Bismillaah…

Kulantunkan syukur
pada Sang Maha Pemberi Hidup atas segala yang telah diberikannya, termasuk di
pengalaman-pengalaman yang berkesan. Termasuk pengalaman sore menjelang malam
hari ini ^^
Sebenarnya ini cerita biasa. Sangat
biasa bahkan. Mungkin kamu, juga pernah mengalaminya. Karena menurutku ini
pengalaman yang manis, maka akan kucoba mendokumentasikannya :’)
Ehm, jadi ceritanya begini. Sore
tadi, aku bersama 2 biji teman kosku melakukan perjalanan ke timur. Kemana coba?
TEPAT! Yak. Book fair -_- Karena lumayan dekat, sembari JJS (Jalan-Jalan Sore),
kami jalan aja ke lokasi yang tepatnya di GOR UNY. Murti dan II’ memakai sandal
baletnya yang dibeli di sunmor seharga ****sensor***, sementara aku mengenakan sandal
kesayanganku. Uyeah, sandal gunung cantik. Sebenernya bukan sandal gunung sih,
tapi dia sering tak pake ke gunung ato agenda-agenda berat, makanya tak namai sandal
gunung cantik :v
Sesampainya di GOR, ngelirik
sana-ngelirik sini sambil gadhul bashar (gimana tuh ceritanya -_- ), kami
keliling melihat-lihat buku-buku. Uwaa.. kumat deh penyakit #pinginBeli dan
#pinginPunya-nya. Sebenernya bukan penyakit, tapi beda cerita kalo ngga ada
anggaran buat itu, ^^ di depan rupanya sudah ada kajian, dan ternyata kajian
pranikah -_- dan dilokasi itu, bertemu dengan teman-teman fakultas, sebut saja
mbak Ninung, Mbak Fatin, Mbak Asih, Mbak Saadah, Ani, Mbak Azi, dan Nibras.
Hyaa! Ketahuan! :D
Karena kami datengnya telat,
jadilah di GOR Cuma sebentar. Awalnya, ngelirik-lirik Fiqh Wanita berbagai
versi. Heumm… harga masih tinggi, hihi.. setelah menemani murti beli Prophetic
Learning-nya Pak Budi, kuseret dia kembali melihat-lihat buku fiqh. Setelah berdialog
dengan hatiku, kuputuskan, hari ini nggak beli-beli dulu, besok deh insyaAllah
kalau harga udah turun, (walopun Cuma berbilang seribu dua ribu -_- ). Next,
karena adzan sudah berkumandang dan kebetulan akhwat2 cilik ini pada melakukan
ritual tiap hari senin, sontak kami tereak
ketika melihat ada gerobak ijo di depan gor..
“ES
OYEEENNNN!!!”
Dan jadilah
kami jajan es oyen dulu, dan karena lapar melanda, jadilah si nasibakar menjadi
pilihan juga. Usai makan, kami berlarian menuju rumah cinta, sebaik-baik tempat
yang selalu sejuk saat matahari garang ataupun hujan dan angin topan
berkunjung. Yak, tepat! Masmuja. (yang kata anak-anak Mahaska, masmudin -_-
*anti-mainstream). Setelah wudhu, naiklah kami ke atas dan sholat maghrib.
Tampak anak-anak Al-Huda yang lagi MATAN baru aja selesai sholat, sebut saja
Reza, Ana, Nana , dkk. Bakda sholat, ternyata mbak Azi dan nibi sudah nangkring
dibelakang. Jadilah aku dan martini menghampiri, ngebrel kesana kemari (biasa
ibu2) sambil nunggu Isya tiba. Isya tiba, sholatlah kami, lalu turun untuk
memenuhi hak tubuh: Pulang!
***
Sodara-sodara,
cerita diatas hanyalah intro, karena cerita aslinya ada disini -_-
Saat mau
pulang, masih dengan kondisi guyon bareng mbak Azi, Nibi, dan Murti, tiba-tiba
senyumku memudar (*eaaa -_- alay). Tebak coba.. sandal gunung cantikku gak ada!
Fiuuuuh.. aku langsung terduduk di tangga masmuja.. (*versi alay lagi). Dan yang
heboh mereka bertiga,
“Hah, kok
Bisya??”
“Padahal di atas tinggal dua akhwat, dan ini
banyak sandal.. tapi sendalmu gak ada?”
“Pinjem salah
satu si.. gapapa.”
“Oh.. pakek sandal
ijo yang di kamar mandi aja.. bawa pulang, bersihin di rumah, balikin lagi..”
Setelah berunding
dengan hati, akhirnya kuputuskan untuk tak menerima satupun saran, dan
mengambil pilihan sendiri: BELI SENDAL JEPIT DI KOPMA! Kupinjam sandal martini,
langsung lari wusss menuju kopma yang jaraknya hanya beberapa jengkal dari
masmuja.
Celingak
celinguk, hanya ada swallow dan jepit2 lain yang macho. Akhirnya pilihan jatuh
pada jepit macho warna hitam (gambarnya tengkorak, men -_- ). Kembalilah aku ke
masmuja. Setelah ketawa ketiwi lagi, akhirnya kami berempat say goodbye untuk
pulang ke peraduan masing-masing. (keburu diusir takmir, hihi..)
***
Jadi sodara-sodara,
hikmah yang bisa diambil dari pengalaman manis hari ini adalah…
IKHLAS
.
Ikhlaskan
sajaa… sandal gunung cantikmu.. pada yang mengambilnya..
Tapi betewe,
nggak papa ding. Itung2, sebagai tanda ukhuwah sama yang ngambil. Jangan2 yang
ngambil ngefans saya kali yaa -_- *gubrak.
Yah, siapapun yang ngambil ato
nggak sengaja ngambil sandal gunung cantik saya: Nggak apa-apa. Bawa aja.. tapi
hati-hati makenya… usianya udah 2 tahun apa ya. Dan, seminggu yang lalu aku
jatuh terjerembab dua kali dengan sandal itu. Yang pertama, di jalanan MIPA pas
bersih2 haska (aku jatohnya nggak anggun banget -_- ) dan yang kedua di tangga
kost beberapa hari yang lalu. Mungkin ini cara Allah biar aku mensiunin si sandal
yang ternyata secantik apapun kalo dipakek terus ya bakalan aus.. (elu anak
pisika bukan si?? ._.). ya, itu point dua, setelah point satu adalah ikhlas.
Poin 3, ini adalah teguran
bagiku yang sering makek itu sandal gunung cantik ke kuliahan, padahal
jelas-jelas kalok di kampus, rapihnya pakai sepatu.. dan aku ngeyel dengan
dalih “Sebelum janur kuning melengkung! *ehh, maksudnya sebelum dosen menegur,
kupertahankan si sandal gunung!). yaa.. beberapa teman sudah mengingatkan..
“Beli sepatu
si.. di sunmor 10ribu doang..”
Hihi. Baiklah.
Selalu ada hikmah dibalik kejadian. InsyaAllah besok kalok kuliah saya pakek
sepatu baru *ayei (hikmah ke-empat) :D Rhyme in Peace, yak sandal gunung
cantikku… Bata seharga 44ribu (halah -_- ) jika kita jodoh, pasti kita bertemu…
*ehh
Buat yang
ngga sengaja ngambil: semoga bermanfaat, titip yak!
Markas
Inspirasi, 30 Januari 2013
21.26
wib
rizki - cahn (masih) imut
Komentar
Posting Komentar
Bismillah..
Sahabat, mohon komentarnya ya..
-demi perbaikan ke depan-