Iya kamu.

Aku pingin tegasin satu lagi ke kamu: kamu nggak perlu ragu dan takut takut lagi kalau mau ngelakuin kebaikan.

kalo kamu masih aja takut, aku gak akan segan tereak ke kamu: Whoi! di luar sana banyak yang ngelakuin kejahatan dan mereka enjoy-enjoy aja melakukannya dan menampakkannya di depan publik, pasang banner gede tentang kejahatan-kemaksiatan yang mereka tawarkan. Dan whoi, yang kamu perjuangkan apa? Kebaikan, kan? Kebaikan yang jelas-jelas balasannya surga, kenapa kamu masih ndelik -sembunyi- dalam mengabarkannya? Jangan takut!

Kamu,
Iya kamu.

Sesungguhnua kebaikan yang kamu lakukan itu untukmu sendiri juga.

Kamu,
Iya kamu.

Aku nggak pernah minta kamu jadi lilin, yang dia bermanfaat bagi sekitarnya tapi dirinya sendiri hancur lebur bersama kebaikannya. Walopun terkadang dalam berbagai kasus kita milih jadi lilin.

Aku cuma minta kamu jadi matahari. Iya, matahari. Dia menyinari bumi, tapi dia ngga pernah kehabisan cahaya untuk dirinya sendiri; kecuali batas yang telah ditentukan Rabb-nya nanti.

Kamu,
Iya kamu.

Hei, aku lagi ngomong sama kamu.
Kamu mendengarnya?

Kamu,
Iya kamu.

Komentar

Posting Komentar

Bismillah..
Sahabat, mohon komentarnya ya..
-demi perbaikan ke depan-